KUNINGAN (MASS) – Permasalahan sampah memang tidak sederhana. Produksi sampah, entah itu dari industri sederhana sampai limbah rumah tangga, terus meningkat dari hari ke hari.
Permasalahan itu juga dirasakan di Kabupaten Kuningan. Antara produksi sampah yang terus bertambah, namun pengelolaan sampah yang terbatas, bisa jadi beban berat di kemudian hari.
Kondisi itulah yang juga membuat Desa Taraju Kecamatan Sindangagung memilih untuk mengelola sampahnha sendiri melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Kepala Desa Taraju Waslani, didampingi Kasipel Ahmadi dan Direktur BUMDes Sakum, mengutarakan permasalahan sampah yang dialami pihaknya. Jika ditangani pihak luar, pengelolaan sampah ini cukup membebani desa, bahkan ongkosnya sampai jutaan perbulan.
Karenanya, dengan adanya program pengelolaan sampah ini, ia berharap bisa berjalan dengan baik kedepan. Dan kunci pengolahan sampah ini, kata Kuwu, pemilahan sampah oleh masyarakat sejak dari rumah.
“Kami mengajak masyarakat sadar lingkungan dalam arti bisa memilah sampah, ” ujarnya diamini Direktur BUMDes Sakum, sembari mengatakan, dengan pemilahan sampah sejak dari rumah ini, bisa menekan operasional pengolahan sampah, Rabu (8/10/2025).
![]() |
Tenaga ahli sampah Desa Taraju, Ahmad Sahroni. |
Sementara, tenaga ahli sampah yang digandeng Pemdes Taraju, Ahmad Sahroni, pegiat lingkungan Bank Sampah Induk Kabupaten Kuningan sekaligus anggota eko enzim Kuningan, memaparkan bagaimana konsep pengelolaan sampah Desa Taraju kedepan.
Ia mengatakan, konsep pengelolaan sampah ini dibuat organik dan an organik. Dan karena itu, penting sampah yang sampai ke TPS Taraju ini, sudah dalam keadaan terpisah.
Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi pilah sampah itu kepada masyarakat. Karena memang sampah yang terpilah ini, kata Sahroni, punya nilai ekonomi.
Khusus untuk pengelolaan sampah organik, akan dilakukan dua pemberdayaan, yakni untuk magot (pakan ikan dan unggas), serta pembuatan pupuk.
Magot ini, lanjutnya, nantinya akan disambungkan dengan budidaya ikan yang rencananya akan dilakukan di Setu yang ada di Desa Taraju. Selain itu, akan dimanfaatkan juga untuk pakan unggas.
Kemudian untuk pupuk, juga akan langsung disalurkan kepada pertanian terdekat. Kebetulan, di dekat tempat pengolahan sampah, ada lahan bengkok (desa).
“Pupuk akan dipraktekan. Kebetulan ada sawah bengkok, kita akan gunakan dari hasil pemilihan sampah organik,” jelasnya sembari berharap, konsep ini juga bisa diadaptasi di desa-desa lain di Kabupaten Kuningan, sesuai dengan aspirasi yang sempat disampaikan ke Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Pokja PKK.
Untuk sampah anorganik sendiri, bisa langsung dijual dengan nilai ekonomis tertentu. Harganya berbeda tergantung jenisnya, seperti plastik, karung, kardus hingga botol.
Terpisah, Ulis Taraju Kecamatan Sindangagung, Darmedi, mengajak kepada masyarakat mendukung program pengolahan sampah yang dikelola Bumdes dan Kopdes Taraju.
“Kami mengimbau pada masyarakat Taraju untuk sama-sama mensukseskan program tersebut dengan cara memilah sampah di rumah masing-masing agar resiko mengolah sampah tidak terlalu besar. Yuk sukseskan gerakan pilah sampah dari rumah untuk bumi dan Desa Taraju tercinta,” ajaknya. (eki)
