Connect with us

Hi, what are you looking for?

Education

Tahapan Menyucikan Diri Menurut Al-Ghazali

KUNINGAN (MASS) – Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi’i atau akrab disapa Imam Ghazali menyebutkan bahwa bersuci memiliki  empat tahapan. Prihal itu disampaikan, Dedi Slamet Riyadi yang menjadi penyaji “Ngaji Kitab Ihya ‘Ulumiddin” Edisi Ketiga, yang digelar Al-Ihya Centre Kuningan, Jumat (20/9/2019).

Keempat tahapan bersuci itu diantaranya, bersuci dari hadas dan najis secara lahiriah, bersuci dari segala jenis kejahatan dan dosa kemudian membiasakan akhlak-akhlak terpuji, menyucikan hati dari akhlak yang tercela, dan menyucikan jiwa dari sesuatu selain Allah Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut penyaji, keempat tahap bersuci tersebut harus dilakukan oleh setiap umat islam dalam rangka menyingkap tabir atau penghalang antara manusia dengan Allah Swt. Menurutnya, proses penyucian itu tidak bisa dilakukan salah satu atau sebagiannya saja, melainkan harus secara keseluruhan dari tahap pertama sampai tahap keempat.

“Tidak cukup melakukan tahap pertama atau salah satu tahapan yang lainnya saja. Proses penyucian diri menurut Imam Al Ghazali ini harus semua dan dilakukan terus menerus,” kata penyaji yang akrab disapa Dedi Ahimsa ini.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Menurutnya, Sang Khaliq tidak akan bersemayam di hati manusia, jika manusia tersebut masih memiliki kotoran, baik secara lahiriah maupun batin. Karena itu melalui cara bersuci sebagaimana disebutkan di atas, setiap manusia pada puncaknya diajak supaya terlepas dari segala belenggu dan segala keterikatan selain kepada Allah semata.

“Al-Ghazali mengajak kita untuk mengenal diri sendiri sebagai salah satu cara mengenal Allah. Mengetahui diri sendiri itu salah satunya mengenal keburukan dan kekurangan diri. Setelah mengenal dan mengetahui itu, selanjutnya harus mengevaluasi diri. Karena biasanya kita lebih mengenal kekurangan dan keburukan orang lain daripada keburukan diri sendiri,” tuturnya.

Mengingat empat tahapan yang harus dilakukan kontinyu dari awal sampai akhir kemudian kembali lagi ke awal sehingga tidak mengenal ujung tersebut, dia menegaskan, sebagai umat islam tidak boleh cukup merasa suci hanya karena sudah bersuci secara lahir saja. Masing-masing umat harus berupaya secara terus menerus supaya bisa melakukan penyucian diri secara menyeluruh, baik lahir maupun bathin.

“Memang sangat sulit untuk bersuci sampai tahap empat ini. Tantangan dan cobaannya masih sangat berat. Kita belum bisa lepas dari ketergantungan kepada jabatan, kehormatan, uang, dan hal-hal lain selain Allah swt,” tegasnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Sementara, Ketua DKM Masjid Al-Ihya Centre Unisa, yang sekaligus Direktur Al-Ihya Centre Kuningan, Sopandi menerangkan, ngaji Kitab Ihya ‘Ulumiddin dilakukan dalam rangka menghidupkan semangat yang dipesankan dalam kitab tersebut.

Menurutnya, semangat menghidupkan ilmu-ilmu agama (Ihya ‘Ulumiddin) saat ini nampak seolah berkurang atau jauh tertinggal oleh sebagian umat lebih fokus pada perdebatan ilmu-ilmu agama atau beragama hanya sekadar simbolis saja.

“Ini dalam rangka ikhtiar, forum belajar bersama. Mudah-mudahan dengan gelaran ngaji ini kami, secara khusus, bisa belajar lebih baik,” tuturnya. (deden)

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Education

KUNINGAN  (MASS)  – Program Ngaji Buku dan Buka Bersama Al-Ihya Centre Kuningan (Ngabuburit) edisi kedua membahas pentingnya asupan gizi seimbang selama bulan Ramadhan. Hadir...

Netizen Mass

Bagian Pertama dari Dua Tulisan Spoiler, sebelum membuat catatan ini saya mengunggah beberapa status di Facebook sedikit mengulas survei yang dilakukan oleh Jamparing Research...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Saya tidak akan berkomentar tentang politik dinasti. Sebab, definisi kerap kali membatasi, tetapi di sisi lain juga memberi ruang yang luas...

Advertisement
Exit mobile version