KUNINGAN (MASS) – Sumber daya di Kuningan, sangat melimpah, terutama di bidang pertanian dan alam. Hal itulah mungkin juga yang mendorong industri pupuk organik yang satu ini, tumbuh dan berkembang selama 8 tahun terakhir. Power Bumi.
Ya, Power Bumi ini adalah olahan pupuk organik yang dikembangkan PT Zamrud Bumi Indonesia, Desa Sukamaju Kecamatan Cibingbin.
Pendirinya adalah Rusda Nasir M Pd atau yang lebih dikenal dengan sebutan Udo. Dirinya menjelaskan, penggunaan pupuk organik ini sebenarnya mendorong untuk petani agar makmur.
“Khasiatnya, nengacu pada visi misi perusahaan, tanah gembur, tanaman subur, petani makmur,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Penggunaan pupuk organi ini, lanjutnya berfungsi untuk mengangkat residu kimia di dalam tanah. Apalagi beberapa tahun belakangan ini, sudah sangat umum petani memakai pupuk kimia.
“Dengan pupuk organik ini, tanah akan kembali normal (berangsur), nutrisi masuk, mengurangi pupuk makro juga,” terangnya sembari menyebut, hasil pengalaman dan uji cobanya, produk jadi melimpah.
Penggunaan pupuk makro, urea misalnya, juga bisa sangat berkurang dengan adanya pupuk organik. Misal diawal bisa menghemat 30% pengeluaran pupuk urea, setiap musimnya pengurangan itu juga bisa terus dilakukan, dengan tetap mempertahankan kesuburan tanah.
Berangsur setiap musim, nantinya pupuk makro akan terus semakin berkurang.
Pupuk organik buatannya ini, menggunakan permentasi bahan-bahan dari daun, batang, akar dan umbi-umbian. Nantinya, nahan-bahan disatukan berdasar presentasi yang sudah ditentukan perusahaan.
Udo, membawa kuninganmass.com melihat-lihat tempat produksi dan packaging, serta tempat dan permentasinya menggunakan toren-toren besar.
“Perbulan produksinya awalnya (sebelum pindah ke kantor baru) hanya 1500 dus perbulan, sekarang targetnya 15000 dus, nanti kalo bangunan yang masih dibangun ini sudah selesai. Sekarang ya di angka 3000an dus,” ujarnya.
Produk yang dibuatnya, ada 2 jenis yakni ukuran 500 ml dan 1 liter. Harganya, mulai Rp75ribuan saja.
Saat ini, perusahaaan sudah dipasarkan ke kota-kota seperti Kuningan Cirebon, Indramayu, Subang, Bekasi Serang Banten, SukabumiTasik Ciamis dan Bandung. Juga ke Brebes Pemalang Tegal dan Denmark.
“(Tapi) Kalo penjualan yang diluar pemasaran tadi, (misal) via online, produk kita sudah sampai NTT, NTB, Bali termasuk ke Papua. Kalimantan sudah banyak yang pakex Sumatera juga. Yang belum bisa kami kirim itu, ke Maluku dan Sulawesi, karena ongkirnya sangat tinggi,” imbuhnya.
Selain itu, lanjutnya, sudah ada juga pembicaraan untuk ekspor produk ke luar negri. Dirinya bahkan meminta do’a agar semua bisa berjalan lancar.
“Harapan kepada pemerintah, semoga peduli kepada para pengusaha, khususnya kami. Karena produk ini sudah banyak yang memakai. Kenapa tidak, mari sama-sama sampaikan kepada para petani agar pakai karena bagus khasiatnya. Atau syukur bisa membantu permodalan untuk pemodalan untuk pengembangan,” tuturnya.
Dengan begitu, kata Udo, akan tercipta lebih banyak lapangan kerja. Saat ini saja, sudah ada 75 pegawai yang diberdayakan. Kao bisa terus berkembang, akan bertambah lapangan kerja.
“Mari berinovasi dalam segala bidang, berkreasi inovasi dalam segala hal. Awalnya saya juga sendiri, lalu ada yang membantu, dan sekarang sudah banyak pekerja,” pesanya kala diminta apa yang harus dilakukna generasi muda kedepan. (eki)