KUNINGAN (MASS) – Guna meminimalisasi arus urbanisasi diperlukan pengembangan sector pertanian di daerah sendiri. Ini terungkap dalam Workshop yang digelar Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan (HIMATEPA) Universitas Islam Al-ihya (UNISA) Kuningan, akhir pecan kemarin (10/12/2017).
Workshop yang dilaksanakan di Aula Kampus 1 UNISA bertema “Menggerakan Generasi Muda Dalam Membangun Pertanian Menuju Kemandirian dan Ketahanan Pangan Berbasis Enterpreneurship”. Pembicara yang dihadirkan dari pihak Rektorat, Pelaku Usaha Hidroponik serta Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan.
“Banyak pemuda desa yang merantau mencari pekerjaan di perkotaan dan menyebabkan peningkatan arus urbanisasi dan kepadatan jumlah penduduk perkotaan. Padahal kita tahu bahwa pemuda desa bisa terpakai belum tentu di kota pun,” ujar Ketua Pelaksana, De Rian.
Dikatakan, sarjana saja banyak yang masih menganggur. Bagaimana mungkin dengan orang-orang muda yang umumnya berpendidikan rendah, bisa mendapatkan pekerjaan yang memadai.
“Pendidikan keluarga turut menentukan seperti apa jadinya generasi ke depan. Apabila sejak kecil orang tua tidak menanamkan nilai-nilai dan prinsip hidup yang benar kepada anak maka jangan pernah berharap kelak mereka bisa mengatur hidupnya dengan baik,” kata dia.
Kegiatan ini dihadiri oleh peserta sekitar 60 orang yang terdiri dari Pelajar, Mahasiswa, Masyarakat dan Kelempok Wanita Tani (KWT) Windujanten.
Rektor UNISA Nurul Iman HA, S.Ag. M,Si. dalam materinya mengajak Peserta Workshop untuk menjadi pelaku enterpreunership dengan mengajak Budidaya Markisa ungu dan Mendistribusikan 1000 bibit markisa ungu.
Ia juga mengatakan, pemuda seringkali diidentikkan dengan sekumpulan orang dengan semangat yang menyala-nyala, manusia yang masih segar dan intelektual untuk menghasilkan ide-ide baru dan cemerlang. Bukan main-main, jumlah pemuda di Indonesia sangatlah fantastis.
“Di Republika.co.id disebutkan bahwa jumlah Pemuda saat ini kurang lebih 69 juta dengan rentang tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Dengan potensi jumlahnya yang luar biasa tersebut, seharusnya negara ini menjadi negara paling maju di dunia,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu Kepala Bagian Pendistribusian, H. Maryoto, SP menyebutkan peran generasi muda dalam mewujudkan ketahanan Pangan. Pertama, mensosialisasikan gemar makan komoditas lokal yang mempunyai daya saing Kompetitif. Kedua, mampu meningkatkan Kreasi menu olahan Pangan Lokal yang mempunyai daya saing tinggi.
“Kemudian yang ketiga, menjalin mitra kerja dalam meningkatkan daya saing hasil produksi kelompok-kelompok usaha pangan local,” paparnya.
Dari Pengusaha Hidroponik, Adi Nuryanto menegaskan, Hidroponik bisa menjadi salah satu solusi untuk mecegah kekurangan pangan. Sebab, kegiatan hidroponik bisa dilakukan tidak hanya di tempat terbuka saja tapi bisa pula di dalam ruangan. “Tentu saja dengan kualitas hasil panen yang lebih baik,” ujarnya.
Sementara Ketua HIMATEPA, Herdiana mengingatkan kaum muda untuk menggemari sector pertanian. Dikatakan, workshop mengenai pangan, kewirausahaan, dan pertanian merupakan salah satu program organisasinya untuk mengajak merangkul dan mengingatkan bahwa budaya bertani dan berwirausaha harus tetap berlangsung.
“Karena kalau terputus bukan tidak mungkin jika terjadi kelaparan dan semakin meningkatkannya angka pengangguran,” tandasnya. (deden)