KUNINGAN (MASS) – Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah 45 (RSUD 45) Kuningan mendapatkan sorotan baru-baru ini dari berbagai elemen masyarakat.
Hal ini terkait pelayanan yang kurang responsif serta penanganan pihak rumah sakit terhadap anak sulung saudara Genie Wirawan Raffi warga Perumahan Kasturi Desa Kasturi .
Salah satu peneliti Kuningan Institute Irfa Fachruroji, SH juga menyoroti hal yang sama soal pelayanan ‘buruk’ RSUD tersebut pada Kamis, (17/6/2021) siang.
Diterangakan, pelayanan yang kurang responsif yang dimuat di berbagai media massa yang dialami oleh anak Sulung Genie Wirawan Raffi menjadi perbincangan.Bahkan menjadi viral di media sosial (Medsos).
Hal ini menjadi fakta di lapangan bahwa pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah 45 harus dievaluasi dan dibenahi.
Oleh karena itu ia meminta kejadian ini menjadi momentum pimpinan daerah yaitu bupati untuk mengkoreksi, mengevaluasi bahkan menindaklanjuti terkait pelayanan RSUD 45 yang setiap tahunnya selalu terjadi.
Irfa menambahkan, selain pemberitaan tentang pelayanan RSUD 45, beredar juga Petisi yang berjudul “Perbaiki Sistem Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah 45 Kuningan Dengan Cara Ganti Manajemen”.
Hal ini menunjukan bahwa itu merupakan bagian dari kekecewaan masyarakat terhadap pelayanan RSUD 45 selama ini.
Sepertinya sejarah di Kuningan, ada sebuah petisi untuk menyuarakan tentang pelayanan yang kurang baik RSUD 45 Kuningan.
“Saya melihat bahwa petisi yang beredar di publik jangan dianggap sepele, karena hal itu merupakan bagian dari potret kekecewaan masyarakat terhadap pelayanan RSUD 45 selama ini. Apalagi jika dilihat, petisi sudah di tanda tangani oleh 200 orang lebih,” tambahnya.
Karena hal itu, Irfa menyarankan agar pihak manajemen Rumah Sakit Umum Daerah 45 segera mengambil langkah konkrit terkait pembenahan reformasi birokrasi di internal.
Ia berharap Bupati Kuningan dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah 45 Kuningan segera mengambil langkah nyata dan riil dengan melakukan pembenahan reformasi birokrasi.
Bahkan mengambil tindakan jika dirasa kinerja nya dibawah target yang sudah ditetapkan. Jangan sampai masalah pelayanan terhadap pasein sampai terulang kembali.
Dirinya juga berpesan bahwa masyarakat dan public Kuningan sudah dewasa dan terbuka, sehingga ia berharap kepada para pejabat di Kuningan untuk dapat memaksimalkan kinerjanya dengan melakukan inovasi dan terobosan kedepan.
“Publik sudah bisa melihat bahwa pejabat mana yang kinerjanya bagus. Jangan salahkan publik jika publik yang menilai kinerja secara langsung,” jelasnya.
Ia harap para pejabat jangan bersantai, karena sudah waktunya untuk melayani masyarakat. Bahkan saya berpesan untuk bekerja secara serius dengan penuh inovasi.
Di akhir, Irfa menyampaikan bahwa seorang Kepala Daerah harus mulai secara perlahan membuka kran dan saluran koreksi publik.
“Zaman sekarang keterlibatan publik terhadap kebijakan pemerintah daerah sangat diperlukan. Oleh karena itu saya berharap Bupati menyiapkan wadah atau sarana untuk menyalurkan aspirasi publik, jangan sampai aspirasi publik menjadi bom waktu karena sampai hari ini saluran koreksi dan aspirasi publik baru sebatas di media social,” tutupnya. (Eki)