KUNINGAN MASS) – Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Kuningan mengalami kelangkaan solar dalam beberapa hari terakhir. Kondisi tersebut menyebabkan antrean kendaraan mengular di beberapa titik serta meningkatnya arus perpindahan konsumen ke SPBU yang masih memiliki stok.
Menurut Staf Administrasi SPBU 502 Kertawangunan, Rani, kelangkaan terjadi terutama karena kendala pengiriman bahan bakar. SPBU 502 sendiri biasanya menerima pasokan dari Depot Balongan, namun kini pasokan tersebut harus dibagi dengan beberapa wilayah lain termasuk Kadugede dan Darma.
“Biasanya pengiriman ke sini normal. Sekarang dari Balongan juga dikirim ke daerah lain, jadi terbagi-bagi. Kadang datangnya pagi, tapi belakangan sering malam bahkan jam 10 sampai jam 11 baru datang,” ujar Rani, Senin (1/12/2025).
Selain perubahan rute dan pembagian distribusi, pergeseran jam pengiriman disebut menjadi faktor utama kekosongan stok. Keterlambatan pengiriman membuat sejumlah SPBU kehabisan solar pada waktu-waktu tertentu sehingga konsumen berpindah ke SPBU lain yang masih memiliki persediaan.
Rani menjelaskan, jatah solar sebenarnya tidak berkurang, namun karena pasokan di SPBU lain kosong, konsumen menumpuk di lokasi yang masih memiliki stok.
Rani juga mengungkapkan adanya kenaikan harga BBM per. 1 Desember 2025 Perubahan harga yang dicatat di SPBU 502 Kertawangunan diantaranya:
– Pertamax dari harga Rp.12.200 menjadi Rp.12.750
– Pertamina dex dari harga Rp.14.200 mejadi Rp.15.000
– Pertalite tidak ada perubahan Rp.10.000
– Biosolar tidak ada perubahan Rp.6.800
Ketika ditanya mengenai isu longsor atau gangguan jalur, Rani menyebut tidak ada laporan longsor yang memengaruhi distribusi. Namun ia mendengar adanya perbaikan di jalur tertentu menuju depot, meski informasi resmi yang detail tidak dimiliki pihak SPBU karena masing-masing depot dan SPBU memiliki sumber informasi berbeda.
Rani juga menegaskan situasi kekosongan dapat berbeda antar-SPBU karena dipengaruhi, estimasi waktu pengiriman dari depot, tingkat konsumsi di masing-masing SPBU.
“Kadang ada SPBU yang pengirimannya cepat tapi konsumennya banyak, jadi cepat habis. Ada juga yang pengirimannya lama sehingga kosong lebih panjang,” pungkasnya. (didin)
























