KUNINGAN (MASS) – Larangan siswa membawa handphone (HP) ke sekolah terus mendapatkan tanggapan dari masyarakat. Salah satunya datang dari Sutiana, driver ojek online yang biasa mangkal di sekitar Lapangan Pandapa dan Aruji, Kuningan.
Sutiana, mengungkapkan dengan adanya kebijakan tersebut pihak sekolah seharusnya menyediakan sarana antar jemput siswa maupun fasilitas komunikasi umum di lingkungan sekolah.
“Sekolah perlu memfasilitasi siswa untuk antar jemput, karena mobilitas pulang pergi akan susah untuk mengetahui waktu pulang sekolah yang terkadang tidak menentu,” ujarnya, Rabu (11/6/2025).
Ia mencontohkan, kasus siswa yang jarak rumah dan sekolahnya jauh, seperti warga Ciawi yang bersekolah di Kuningan Kota. Tanpa adanya HP itu membuat sulit komunikasi antara siswa dan orang tua dalam waktu penjemputan.
“Misalnya ada siswa dari daerah Ciawi sekolah di Kuningan Kota, itu membuat susah komunikasi dengan orang tua yang akan melakukan penjemputan pulang karena waktu pulang yang terkadang tidak menentu,” tambahnya.
Ia juga mengutarakan, meskipun pelanggan dari kalangan pelajar tergolong jarang, kebijakan tersebut tetap berdampak pada pekerjaannya.
“Kalo anak SMP itu jarang (memesan sendiri), biasanya dipesankan langsung oleh orang tuanya ketika mau berangkat ke sekolah. Yang pesan langsung biasanya anak SMA,” jelasnya.
“Walaupun pelanggan anak sekolah jarang, namun setidaknya terkadang ada aja,” pungkasnya. (didin)
