KUNINGAN (MASS) – Berlokasi di Jl. Babakan Mulya Desa Babakanmulya Kecamatan Jalaksana Kuningan, sebuah tempat wisata yang syarat akan syejarah panjang menjadi pilihan banyak pengunjung. Namanya Situ Balong Dalem, daya pikat sejarah dibelakangnya, suasana yang menyejukan, serta kapasitas yang begitu luas, membuat orang memilih berkegiatan outdoor disana.
“Kalo di tempat perkemahan sana, bisa sampe menampung 1000 orang,” ujar salah satu pengelola yang sedang bertugas, Kadi Puadi.
Kadi menyebut banyak yang memilih kegiatan outdoor di tempat wisata yang dikelola PDAU tersebut karena wilayahnya yang luas serta fasilitas yang cukup lengkap.
“Mushola ada, kolam renangnya juga ada, terus kalo hujan antisipasinya gampang, ada barak, ada kamar-kamar juga,” terangnya pada kuninganmass.com Senin (20/1/2020) lalu.
Kadi bahkan menyebut lokasi perkemahannya bisa sampai menampung 1000 peserta. “Dulu pernah camping sekolah se kecamatan, dan emang cukup.” jelasnya dengan lugas.
Kadi bahkan dengan senang hati berbagi sedikit cerita tentang sejarah panjang Balong Dalem. Menurutnya, dahulu balong dalem merupakan aset pribadi dari seorang gegedug wilayah. Namun setelah kematiannya, wilayah strategis yang memiliki sumber air itu, malah menjadi rebutan keduan anaknya.
“Buyut Bayu dan Buyut Bangun, mereka bertempur sampe wilayah ini ‘genjleng’ kalo bahasas sundana mah,” ujarnya mengawali kisah panjang tersebut.
Pertempuran panjang dan tak berujung itu bahkan sampai terdengar oleh Sultan Matang Haji Cirebon yang datang dan berniat melerai pertengkaran kedua orang sakti tersebut. Namun karena keduanya kuat dan tak bisa dihentikan, akhirnya diputuskan bahwa aset balong Dalem menjadi milik kerajaan.
“Sebagai penjagaan, Sultan Matang Haji nanem pohon yang sampe sekarang masih tersisa jejaknya. Beberapa pohon sih udah tumbang, tapi masih ada yang berdiri tegak, namanya Raksamala, katanya sih itu singkatan dari ngaraksa tina mamala, ngajaga tina balai, menjaga dari kekacauan,” paparnya.
Beberapa bukti sejarah sendiri masih terekam di daerah tersebut, selain ada beberapa makam tua seperti makam buyut Bayu, adanya lumpang atau jubleg batu yang kini disimpan di Museum Purbakala, konon tadinya berdiri juga sebuah lunduh atau pendopo yang lengkap dengan singgasana di dalamnya.
“Kalo lunduh, katanya sih diambil para tentara Jepang di zaman penjajahan,” tambahnya.
Sampai saat ini, Balong Dalem masih jadi magnet pengunjung. Hal itu sangat wajar karena selain cukup lengkap wahananya, tiketnya pun terjangkau. Hanya dengan membayar 10 ribu, kita sudah bisa menikmati pemandangan Situ Balong Dalem, arena mandi, berswafoto di Taman makam Pahlawan dan di spot-spot lainnya.
“Kalo kemping, 20-25 ribu, tergantung mau berapa malam,” jelasnya.
Selain untuk kegiatan outdoor, Balong Dalem juga sangat cocok untuk wisata keluarga. Apalagi di dalamnya ada pasilitas penginapan. 2-4 orang untuk satu kamar harganya 250-350, tergantung pilihan kamarnya.
Bagi kalian yang lebih menyukai sisi sejarah dan budayanya, lebih baik jika mendatangai Balong dalem saat Upacara Kawin Cai. Tapi, ucapara adat sebagai tanda syukur tersebut, dilakukan setahun sekali saja. (eki)