KUNINGAN (MASS) – Salah satu siswa SMAN 2 Kuningan, M. Naqsyahbandi Nawazi, berhasil menorehkan medali emas dalam ajang Olimpiade Sains Nasional Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diselenggarakan oleh Kompetisi Pelajar Unggul Indonesia (KPUI) bekerja sama dengan Pakar Akademi. Perolehan skor 496 dari total 500 poin, Nawazi menempati posisi teratas secara nasional.
Menurut sang ayah, Muhammad Ibnu Fadhil, capaian putranya tidak terlepas dari kebiasaan mengatur waktu belajar, beribadah, dan istirahat secara disiplin.
“Kami selalu menanamkan bahwa waktu adalah amanah. Belajar, beristirahat, dan bermain harus dijalani dengan seimbang namun terarah,” ujarnya.
Muhammad Ibnu Fadhil yang akrab disapa Abi menuturkan, sejak kecil Nawazi dibiasakan hidup tertib dan berfokus pada hal-hal yang bermanfaat. Ia mengakui, pola itu awalnya tidak mudah diterapkan.
“Anak seusia dia tentu ingin banyak bermain, tapi kami berusaha menanamkan bahwa kedisiplinan hari ini akan menjadi manfaat besar di masa depan,” katanya.
Hal menarik lainnya, Abi merupakan latar belakang keluarganya yang semula non-muslim. Namun, hidayah dan perjalanan spiritual keluarga membawa mereka untuk lebih mendalami Islam, hingga akhirnya Nawazi menonjol dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
“Kami sangat bersyukur dan bangga. Apa yang dulu menjadi keterbatasan kini justru menjadi kekuatan bagi anak kami,” ungkapnya.
Pada proses menuju lomba nasional, keluarga memberikan dukungan penuh kepada Nawazi. Selain mengatur rutinitas belajar, mereka juga memastikan keseimbangan antara hafalan Al-Qur’an, kegiatan sekolah, dan waktu istirahat.
“Kami tidak ingin dia hanya pintar secara akademik, tetapi juga kuat secara spiritual dan berkarakter,” tambahnya.
Abi juga menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak sekolah, terutama para guru yang telah membimbing Nawazi hingga mencapai prestasi tertinggi tersebut.
“Bimbingan dari para guru SMAN 2 Kuningan, khususnya guru PAI dan pembina rohani, sangat berperan besar. Mereka tidak hanya mengajar, tapi juga membentuk akhlak dan semangat belajar,” katanya.
Selain dukungan moral, Nawazi juga mendapatkan dorongan motivasi dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari dr. Deki Saipullah, MM.Kes, Kepala RSUD ’45 Kuningan, yang memberikan bantuan dan semangat kepada Nawazi selama masa persiapan lomba.
“Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan bantuan beliau. Itu menjadi penyemangat tersendiri bagi anak kami,” tuturnya.
Sebagai orang tua, Abi berharap pencapaian putranya dapat menjadi motivasi bagi para pelajar lain agar lebih menghargai waktu dan berdisiplin dalam belajar.
“Saya selalu berpesan, gagal dalam usaha bisa diulang, tapi gagal dalam menuntut ilmu tidak bisa diulang. Waktu yang sudah berlalu tidak akan pernah kembali,” tutupnya. (argi)









