Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Politics

Tausiyah Politik Tentang Kisah Lukmanul Hakim

KUNINGAN (MASS) – Dalam acara deklarasi dukungan 11 Ormas-LSM di Santana Resto Rabu (3/1/2018), seorang praktisi politik sekaligus ulama menyampaikan tausiyah politik. Ialah H Dadang Hermawan MSi, pria berlatarbelakang aktivis sekaligus ustad yang kini menjabat ketua DPC PBB Kuningan.

Dadang Awang (sapaan akrabnya) tidak bertele-tele saat berdiri di hadapan puluhan aktivis Ormas-LSM, Bupati H Acep Purnama dan H Aang Hamid Suganda. Ia langsung masuk pada materi dengan menceritakan kisah seorang cendikiawan soleh bernama Lukmanul Hakim.

“Lukmanul Hakim bukan keluarga nabi. Bukan pula sahabat nabi. Tapi terukir namanya karena kesolehan dan kecendikiawanannya,” kata Dadang dalam penuturan awal.

Lumanul Hakim ini dikisahkan saat seorang raja yang berkuasa pada waktu itu memberi perintah kepadanya. “Wahai Lukmanul Hakim, ini saya kasih uang. Belikan sapi gemuk dan bagikan kepada umat yang menurut kamu layak untuk menerimanya,” tutur Dadang menceritakan titah seorang raja.

Bukan hanya menyuruh Lukmanul Hakim membeli sapi dan membagikannya, sang raja pun meminta agar diberi potongan daging yang menurut Lukmanul Hakim paling tidak enak.

“Siap baginda, raja, khalifah. Kata Lukmanul Hakim. Lalu dijalankanlah tugas itu oleh Lukmanul Hakim. Satu hal yang bisa teladani antara umaro dan ulama bersinergis. Dan ulama tidak membuat proposal,” ungkap Dadang.

Potongan daging yang diberikan kepada sang raja oleh Lukmanul Hakim yaitu lidah. Menurut Lukmanul Hakim daging lidah merupakan daging yang paling tidak enak sesuai permintaan raja.

Keesokan harinya, raja mencoba mengecek tugas yang telah dijalankan oleh Lukmanul Hakim. Mulai sapi gemuk hingga si penerima potongan daging, memang terbukti layak. Sang raja mengapresiasi sifat amanah yang dimiliki Lukmanul Hakim.

“Sang raja kemudian memberi tugas lagi kepada Lukmanul Hakim. Ia memberi uang untuk dibelikan sapi gemuk dan membagikannya kepada umat yang layak. Sama seperti tugas awal. Bedanya, ia meminta potongan daging yang paling enak menurut Lukmanul Hakim,” tutur Dadang.

Lalu dijalankan kembali tugas Raja oleh Lukmanul Hakim. Tapi ternyata, potongan daging yang diberikan kepada Raja tetap sama yaitu lidah. Karena penasaran, Sang Raja bertanya kenapa ia diberi lidah lagi. Padahal di awal itu termasuk daging yang paling tidak enak.

“Lukmanul Hakim menjawab begini. Ributnya alam dunia akibat lidah. Terlalu banyak orang bicara. Jadi kepada yang hadir di sini, sekiranya tidak penting jangan banyak bicara sesuatu yang tidak bermanfaat,” pesan Dadang yang langsung menutup tausiyah politiknya. (deden)

 

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement