KUNINGAN (Mass)- Bagi sekolah negeri yang berada di perkotaan mengirim siswa ke universitas negeri mungkin hal yang biasa. Tapi bagi SMAN 1 Ciniru itu merupakan hal yang luar biasa.
Selama empat tahun terakhir SMAN 1 Ciniru selalu meloloskan siswa ke PTN yang sudah punya nama semisal ITB, UNJ, UPI dan UI. Tahun ini walaupun satu siswa melalui Endang Triana yang lolos ke Unpad disyukuri oleh pihak sekolah.
“Alhamdulillah ada satu orang yang lolos ke Unpad. Ini membktikan bahwa siswa kami pun memiliki kualitas yang sama dengan sekolah lainya,” ucap Kepala SMAN 1 Ciniru Drs Sulaeman MMPd kepada kuninganmass.com Rabu (26/4/2017).
Ini membuktikan, sekolah yang berpagar bambu dan jauh dari keramaian kota mampu mengirim siswa dalam SMPTN tahun ini. Dengan lolos satu siswa diharapkan menjadi motivasi bagi siswa lainnya untuk meraih yang terbaik karena sekolah dimana saja sama materinya.
Sulaeman yang didampingi guru BP/BK Ade Supartini menerangkan, keterbarasan sarana selau jadi pemicu semangat siswa. Selama ini siswa pun banyak meraih presatasi baik bidang akademik olah raga hingga menjadi petugas paskibra tingkat provinsi.
Sekedar mengingatkan pada akhir tahun 2016 Ketua DPRD Kuningan Rana Suparman SSos berkunjung ke SMAN I Ciniru. Kunjungan politisi yang juga Ketua DPC PDIP Kuningan itu untuk melihat kondisi SMAN Ciniru.
Dari laporan yang diterimanya sekolah yang terletak di pinggiran Kuningan itu pagar bangunan sekolah menggunakan bambu. Tentu ini sangat memprihantikan terlebih selama ini pendidikan selalu menjadi priortias pemerintah.
“Saya prihatin dengan kondisi ini. Insa Allah pada tahun tahun 2017 program pemegaran dimasuk ke APBD,” ucap Rana kala itu.
Pada kesempatan itu, Rana berkeliling sekolah untuk melihat secara langsung kondisi pagar. Ia berjanji untuk memasuk ke anggaran ke APBD tahun 2017 karena memang menjadi priorotas.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Ciniru Drs Sulaeman MPd mengaku, merasa senang dengan adanya kunjungan Ketua DPRD Kuningan itu. Dengan datang minimal mengetahui kondisi riil di lapangan bagaimana kondisi sekolah dipingggiran.
Sulaemn menerangkan, pagar bambu yang digunakan untuk memagar bagian belakang dan samping sekolah cukup panjang, dimana bagi belakang 60 meter, sebelah kiri 40 meter dan bagian kanan 50 meter.
“Kami pagar dengan menggunakan bambu ini sudah kurang lebih 5 tahun. Selama ini kami tidak diam namun sudah berupaya tapi belum berhasil dan berharap benar-benar terealisasi,” ucapnya. (agus)