KUNINGAN (MASS) – Menikmati libur lebaran dengan berkunjung ke destinasi wisata favorit sudah menjadi bagian yang tak terelakkan. Bagaimana tidak? Libur lebaran rasa-rasanya menjadi waktu yang pas untuk berkumpul dan berlibur bersama sanak saudara.
Bagi sebagian besar masyarakat, pergi ke tempat wisata bersama keluarga menjadi pilihan terbaik untuk memanfaatkan momen libur lebaran. Namun, di tengah euforia perayaan tersebut, seringkali kita dihadapkan dengan tantangan kemacetan lalu lintas akibat padatnya pengunjung di tiap-tiap destinasi wisata.
Menelusuri Kemacetan Lalu Lintas di Sekitar Arunika Eatery
Tak terlihat seperti biasanya, di momen libur lebaran, jalan raya terlihat seakan tak sanggup menampung volume kendaraan yang melebihi kapasitasnya. Aparat keamanan tersebar di tiap-tiap titik koordinat yang menjadi pusat kemacetan. Mereka berupaya keras untuk menjaga keamanan dan mengatur lalu lintas agar tetap tertib, meski seringkali upaya tersebut menjadi sia-sia akibat perilaku pengunjung yang tidak disiplin.
Pada masa libur lebaran 2024, di Kabupaten Kuningan, tepatnya di Jalan Cigugur-Palutungan, fenomena kemacetan lalu lintas akibat kepadatan pengunjung ini ditemukan di salah satu wisata kuliner favorit Kabupaten Kuningan yaitu Arunika Eatery.
Sebuah restoran unik bernuansa Jepang yang dibalut dengan panorama alam Gunung Ciremai.
Sempat menjadi viral di media sosial, restoran unik dengan konsep Jejepangan ini terus menjadi incaran wisatawan baik lokal maupun non-lokal (luar kota). Di momen libur lebaran, Arunika Eatery mengalami lonjakan mencapai 12.000 ribu pengunjung. Hal ini disampaikan langsung oleh Hasbi Head Waitress Arunika, “Di hari lebaran ke-2 pengunjung Arunika mencapai 4.000 ribu. Sedangkan di Joglo Arunika di atas sana itu 8.000 ribu pengunjung. Total kurang lebih ya 12.000 pengunjung” ujar Hasbi.
Lokasi restoran ini tepat berada di Jalan Cigugur-Palutungan, Kecamatan Cisantana, Kabupaten Kuningan. Jika dari pusat Kota Kuningan, lokasi ini dapat ditempuh dengan jarak kurang lebih sejauh 7,5 Km.
Akses menuju lokasi tersebut tidak begitu rumit, namun lintasannya memang berbelok-belok dan menanjak. Luas lebar jalannya pun tidak sebesar jalan raya di pusat kota. Jadi cukup menghambat lalu lintas bila terjadi lonjakan volume kendaraan yang melintas.
Terlebih ini musim libur lebaran, dan lokasi Arunika sendiri berada pada wilayah yang dipadati oleh destinasi wisata favorit Kabupaten Kuningan. Sehingga wilayah tersebut ramai dilintasi kendaraan pengunjung.
Sigit selaku Kasat Lantas Polres Kuningan juga menjelaskan, “Terkait destinasi wisata Kabupaten Kuningan, jadi, memang mengalami peningkatan setelah lebaran. Khususnya di tempat-tempat wisata, tidak hanya di Arunika saja. Di seluruh Palutungan, hamparan Palutungan memang sedang ramai pengunjung, ”.
Di tengah kemacetan tersebut, tentunya pihak kepolisian, khususnya Satlantas Polres Kuningan, melakukan berbagai upaya untuk memastikan keamanan lalu lintas agar tetap terjaga. “Tentunya adanya keramaian tersebut, kami dari jajaran Polres, khususnya Satlantas melakukan cara bertindak rekayasa arus lalu lintas. Baik itu pengalihan arus maupun pengaturan,” tegas Sigit, Satlantas Polres Kuningan.
Pengalaman Unik Pengunjung Arunika Eatery
Kemacetan lalu lintas yang disebabkan berbagai faktor ini bukan satu-satunya tantangan di libur lebaran. Lebih dari ini, setelah menghadapi kemacetan, pengunjung masih harus bersikeras untuk menghadapi antrian panjang yang membludak di destinasi wisata kunjungannya.
Apalagi ketika sudah jauh-jauh datang ternyata destinasi wisatanya tutup lebih cepat dari jam operasionalnya, duh repot deh, udah cape-capek dan jauh, ternyata zonk. Ya, begitulah kira-kira dinamika tantangan wisatawan jika ingin berkunjung ke suatu tempat, apalagi berkunjungnya di waktu yang juga banyak dipilih oleh masyarakat luas, seperti momen libur lebaran gini.
Tetapi berbeda dengan pengalaman salah satu wisatawan lokal yang berkunjung ke Arunika ini. Padatnya area parkir tak menggoyahkan niatnya yang bersikukuh untuk berkunjung. Pratama 21 tahun, ia mengaku rela menaruh kendaraannya di luar area restoran ini agar tetap bisa masuk dan berkunjung ke dalamnya.
“Saya sengaja liburan kesini, main bareng temen. Tadi pas kesini gak diarahin buat masuk ke jalur parkir, soalnya udah penuh. Jadi yaudah we ngide aja taro motor di warkop atas terus jalan kesini.”
Ia juga mengaku tidak menyesal meskipun harus menunggu giliran untuk bisa menyantap makanan, “Sebenernya nggak nyesel sih walaupun harus parkir jauh terus nunggu antrian lama. Karena nggak bosen juga nunggunya, bisa sambil cari spot foto terus main ke mini zoo nya. Pokoknya recommended tempatnya untuk liburan, apalagi kalo mau cari spot foto yang cocok di post di instagram.” Tegas Pratama.
Daya Tarik Arunika Eatery
Sejak mulai beroperasinya di tahun 2022. Arunika Eatery tampaknya berhasil menarik perhatian masyarakat, khususnya kaula muda yang ingin nongkrong menyantap hidangan lezat seraya menikmati suasana alam yang mampu menyejukkan mata dan pikiran manusia.
Tak heran sih, jika wisata kuliner ini menjadi wisata pilihan masyarakat saat momen libur lebaran gini. Pasalnya Arunika memiliki daya tarik yang beragam.
Tak sekadar memanjakan lidah wisatawan dengan sajian masakan-masakannya, lebih dari itu, Arunika Eatery berhasil membangun restoran yang kaya akan spot foto.
Tata letak dan desain bangunan yang diciptakan dengan konsep bangunan tradisional Jepang, menjadikan restoran ini terlihat fotogenik di setiap sudutnya. Apalagi posisi bangunan Arunika sendiri terletak di ketinggian 1100 mdpl yang dikelilingi oleh gunung, bukit, lembah juga berbagai pepohonan, sehingga mampu menyuguhkan estetika alam yang indah nan romantis untuk aktivitas fotografi.
Konsep Jejepangan dalam restoran ini tak hanya dikuatkan dari bentuk bangunannya saja, mulai dari interior, eksterior, hingga konsep pakaian yang digunakan oleh Waitress di sana sangat mendukung konsep Jejepangan tersebut. Bahkan Arunika juga menyajikan hidangan khas Negeri Sakura itu, seperti Ramen Shoyu, Wakame Soup, Omurice dan Kakiage.
Kemudian seperti yang disinggung oleh Pratama sebelumnya. Arunika juga memiliki Mini Zoo yang terletak di dekat area tempat makan outdoor. Hanya dengan membayar tiket 15 ribu, pengunjung sudah mendapatkan makanan gratis hewan dan bisa menikmati kawasan Satoland sepuasnya.
Di sisi lain, Arunika juga berusaha memberikan layanan terbaik untuk pengunjung lewat fasilitas-fasilitas yang tersedia. Mulai dari menyediakan area parkir yang luas, toilet yang bersih dan nyaman, juga tempat ibadah Mushola. Arunika juga menyediakan fasilitas untuk area tempat makan outdoor seperti saung dan gazebo, tempat duduk lesehan (bean bag), ayunan dan hiasan lampu-lampu temaram.
Mempertahankan Pelayanan Terbaik di Tengah Melonjaknya Kepadatan Pengunjung
Namun, di sisi lain lagi, fenomena kepadatan pengunjung kadangkala membuat pekerja di sana merasa kewalahan. Sebab mereka perlu bekerja ekstra dari hari-hari biasanya. Terlebih permasalahan di restoran tak sekadar protes soal makanan.
Rasa kewalahan tersebut seringkali membuat restoran tak mampu mempertahankan layanan terbaiknya, tetapi Arunika tetap berupaya menjaga dan mengantisipasi segala kekhawatiran di masa libur lebaran. Banyak kebutuhan yang mereka persiapkan untuk menyambut libur lebaran.
Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan Hasbi Haid Waitress Arunika. “Pastinya banyak yang kita siapkan ya. Mulai dari barang, inventori, kami juga menyiapkan tenda transparan untuk sistem waiting list. Terus juga bahan baku kita pastinya menyiapkan lebih banyak.”
“Kemudian untuk situasi seperti ini, misal full table, pengunjung lebih ke bisa masuk, tapi kita menawarkan estimasi waktu untuk memesan makanan. Kalau semisal customer tidak bersedia, paling kami menyarankan untuk datang kembali besok, tetapi jauh lebih pagi.” Lanjut Hasbi.
Sorotan mata kagum tampak hadir di setiap mata manusia yang berkunjung ke sana. Latar belakang keindahan alam Gunung Ciremai itu sepertinya mampu menyulap perasaan para wisatawan. Seakan langit memberikan cahaya biru yang lebih terang, menghadirkan kenyamanan penglihatan dari suasana apik yang tercipta oleh alam sekitarnya. Sehingga dalam keadaan seperti lautan manusia pun, Arunika berhasil menjadi tempat yang mampu memancarkan antusias para pengunjungnya.
Akankah Arunika menjadi destinasi wisata mu selanjutnya?
Penulis : Ananda Hilma Azizah (Mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad)