KUNINGAN (MASS) – Setelah hampir lima tahun menjadi warga di pemukiman baru setelah relokasi akibat bencana longsor, warga Dusun Graha Sarana Jaya, Desa Cipakem Kecamatan Maleber gotong royong membangun masjid.
Pembangunan masjid dilakukan karena mushola yang disediakan pemerintah tidak mencukupi untuk menampung jamaah warga setempat sebanyak kurang lebih 150 kepala keluarga.
“Lingkungan ini gabungan dari dua RT, yaitu RT 13 Cigerut Kulon dan RT 12 Cigerut Wetan yang sebelumnya terpisah cukup jauh. Setelah bencana, semuanya direlokasi di satu komplek atau lingkungan tapi hanya dilengkapi satu mushola,” kata Rasim selaku lurah setempat, Rabu (14/5/2025).
Sejak awal relokasi sekitar tahun 2021 masyarakat sangat menginginkan sarana ibadah yang memadai. Tidak hanya satu mushola, melainkan masjid yang refresentatif sehingga nyaman untuk ibadah dan aktivitas keagamaan yang melibatkan dua RT tersebut.
“Empat atau tiga tahun ke belakang masyarakat masih berupaya menyesuaikan diri, mengurus dan menyelesaikan rumahnya masing-masing karena bantuan rumah dari pemerintah tidak full sampai tuntas. Alhamdulillah tahun ini bisa mulai membangun masjid,” ujarnya.
Pembangunan itu, menurutnya, bisa dimulai karena ada bantuan material dari Yayasan Al-fityan di Jakarta Timur. Kerjasama masyarakat dan yayasan sepakat untuk urusan material dibebankan oleh mitra sedangkan tenaga pegawai atau tukang, hidangan makan, dan kebutuhan lainnya swadaya dari masyarakat.
“Sebetulnya masyarakat kami baru selesai bangkit, menghela napas, setelah memikul beban berat. Baru selesai menenangkan diri dari beban yang cukup berat, baik mental maupun materi karena bencana, tapi karena rindu tempat ibadah yang nyaman, maka kerjasama ini kami terima,” tuturnya.
Hal yang sama diungkapkan Jejen, selaku pengurus DKM masjid tersebut. Pihaknya berterima kasih kepada donatur yang memberi bantuan sehingga kerinduan masyarakat terhadap masjid yang refresentatif bisa mulai terwujud.
“Alhamdulillah setelah proses panjang sekarang bisa dimulai pembangunan. Mudah-mudahan beban kami diringankan oleh Allah melalui para donatur lainnya,” tuturnya.
Ia menyebutkan, rencana pembangunan akan dilangsungkan selama tiga bulan ke depan. Walaupun tidak harus pusing dengan segala bentuk kebutuhan material, pihaknya tetap membutuhkan biaya yang cukup besar untuk upah para tukang yang dipekerjakan selama tiga bulan ke depan.
“Untuk tenaga dan makanan insyaallah kami siap, sudah kami atur jadwalnya. Bahkan untuk biaya tukang pun kami swadaya sesuai standar ekonomi warga,” ungkapnya. (didin)