KUNINGAN (MASS) – Caleg incumbent dari Gerindra di dapil 1 Kuningan rupanya berpeluang besar lolos kembali. Salah satunya Sri Laelasari. Ditengah gempuran dugaan money politics ia mampu mempertahankan kepercayaan dari konstituen.
Ketua Tim Pemenangan Sri Laelasari, Roni Agus Pramono menyebutkan, suara yang diperoleh Sri sebanyak 3.300. Ia mendapat jatah kursi ke 2 internal Gerindra setelah Toto Tohari. Jumlah keseluruhan suara partai Gerindra sendiri di dapil 1 lebih dari 23 ribu.
Meski kursi ke 2, suara Sri mengalami peningkatan signifikan dari pemilu 2019 yang hanya 2.124 suara. Menurut Roni, itu karena sejak 2019 Sri beserta tim rutin melakukan pembinaan.
“Jadi bukan hanya pas mau pemilu saja. Sejak awal kita lakukan pembinaan. Turun ke bawah, serap aspirasi. Jadi gak seperti nanam singkong,” ungkap Roni.
Sebetulnya, target suara Sri di dapil 1 sebanyak 6000 lebih. Namun karena “serbuan” caleg lain begitu gencar pihaknya masih bersyukur mampu mendapatkan kepercayaan lebih dari 3000 suara.
“Jujur saja kami merasa bangga, ditengah gempuran tapi alhamdulillah kita masih bisa menaikan suara dibandingkan pemilu lalu,” ujar Roni.
Perolehan suara paling gemuk dicapai Sri dari Kecamatan Kuningan. Ia mencontohkan suara dari Kelurahan Purwawinangun cukup mengejutkan.
“Kami sangat berterimakasih kepada masyarakat yang telah memilih bu Sri. Ditengah “gempuran money politics” tapi masih tetap loyal ke bu Sri meski tanpa “imbalan”,” ucapnya.
Diantara deretan caleg Gerindra, Roni mengakui terdapat pesaing yang patut diperhitungkan. Ada selegram bahkan ada pula mantan kapolres.
“Semua kita apresiasi. Semoga kita tetap bersahabat. Mari jadikan ini sebagai hikmah dan bekal, karena pemilu yang akan datang, partai pasti membutuhkan caleg-caleg perempuan yang lebih siap,” ujar Sri Laelasari.
Kedepan dirinya siap untuk mengemban amanah lebih baik lagi. Sri bertekad akan konsisten untuk terus getol turun ke bawah dan vokal dalam menyuarakan keluh kesah masyarakat. Seperti kasus pengangguran atau stunting.
“Kayak di Sindangagung, saya juga kaget ko ditemukan kasus stunting. Ini harus jadi sorotan kita para wakil rakyat untuk mendorong eksekutif agar jangan hanya berpangku tangan,” tandasnya.
Sementara, berdasarkan data yang mendekati fix, perolehan kursi Gerindra di Kuningan mengalami penurunan. Jika saat ini punya 7 kursi, maka pada hasil pemilu 2024 diperkirakan hanya 6 kursi.
Penurunan kursi terjadi di dapil 3 dari 2 kursi menjadi hanya 1 kursi. Jika hasil pleno KPU Kuningan nanti sesuai prediksi maka di parlemen daerah Gerindra tidak akan mendapatkan posisi pimpinan DPRD. Posisi itu direbut oleh Golkar. (deden)