KUNINGAN (MASS) – Tim Ekspedisi Indonesia Baru yang beranggotakan Farid Gaban, Dandhy Laksono, Benaya Harobu, dan Yusuf Priambodo menggelar Roadshow Bioskop Warga ke tujuh kota di Pulau Jawa. Satu diantaranya adalah Kabupaten Kuningan, tepatnya di Desa Kertayasa Kecamatan sindangagung.
Pada Roadshow Bioskop Warga di Kertayasa ini, Ekspedisi Indonesia Baru memutar film dokumenter berjudul ‘Dragon For Sale’ di Kantor Kepala Desa Kertayasa. Acara ini dihadiri oleh pejabat pemerintah desa dan warga kertayasa dari anak-anak hingga dewasa.
Film dokumenter ‘Dragon for Sale’ ini tidak hanya menceritakan keindahan pulau Labuan Bajo dan Pulau komodo. Film ini mengupas lebih dalam mengenai pembangunan pariwisata super premium yang digarap pemerintah disana, berbagaikonsekuensi ditunjukan dalam film tersebut mulai dari naiknya harga lahan yang akan membebani masyarakat, sampai pada perubahan iklin yang akan mengganggu keberlangsungan kehidupan satwa.
Sang sutradara Dandhy Laksono yang juga menjadi sutradara fil documenter ‘Sexy Killers’ mengatakan bahwa tim Ekspedisi Indonesia Baru ini beranggotakan dari berbagai generasi agar bisa melihat Indonesia dengan cara pandang yang luas.
“iya Ekspedisi Indonesia baru, kami para jurnalis dari empat generasi. Ada yang mewakili generasi Boomers mas Farid Gaban, saya dari generasi X, terus ada Yusuf dari generasi Y, ada Ben dari generasi Z. Komplit, supaya ketika kita keliling Indonesia, beragam umur tadi itu bisa melihat masalah yang berbeda-beda, cara pandang yang berbeda. Karena yang muda dan yang tua memandang Indonesia pasti berbeda,” kata Dandhy Laksono, Rabu (23/8/2023) malam.
Sebelum singgah di Kuningan, Roadshow Bioskop Warga ini digelar di Bandung pada 22 Agustus kemarin. Selanjutnya, setelah dari Kuningan mereka akan berangkat ke Cirebon, Batang, Semarang, Salatiga, dan akan berakhir di Dieng pada 28 Agustus mendatang.
“Sudah gak kehitung sudah ratusan kota, dan gak semuanya bisa kami datengin, karena kan temen-temen juga bikin pemutaran sendiri tanpa ada kami. Abis dari sini besok ke Cirebon, Batang, Semarang, Salatiga, baru pulang lagi finish di Dieng,” katanya.
Untuk diketahui, Ekspedisi Indonesia Baru ini sudah berjalan satu tahun dan sudah memproduksi enam film dokumenter yang sudah rilis dan enam film documenter yang sedang dalam proses pembuatan.
“kami setelah setahun ini ada enam film yang kami rilisdan mungkin masih ada sekitar enam film lagi yang kami proses,” lanjut Dandhy.
Menurut Dandhy, Ekspedisi Indonesia Baru ini memiliki tujuan untuk mendokumentasikan Indonesia dari berbagai macam hal seperti masalah, solusi, potensi, harapan, dan hal-hal lainnya untuk menemukan konsep Indonesia yang baru.
“Mendokumentasikan Indonesia dari masalah, tantangan, Potensi, peluang, solusi, harapan, kemarahan. Pokoknya semua yang ada di Indonesia ini pengen kita dokumentasikan, tapi tujuannya adalah mencari rumus atau konsep Indonesia yang baru, karena kita merasa Indonesia yang hari ini itu gak asik, kita cari Indonesia yang lebih asik lah,” tutupnya. (hafidz)