Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Social Culture

Peran Pemuda-Pemudi dalam Menangkal Bahaya Radikalisme

KUNINGAN (MASS) – Kesan berbeda terlihat dalam Kegiatan Konferensi Cabang (Konfercab) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) IX dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) VI Kabupaten Kuningan. Tidak seperti biasanya, acara tersebut kali ini dibuka dengan acara Diskusi Publik dengan tajuk “Peran Pemuda-Pemudi dalam Menangkal Bahaya Radikalisme”.

Menurut Ketua Panitia Penyelanggara, Nunu Jaenudin, konfercab tidak hanya menjadi ajang pemilihan ketua cabang yang diadakan setiap 5 tahun sekali. Tapi juga menjadi sarana konsolidasi dan sosialisasi hal-hal positif kepada seluruh anggota yang hadir. Atas dasar pemikiran tersebut, katanya, konfercab kali ini dibuka dengan Diskusi Publik.

“Selain itu, kondisi saat ini yang menunjukkan meningkatnya radikalisme di berbagai daerah, memanggil hati kami untuk turut serta mensosialisikan bahayanya kepada seluruh anggota. Hal itu dilakukan sebagai langkah dalam upaya pencegahan,” ujarnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Nunu berharap, upaya-upaya pencegahan radikalisme melalui diskusi dan seminar juga dapat dilakukan oleh organisasi-organisasi lainnya di Kuningan.

Kegiatan diskusi publik ini, lanjut Nunu, menghadirkan dua pembicara dari kalangan muda Kuningan, Tubagus Feri Relasyah dari Rumah Pintar FERI dan Alfien Fadhilah selaku Ketua Pimpinan Cabang Pencak Silat NU Pagar Nusa.

Saat ditemui seusai acara, Direktur Eksekutif Rumah Pintar FERI, Tubagus Feri Relasyah, menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh panitia penyelanggara dari IPNU dan IPPNU yang telah menunjukkan kepeduliannya terhadap bangsa ini melalui kegiatan-kegiatan positif seperti diskusi publik yang mengajak para pemuda-pemudi di Kuningan untuk meningkatkan perannya dalam menangkal bahaya radikalisme.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Para pemuda-pemudi dapat mengambil peran dalam meningkatkan pemahaman keagamaan yang baik dan benar di kalangan generasi muda, baik melalui pengajian maupun melalui diskusi keagamaan,” tuturnya.

Selain itu, kata Feri, pemuda-pemudi juga dapat meningkatkan peran organisasinya agar lebih aktif mengadakan kegiatan-kegiatan positif bagi masyarakat sekaligus mengajak mereka untuk mengedepankan sikap toleransi, gotong royong, dan bermusyarawarah dalam menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Bagi mantan aktivis mahasiswa di Jakarta ini, kemajuan teknologi komunikasi dewasa ini juga harus disikapi dengan bijak dan arif oleh para generasi muda Indonesia. Kehadiran facebook, whatsapp, instagram, dan media sosial lainnya dapat dimanfaakan untuk mempererat silaturahmi dan komunikasi antar generasi muda di berbagai daerah, serta untuk menyebarkan “virus perdamaian”.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Jadi, dunia maya harus digunakan untuk hal-hal positif. Bukan malah digunakan untuk menebarkan kebencian dan berbagai hal negatif lainnya. UU Nomor 19 Tahun 2019, Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, telah mengatur bagaimana sebaiknya kita menyikapi dan menggunakan dunia maya. Apabila digunakan untuk menebar kebencian atau hal negatif lainnya, maka seseorang dapat dikenai pidana yang diatur dalam UU tersebut,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang Pencak Silat NU Pagar Nusa, Alfin Fadhilah, menambahkan bahwasanya para pemuda-pemudi di “jaman now” juga harus dapat meningkatkan silaturahmi dan komunikasi dengan para ulama dan umara’. Umara’ di jaman ini dapat diartikan dengan pemerintah dan aparat keamanan setempat (TNI dan Polri).

“Walau bagaimanapun kita sebagai generasi muda akan membutuhkan nasehat serta bimbingan dari para ulama, agar terhindar dari perilaku dan perbuatan negatif. Di sisi lain, meningkatkan komunikasi dengan pemerintah, baik di pusat ataupun di daerah, akan sangat baik dilakukan utamanya agar dapat bekerjasama melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan,” katanya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Bangsa ini akan maju, lanjut Alfin, apabila ada komunikasi yang intens dan efektif antara generasi mudanya dengan para ulama dan umara’ (pemerintah). “Semoga dari generasi muda yang ada saat ini, sebagiannya dapat menjadi pemimpin bangsa yang membawa Indonesia ke arah yang lebih baik dan lebih maju,” tutupnya. (deden)

Advertisement
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement

You May Also Like

Advertisement