KUNINGAN (MASS) – Kepala BP Taskin (Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan) RI, Budiman Sudjatmiko, sempat mendemonstrasikan drone pertanian saat berkunjung ke Kuningan, Senin (21/4/2025) kemarin.
Mantan aktivis 98 itu mengatakan bahwa Kuningan memiliki potensi besar dalam sektor pertanian yang dapat dikembangkan menjadi kekuatan industri.
“Kuningan ini agraris, tapi potensinya bisa naik kelas menjadi industri pertanian berbasis kerakyatan,” katanya saat berdialog dengan masyarakat di Kecamatan Cimahi.
Meski begitu, Budiman yang berkunjung ke banyak masyarakat yang hidup dalam kondisi yang memprihatinkan, Kepala BP Taskin itu juga mengaku tidak bisa fokus satu sektor untuk mengentaskan kemiskinan.
Selain butuh sentuhan pemerintah, masyarakat juga butuh akses yang lebih baik ke layanan dasar dan teknologi.
“Kita juga akan mendorong dari sisi pendidikan, kesehatan, serta penguatan ekonomi rakyat seperti UMKM dan industri rumah tangga. Semua harus saling mendukung,” ujarnya.
Saat itulah BP Taskin mendemonstrasikan pemanfaatan teknologi drone pertanian. Drone ini, diklaim sebagai inovasi BP Taskin yang dapat membantu petani dalam menyemprot pupuk dan insektisida, sekaligus menghemat waktu dan biaya produksi.
“Ini bagian dari strategi menjadikan masyarakat petani lebih mandiri, efisien, dan sejahtera,” katanya.
Sementara, Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar yang turut menyambut BP Taskin, menyampaikan bahwa kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah yang belum tuntas di Kabupaten Kuningan.
Meski mengalami penurunan dari 12,78 persen di tahun 2022 menjadi 11,88 persen pada tahun 2024, angka ini masih relatif tinggi dibandingkan dengan rata-rata Provinsi Jawa Barat (7,46 persen) maupun nasional (8,57 persen). Bahkan, Kuningan masih berada di posisi dua terbawah di Jawa Barat.
“Penanganan kemiskinan memerlukan kolaborasi multipihak. Pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri. Oleh karena itu, kami sangat berharap adanya sinergi program dari pemerintah pusat yang mampu memperkuat upaya-upaya dalam menurunkan angka kemiskinan melalui pendekatan yang lebih tepat sasaran,” terangnya.
Kata Dian, tipologi kemiskinan di Kabupaten Kuningan secara umum menunjukkan korelasi erat dengan tingkat pengangguran.
“Data menunjukkan bahwa 69,26 persen penduduk miskin berasal dari kelompok yang tidak atau belum bekerja, disusul oleh buruh harian lepas (11,96 persen), pedagang kecil (6,63 persen), pegawai swasta (5,87 persen), dan petani (5,17 persen),” sebutnya.
Kecamatan Cimahi, disebutkan Bupati Kuningan, menjadi salah satu lokus penting pengentasan kemiskinan, dengan penduduk miskin yang didominasi oleh kelompok belum bekerja (62,26 persen), pedagang kecil (13,26 persen), petani (11,14 persen), dan pekerja lepas (9,01 persen).
Adapun Kabupaten Kuningan menjadi lokasi peluncuran pilot program linieritas pengentasan kemiskinan oleh BP Taskin RI. Peluncuran program ini merupakan tindak lanjut dari audiensi sebelumnya antara Bupati Kuningan dan BP Taskin RI.
Sementara, Kunjungan Budiman ke Kuninhan sendiri diakhiri dengan pengukuhan kepengurusan Bakti Taskin se-Indonesia secara Virtual oleh Ketua BP Taskin RI, yang berlangsung di Teras Pendopo. Hj Ela Helayati SSos istri Bupati Dian, turut dikukuhkan sebagai Ketua Bakti Taskin Kabupaten Kuningan. (eki)
