KUNINGAN (MASS) – Ini adalah Angringan Cak Heri yang berada di
Jl RE Martadinata, tepat sebrang terminal Kertawangunan, Kuningan.
Seperti Angkringan pada umumnya, disana tersedia nasi kucing ( nasi yang dibungkus kecil, red) ada juga sate bakar mulai dari jeroan, usus, sayap, bakso, serta tempe dan tahu. Semuanya sudah matang, tapi dibakar kembali.
Ada minuman penghangat, seperti susu jahe, wedang jahe, wedang uwuh, kopi, bahkan ada juga yang dingin seperti es jeruk.
Angkringan, tempat ‘nangkring’ yang satu ini memang merebak di Kuningan. Sebut saja di Cilimus, Jalaksana, Kuningan Kota, hingga Ciawigebang pun ada.
Makanan khas Jawa ini, kini nampaknya sudah mulai akrab untuk warga Kuningan.
Kuninganmass.com kala itu menghabiskan waktu malam disana, Minggu (3/12/2020). Angkringan sedang dijaga oleh anak sang pemilik, Andre namanya.
Andre, mengaku diirnya dan sang ayah adalah warga Sindangsari yang sebelumnya bekerja di Tanggerang.
“Tos dua tahun di dieu, (berdiri di Jl RE Martadinata, red),” akunya pada kuninganmass.com malam itu.
Tapi mungkin seni ‘makan’ di Angkringan sendiri cukup berbeda. Selain hidangannya yang serba dibakar menggunakan arang, membuat hangat dan sedikit kering, seni ‘nongkrong’ di pinggir jalan adalah sensasi lain.
Duduk berhadap-hadapan di depan gerobak, sembari ngobrol ngalor ngidul pun terasa menyenangkan.
Atau kalo pergi bersama teman, kita bisa menggelar tikar di sekitar Angkringan. Selain makan, kita juga akan disuguhkan kendaraan dan orang yang lalu lalang di sekitar jalan.
Biasanya, Angkringan dipasok atau di’bos’in satu orang saja. Tapi memang tidak semua. Angkringan Cak Heri ini produksi sendiri. Pantas saja, meski bumbu ‘bakarnya’ hampir sama, bumbu sate awalnya berbeda. (eki)