KUNINGAN (MASS) – Generasi adalah penerus harapan bagi keluarga, masyarakat juga sebuah peradaban. Di tangan generasi tongkat estafet kepemimpinan akan diteruskan. Di tangan generasi pula sebuah peradaban dipertaruhkan, akankah membawa pada perubahan hakiki ataukah kemunduran yang tidak berarti.
Tentunya tidak bisa kita pungkiri, diantara mereka ada segudang prestasi yang ditorehkan dari jerih payah tanpa lelah. Sayang, lelah tidak terbayar dengan situasi yang mereka hadapi. Kasus demi kasus mereka alami. Tawuran, narkoba, seks bebas, dan sederet kriminalitas mengelilingi mereka tanpa henti. Merusak dan menghancurkan harapan serta masa depan generasi cemerlang.
Kini eksistensi generasi terombang-ambing diantara badai yang ganas. Suatu saat bisa saja menenggelamkan mereka tanpa sisa tenaga. Ini bukanlah terjadi begitu saja secara alami. Namun ada sebab diantara akibat. Seperti halnya ada asap pasti ada api yang tersembunyi. Harus kita sadari bahwa situasi ini disebabkan oleh sebuah tatanan kehidupan yang rusak.
Ya, negara ini mengadopsi sistem tatanan kehidupan dari Barat, yaitu kapitalisme dengan pondasi sekularisme yang melahirkan liberalisme. Mengajak generasi muda menikmati kebebasan tanpa batas dan kebahagiaan yang semu dengan sajian-sajian yang menggugah nafsu. Food, fun, fashion, dan film merupakan suguhan menggiurkan dengan janji kenikmatan dan kebahagiaan yang diidam-idamkan. Padahal itu hanyalah jebakan agar terperosok ke dalam jurang lebih dalam. Tanpa disadari generasi pun telah terjun bebas.
Situasi ini menjadi beban berat bagi orang tua yang menginginkan kehidupan yang sesuai aturan. Generasi begitu antusias ketika diajak untuk hura-hura, nongkrong-nongkrong, nonton konser dan segala jenis kegiatan yang unfaedah. Dengan alasan gak toleransi kalau gak kaya anak muda kebanyakan. Padahal energy mereka yang begitu besar bisa disalurkan untuk kegiatan yang bermanfaat. Namun demikian masih ada dari kaula muda memanfaatkan potensi dan energy mereka untuk hal-hal yang berbau keilmuan, hanya saja jumlah mereka tidaklah banyak.
Gaya bebas yang bablas tanpa batas membawa generasi pada hidup liberal. Tentunya lifestyle yang free merusak identitas generasi muslim. Identitasnya sebagai muslim enggan dibawa diatas pundaknya. Mereka akan menanggalkan identitas itu meskipun pakaian yang dikenakan bercirikan muslim.
Generasi saat ini sejatinya butuh support agar bisa kembali kepada identitasnya sebagai seorang muslim dan bangga menjadi muslim sejati. Maka Islam memiliki solusi cerdas dalam mensupport generasi.
Pertama: support atau dukungan terhadap generasi harus standar perintah Allah. Menjadikan generasi muslim untuk meyakini bahwa dirinya adalah hamba Allah, yakni insan yang bertakwa kepada Allah Swt. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali-Imran ayat 102 :
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”
Kedua: dukungan terhadap generasi harus berorientasi akhirat. Dukungan yang diberikan kepada generasi bukan hanya sekedar kebangkitan ekonomi, sosial dan aspek pendidikan. Tapi mengarahkan kepada kebangkitan hakiki. Yakni mengarahkan kepada penerapan Islam secara kaffah dalam bingkai negara.
Kenapa harus Islam kaffah dan harus dalam sebuah bingkai negara?
Pertama, Islam diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw yang mengatur hubungan manusia dengan Allah Swt, manusia dengan dirinya sendiri dan manusia dengan sesamanya. Dalam hal ini Islam tidak hanya sebagai agama namun juga mengandung aturan-aturan yang jelas. Artinya Islam adalah ideologi yang memancarkan peraturan.
Maka penerapan aturan dalam kehidupan adalah sebuah keniscayaan yang harus dilakukan. Hanya saja aturan-aturan tersebut harus berasal dari yang hak, yaitu Allah Swt. Karena Allah telah menciptakan langit, bumi, dan apa-apa yang ada diantara keduanya. Dia lah Al Khaliq wa Mudabbir. Oleh karena itu, ketika masuk ke dalam Islam maka masuklah secara kaffah dan jnganlah berpaling darinya meskipun sedikit. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 208:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.”
Kedua, Islam akan membawa identitas muslim pada kemuliaan yang tertinggi. Meskipun berbeda-beda jenis kulit, ras, suku bangsa, bahasa namun hanya ketakwaanlah yang akan membawa manusia pada kmeuliaan yang tertinggi. Sebagaimana Allah Swt kabarkan dalam QS. Al Hujarat ayat 13.
Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”
Hanya saja tidak akan pernah terwujud dalam kehidupan untuk menerapkan Islam kaffah ketika tidak ada sebuah intitusi yang memiliki kekuatan, yaitu negara yang menerapkan Islam kaffah.
Wallahu’alam bishshawwab.
Ira Siti Rojanah dan Nengani Sholihah
(Aktivis Muslimah)