KUNINGAN (MASS) – Ketegangan antara Israel dan Iran terus menjadi sorotan dunia internasional, terutama di tengah meningkatnya eskalasi konflik di Timur Tengah. Kedua negara ini sudah lama berseteru secara ideologis, politik, dan militer, saling tuding terlibat dalam operasi rahasia, dukungan terhadap kelompok bersenjata, hingga serangan siber. Persaingan mereka tak hanya terjadi di medan diplomatik, tetapi juga dalam pembangunan kekuatan militer, khususnya kekuatan udara yang menjadi elemen kunci dalam peperangan modern.
Di tengah bayang-bayang potensi konfrontasi langsung, data dari Global Fire Power (GFP) 2025 memberikan gambaran terbaru mengenai kesiapan tempur kedua negara. Meski menempati posisi global yang berdekatan, Iran di peringkat ke-16 dan Israel di peringkat ke-15. Perbedaan mencolok terlihat dalam sektor kekuatan udara.
Berikut adalah rincian perbandingan kekuatan udara Iran dan Israel menurut GFP 2025:
Komponen Udara | Iran | Israel | |
Jumlah Total Pesawat | 551 | 611 | |
Pesawat Tempur (Fighter) | 118 | 240 | |
Pesawat Serang (Attack) | 21 | 38 | |
Armada Tanker Udara | 6 | 14 | |
Jumlah Helikopter | 128 | 147 | |
Helikopter Tempur | 38 | 48 |
Israel secara konsisten unggul dalam semua kategori, menunjukkan superioritas baik dari sisi jumlah maupun potensi ofensif. Pengoperasian 240 pesawat tempur, dua kali lipat dibandingkan Iran, menempatkan Israel dalam posisi yang sangat strategis untuk operasi udara skala besar.
Selain itu, kemampuan Israel dalam pengisian bahan bakar di udara (aerial refueling) memungkinkan pesawat-pesawatnya menjangkau wilayah yang lebih luas, termasuk potensi serangan jarak jauh ke fasilitas strategis lawan.
Kelebihan utama Israel tidak hanya pada kuantitas, tetapi juga kualitas. Jet tempur generasi kelima F-35I Adir menjadi tulang punggung angkatan udaranya, pesawat siluman canggih yang sulit terdeteksi radar dan memiliki kemampuan serangan presisi tinggi. Sebaliknya, Iran masih banyak bergantung pada pesawat-pesawat era lama seperti F-4 Phantom dan MiG-29 yang telah dimodifikasi secara internal.
Pada konteks meningkatnya ketegangan regional dan ancaman konflik terbuka, laporan GFP 2025 menegaskan, Israel memiliki keunggulan signifikan dalam kekuatan udara dibandingkan Iran. Sementara Iran terus memperkuat pertahanannya melalui strategi asimetris dan aliansi regional. (argi)
