KUNINGAN (MASS) – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Kuningan menggelar aksi demonstrasi di halaman Kejaksaan Negeri Kuningan, Jumat (24/10/2025). Di tengah hujan deras yang mengguyur kota, mereka tetap berdiri tegak tanpa jas hujan, meneriakkan tuntutan agar Kejaksaan menuntaskan kasus dugaan penyelewengan dana proyek Kuningan Caang senilai Rp117 miliar.
Aksi tersebut digelar sebagai bentuk keprihatinan mendalam terhadap lambannya penanganan kasus proyek Penerangan Jalan Umum (PJU) yang hingga kini tak kunjung jelas. Mahasiswa menilai, meskipun sudah dilakukan pemanggilan sejumlah saksi dan penyelidikan, namun tak ada perkembangan berarti. Spanduk besar bertuliskan #KuninganCaangkeun membentang di tengah massa, menjadi simbol desakan agar hukum kembali berpihak pada rakyat, bukan pada kekuasaan.
Namun suasana damai berubah tegang ketika mahasiswa memaksa ingin bertemu Kepala Kejaksaan Negeri Kuningan, Ikhwanul Ridwan Saragih. Sayangnya, Kajari dikabarkan tidak berada di tempat, membuat mahasiswa semakin geram. Aksi saling dorong dengan aparat pun tak terhindarkan, hingga menyebabkan satu mahasiswa mengalami luka di bagian tangan akibat terjatuh saat situasi mulai ricuh.
Koordinator aksi, Rizal, menyatakan bahwa ketidakhadiran Kajari adalah bentuk pengabaian terhadap suara mahasiswa dan rakyat. “Kami datang bukan untuk membuat kerusuhan, tapi menuntut keadilan. Tapi Kajari justru memilih bersembunyi. Ini pelecehan terhadap aspirasi publik. Kami akan kembali turun, lebih besar, lebih lantang, Selasa depan,” tegasnya dengan suara bergetar di bawah hujan yang terus mengguyur.
Salah satu orator dari GMNI menambah panas suasana dengan lantang menuding Kajari sengaja menghindari mahasiswa. “Jangan pura-pura tidak tahu kami datang! Kajari Kuningan dengan sengaja menghindar dari rakyatnya sendiri! Ini bentuk ketakutan terhadap kebenaran!” teriaknya dari atas mobil komando, disambut sorakan dan tepuk tangan para peserta aksi yang basah kuyup namun tak bergeming.

Kasi intel Kejaksaan Negeri Kuningan Brian Kukuh Mediarto SH. (Foto: raqib)
Menjawab aksi mahasiswa, pihak Kejaksaan Negeri Kabupaten Kuningan melalui Kasat Intel Kejaksaan Kabupaten Kuningan, Brian Kukuh Mediarto SH MH, menyebut aksi demonstrasi adalah hal yang biasa terjadi dalam menyampaikan aspirasi. “
Iya, tadi biasalah, yang namanya aksi ada orasi dan penyampaian aspirasi. Memang ada dinamika yang sering terjadi, tapi alhamdulillah, semuanya berjalan aman dan terkendali,” ujarnya kala diwawancara kuninganmass.com pada Jum’at (24/10/2025) sore.
Ia juga menjelaskan selama aksi berlangsung, para demonstran menunjukkan semangat untuk menyampaikan tuntutannya, meskipun mereka belum berhasil menemui Kepala Kejaksaan Negeri.
“Kita kirimkan surat tadi malam yang memberitahukan bahwasa (Kepala Kajari tidak ada di Kuningan) karena kan ada pergantian pimpinan lagi di Bandung,” tutur Brian.
Karena hal itu, kata Brian, pihaknya melakukan pemberitahuan kepada para demonstran agar aksi dilakukan pekan depan. “Ada kegiatan di Bandung takut nanti mubazir tuh makanya kita arahkan untuk hari Selasa,” tuturnya.
Brian juga menjelaskan Kejaksaan Negeri Kuningan berkomitmen untuk menjaga komunikasi yang baik dengan siapapun baik mahasiswa ataupun masyarakat. “Sejauh ini jelas Kejari terbuka seperti biasa pada umumnya audiensi silakan, nanti juga Selasa kita rencanakan, kan kalau aksi sudah nih, kalau bisa nanti hari Selasa tinggal audiensi,” jelasnya.
Brian juga menegaskan pentingnya audiensi sebagai sarana untuk menjelaskan berbagai hal terkait tuntutan yang diajukan. “Nanti pas audiensi kira-kira pertanyaan teman-teman apa, nanti kita jawab biar nanti rasa penasaran teman-teman jadi hilang gitu,” tambahnya.
Brian juga menyebutkan saat ini Kejaksaan juga sedang fokus menangani banyak perkara, termasuk isu-isu yang tak kalah penting. “Banyak perkaranya termasuk yang BJB bahkan kita sedang kejar TPPU nya juga, ngurusin asetnya juga,” pungkasnya. (raqib)









