KUNINGAN (MASS) – Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Dr H Toto Toharudin M Pd memohon maaf atas polemik yang terjadi setelah ramainya pemberitaan perihal adanya sponsor dan stand OT d Festival Pariwisata Waduk Darma.
Toto, mengucapkan permohonan maaf itu dalam audiensi yang digelar di aula Disporapar, Ciloawa Kuningan antara Disporarpar dan beberapa ormas/LSM yang notabene berasas islam.
Hadir dalam audiensi pada Senin (25/10/2021), ormas-ormas seperti FPI, Permata Darma, Gamas, Pekat, Apik, GPA, Gerakan Kita, PPHI, Yayasan Taufiq Mubarak, dan ormasi lainnya.
“Kami mohon maaf kekhilafan Dinas Pariwisata, tidak ada kesengajaan atas hal itu, bahkan tadinya saya tidak tahu. Tapi tidak ada prajurit yang salah, komandannya yang keliru,” sebutnya dalam audiensi.
Mantan Kabag Ekonomi Setda Kuningan itu mengaku, kegiatan kemarin sebagai kehilafan yang harus diperbaiki.
Dirinya legowo, menerima teguran dan saran. Apalagi, niatannya menyelenggarakan kegiatan, untuk menggenjot pariwisata Kuningan.
Dikatakannya, Kuningan sebelum pandemi, kunjungan wisatanya bisa mencapai 7 juta. Sayangnya, dihantam pandemi ini kunjungan kurang dari satu jutaan.
“Mudah-mudahan khilaf ini jadi titik balik,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, selain meminta maaf Toto juga sempat setidaknya mengatakan kabar bahagia, di bawah kepemimpinanya mempersembahkan 9 medali emas pada PON Papua.
Dan dalam waktu dekat, akan juga memberangkatkan atlet berkebutuhan khusus, di Papernas mendatang.
Tanggapan Peserta Audiensi
Pentolan Gerakan Pagar Aqidah Dadan Somantri menyebut, adanya promosi OT di Waduk Darma itu menjadi dugaan melanggar perda. Belum lagi perihal kerumunan.
Karenanya, pihaknya memberi pernyataan sikap yang lebih menekankan pada penegakan hukum. Karena selain norma sosial dan agama, ada Perda yang dilanggar.
Poin-poin yang jadi pernyataan sikapnya antara lain seperti mengecam mihol pada pelaksanaan festival, dan menuntut pertanggung jawaban penyelenggaraanya.
Poin selanjutnya, menuntut penyelenggara minta maaf kepada masyarakat yang ada di sekitar waduk darma.
Ketiga, menuntut kepada penegak aturan, baik polri maupun sipil (satpol PP) menegakan aturan yang berlaku. Lalu terakhir, menuntut pemerintah memantau kegiatan dengan ketat.
Senada, tanggapan dari FPI yang juga tergabung dalam Persaudaraan Majelis Ta’lim (Permata) Darma, dibacakan oleh Ustadz Lukman.
Poinnya, adalah Pariwisata di Kuningan tidak boleh bentrokan dengan norma agama dan adat istiadat, serta kesantunan.
Poin selanjutnya, Pemda khsuusnya Disporapar tidak boleh mensosialisasikan wisata dengan menghancurkan agama, tapi jagalah agama melalui wisata.
Selanjutnya, Pemda khususnya disporapar wajb selektif saat interaksi dengan pihak luar, jika bertentangan dengan agama harus ditolak jangan dicoba.
Lalu poin terakhir, Permata mengajak seluruh yang terlibat festival, untuk bertobat.
Di luar poin itu, Ustadz Lukman juga menyarankan agar Kadis bisa mendorong Bupati segera mengeluarkan Perbub soal Mihol, untuk memperkuat perda yang ada.
Gamas Pertegas Posisi Soal OT
Perwakilan Gamas, Aris yang fotonya menyebar luas di depan stand OT, mempertegas sikapnya.
Fotonya yang menyebar saat itu, tengah menanyakan apakah ada minuman beralkohol atau tidak.
Kala itu, dirinya dari Gamas tidak menemukan jualan mihol bahkan di mobilnya. Hanya ada jamu dari beras kencur. Meskipun, di banner gambar botol anggur kolesom cap OT.
Aris menyebut, Gamas mendorong pemda khususnya disporapar untuk menciptakan security kemaksiatan yang lebih ketat.
Perihal Wisata Halal dan Kerjasama Disporapr-UIN
Wisata halal, sempat dipertanyakan beberapa peserta audiensi, seperti Ustadz Lukman, H Andi maupun perwakilan dari Gerakan Kita.
Wisata halal, dipertanyakan karena secara nama sakral dan jadi menimbulkan pertanyaan, adanya wisata haram.
Sementara perwakilan Yayasan Taufiq Mubarak, Nabil dalam pertemuan itu mempertanyakan kerjasama Disporapar bersama UIN.
Nabil mengatakan, di UIN banyak aliran faham, nanti akan banyak pertanyaan irisan yang mana.
“Kenapa tidak kampus Kuningan, ada Muhammadiyyah ada Al Ihya, dan kampus lainnya, “ ujarnya sembari menyentil wisata halal.
Hal itu, segera diklarifikasi Toto bahwa kerjasama itu dipinta dari kampus tersebut. Sehingga justru penganggaran diadakan dari kampus-kampus tersebut.
Selain UIN dicontohkan juga Tri Sakti, dan dari Semarang. Sebagai bentuk tri darma mahasiswa.
Selain itu, untuk kampus Kuningan dikatakan Toto akan ada skema lain. Akan ada diskusi bersama forum rektor, forum BEM seKabupaten Kuningan, membahas pembangunan pariwisata Kuningan. (eki)