KUNINGAN (Mass) – Sebagai salah satu partai pemenang pengusung pada Pilkada 2013 lalu, Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Kuningan menganggap, konstelasi politik pada kekosongan bursa wakil bupati kedepan harus disikapi secara bijak. Bahkan, jangan sampai terkesan tidak menganggap partai yang lain tidak ada, karena semuanya mempunyai hak dan peluang yang sama.
“Janganlah kita mereka-reka dan merebutkan sesuatu dengan tidak menganggap orang lain ada, dan tidak menganggap partai lain ada,” ucap Ketua PAN Kuningan, H Udin Kusnaedi kepada kuninganmass.com ketika dimintai keterangan pers, Rabu (20/4).
Menurutnya, semua partai pengusung mempunyai hak dan peluang yang sama. Hal itu tergantung dari bagaimana setiap parpol melakukan lobi-lobi politik. Selain itu, juga berdasarkan dari kesepakatan dan kesepemahaman untuk meneruskan pembangunan yang sedang dan sudah dilakukan pemimpin sebelumnya.
“Segala sesuatunya, sudah jelas diatur dalam perundang-undangan. Mestinya, semua mengikuti rule-nya seperti apa. Siapapun itu, baik dari parpol, birokrat atau dari manapun, ketika diberi kepercayaan atau amanah harus didukung oleh semua. Yang jelas, tujuannya untuk kemaslahatan umat,” tegasnya.
Sebab baginya, jika tujuan itu tidak jelas bahkan hanya untuk kepentingan pribadi saja, maka hal itu tidak sesuai dengan prinsip kader PAN. Terlebih, saat ditanya kesiapan apabila diusulkan menduduki posisi K2, dirinya sebagai kader PAN harus siap manakala mendapatkan mandat dari partai.
“Siapapun, kader PAN apabila mendapatkan mandat dari partai harus siap,” tandasnya.
Sementara ketika dikonfirmasi kedekatan dengan sosok putra H Aang Hamid Suganda, yakni Muhammad Ridho Suganda diakui cukup mengenal dekat. “Insya Allah sama kang Edo saya kenal. Saya berhubungan baik, sering bertemu dan ngobrol dari dulu. Menanggapi wacana beliau diusulkan, saya kira itu sah-sah saja. Saya tidak bisa melarang. Itu hak pribadi manusia yang harus kita hormati,” katanya.
Bahkan, adaikan Muhammad Ridho Suganda atau kerap disapa Edo kedepan menggantikan posisi K2 yang kini masih diduduki H Acep Purnama, politisi muda itu menolak apabila dikatakan PAN tersingkir. “Kata siapa PAN tersingkir. Sekarang itu mekanismenya seperti apa, kan belum. Siapa mengusulkan siapa juga belum. Obrol-obrolan saja belum ada. Proses wabup jadi bupati saja belum,” tandasnya.
Dirinya menilai, tujuan dari sebuah politik adalah kekuasaan. Apabila partai sudah bisa bersinergi dengan masyarakat, bisa dianggap ada oleh masyarakat dan bisa selaras dengan masyarakat, maka kekuasaan itu akan datang dengan sendirinya.
“Semua jabatan itu amanah yang harus dipertanggungjawabkan dunia akhirat. Ketika amanah itu diberikan kepada kader PAN maka harus diterima. Jadi, kerja keras dan kerja cerdas harus tetap dilakukan, disamping berdoa dan bertawakal,” pungkasnya. (andri)