KUNINGAN (MASS) – Turnamen Liga Lebaran Sixfeo Open 2025 yang digelar di Lapangan Desa Kertaungaran, Kecamatan Sindangagung, Kabupaten Kuningan, pada 5–7 April 2025, menjadi ajang pembuktian kekuatan Sekolah Sepak Bola (SSB) Gumarang. Dari tiga tim yang mereka kirim dua di kategori usia 15 dan satu di kategori usia 13 seluruhnya berhasil menembus babak final.
Event yang terbuka untuk umum itu diikuti berbagai tim dari tingkat desa hingga kabupaten, bahkan terdapat satu tim tamu dari Kabupaten Cirebon, yakni Selection Pabuaran. Kompetisi berlangsung ketat di dua kelompok umur, dengan sistem pembagian grup.
Pada kategori usia 13 tahun, grup A diisi oleh SSB WS, Starsoccer, dan Alas Kuningan. Sementara grup B diisi oleh SSB Gumarang, TJ Ciomas, dan MSA Soccer B. Tim usia 13 SSB Gumarang sukses melaju ke final, namun harus mengakui keunggulan Alas Kuningan dengan skor tipis 2-1.
Sedangkan pada kategori usia 15 tahun, Grup A diisi oleh SSB Gumarang A, TJ Ciomas, dan Selection Pabuaran (Cirebon). Grup B ditempati oleh SSB Gumarang B, Starsoccer, dan APK Kuningan.
Menurut Pelatih SSB Gumarang, Asep Robi Harun Arasid, kedua tim Gumarang dari grup berbeda sukses mencapai partai puncak, menunjukkan dominasi kuat di kelompok usia tersebut.
“Alhamdulillah, dari SSB Gumarang mengirimkan 3 tim—dua di usia 15 dan satu di usia 13—dan semuanya berhasil lolos ke final. Meski usia 13 harus menerima kekalahan 2-1 dari Alas Kuningan, saya tetap bangga. Semangat dan perjuangan mereka luar biasa. Ini hasil dari proses latihan yang selama ini dijalani, dan menjadi bekal menghadapi Liga Askab Kuningan,” ujarnya, Selasa (8/4/2025).
Ia menambahkan, turnamen itu menjadi momentum penting bagi pembinaan usia dini di wilayah Kuningan dan sekitarnya, serta membuka potensi lahirnya bibit-bibit baru yang siap bersaing di level lebih tinggi. Diakhir, ia memberikan pesan mendalam bagi seluruh pemain muda untuk terus rendah hati dan konsisten berlatih.
“Pesan saya, jangan pernah berpuas diri atau merasa sudah hebat. Banyak pemain usia dini yang terkena star syndrome, merasa sudah bisa, dan akhirnya mengabaikan latihan. Kita masih jauh tertinggal dari kabupaten/kota lain. Semoga semangat untuk terus belajar dan berkembang tetap menyala sampai kalian dewasa,” pesannya. (argi)