KUNINGAN (MASS) – Bencana alam yang terjadi beberapa tahun lalu mengakibatkan ambruknya bangunan Madrasah Ibtidaiyyah (MI) di Dusun Karang Baru Desa Cipedes Kecamatan Ciniru. Namun hingga saat ini, bangunan yang menyisakan 3 ruangan kelas untuk digunakan 6 rombel itu luput dari perhatian pengelola pendidikan sehingga dari tahun ke tahun jumlah siswa terus menurun.
Dengan kondisi tersebut, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) dan masyarakat Cipedes melakukan audiensi dengan Kemenag, Senin (8/7/2019). Dalam audiensi itu, mahasiswa dan masyarakat mendesak Kemenag Kuningan untuk meningkatkan sarana pendidikan demi tercapainya output generasi yang semakin baik.
Pada audiensi itu, ketidakhadiran Kasi Madrasah Kemenag Kuningan memantik rasa kecewa bagi mahasiswa dan masyarakat. Pasalnya, jarak yang ditempuh dari Cipedes ke Kuningan memerlukan biaya, waktu dan tenaga yang besar.
Ketua PC PMII Fauzan mengatakan, kedatangannya ke Kemenag untuk menyampaikan aspirasi masyarakat yang meminta fasilitas pendidikan diperbaiki. Meskipun masyarakat dan pihak sekolah telah berkoordinasi dengan Kemenag, namun tidak ada kelanjutan atau realisasi
“Keluhan masyarakat kepada saya bahwa ketika berkoordinasi dengan kemenag hanya sebatas ‘kami siap akan membantu dan memproses hal tersebut’. Tapi nyatanya tidak begitu,” ucap Fauzan.
Keadaan MI Cipedes, lanjut Fauzan, sudah tidak layak digunakan lagi. Dirinya melihat langsung keadaan sekolah yang sudah tidak bisa memungkinkan melakukan proses pembelajaran.
“Setelah audiensi ini, jangan sampai tidak ada tindakan atau respon lagi. Akses dari Kuningan ke Cipedes sangat jauh dan pojok. Jangan sampai masyarakat dipojokkan pula dengan tidak ada tindakan reaktif yang jelas. Kami PC PMII Kuningan siap mengawal sampai tuntas demi kepentingan masyarakat,” tegasnya. (ali)