KUNINGAN (MASS) – Sebagai mahasiswa, Anissa Nur Syakinah Litiloly nampaknya tak ingin hanya sekedar jadi kupu-kupu alias kuliang pulang kuliah pulang saja. Meski materi jurusannya terbilang perlu banyak konsentrasi, S1 Kebidanan, Litiloly sangat aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat STIKKU Cabang Kuningan. Bahkan saat ini, ia diperjaya menjabat sebagai Ketua Umum HMI Komisariat STIKKU Cabang Kuningan.
Anissa, yang kini berusia 22 tahun dan berasal dari Desa Cimahi, Kecamatan Cimahi, mengungkapkan bahwa perjalanan dalam organisasi HMI telah memberikan banyak pelajaran berharga.
“Hidup adalah pendakian, di ketinggian MDPL, aku belajar bahwa setiap langkah, sekecil apapun, punya arti untuk sampai pada puncak,” ujarnya kala diwawancara kuninganmass.com pada Selasa (16/9/2025).
Sebagai Ketua Umum Komisariat STIKKU, Anissa merasa posisinya bukanlah puncak dari perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar. “Di HMI, aku belajar bahwa pemimpin bukan soal siapa yang paling keras suaranya, tetapi siapa yang paling setia menjaga amanahnya,” jelasnya.
Proses belajar yang dijalani Anissa di HMI tidaklah mudah. Ia mengakui adanya tantangan dan ujian kesabaran selama mengikuti latihan kader dan berbagai kegiatan. “Dari situ aku mulai ikut diskusi, kajian, sampai kegiatan lapangan. Prosesnya jujur tidak mudah, namun aku belajar banyak hal,” ujarnya.
Anissa memilih HMI karena ia menemukan organisasi ini bersifat terbuka dan inklusif. “Di sini tidak penting dari NU, Muhammadiyah, atau organisasi Islam apa pun, selama kita sama-sama Muslim, kita bisa belajar bareng dan berproses bareng,” tuturnya.
HMI memiliki tujuan besar untuk membentuk insan akademis, pencipta, dan pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur. “Prosesnya bukan hanya soal kaderisasi, tetapi bagaimana kita ditempa agar punya cara berpikir kritis, berjiwa sosial, dan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam,” ungkap Anissa.
Anissa percaya bahwa generasi muda memerlukan tempat untuk belajar dan berlatih kepemimpinan. “HMI menyediakan ruang bagi kami untuk tidak hanya teori, tetapi juga praktik kepemimpinan, diskusi, bahkan turun langsung ke masyarakat,” tambahnya.
Dalam setiap langkahnya, Anissa menekankan pentingnya kepedulian dan tindakan. “Jangan biarkan idealisme padam hanya karena godaan kenyamanan. Jadilah generasi yang berani berbeda, yang tidak hanya mengikuti arus, tetapi juga menciptakan arus perubahan,” pungkasnya. (raqib)