KUNINGAN (MASS) – Sekda Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi mengulas Teori Pentahelix kala menghadiri Tasyakuran Sekretariat PWI Kuningan, Kamis (29/8/2019) petang. Menurut teori tersebut, tanpa media dan elemen lain penyelenggaraan pemerintahan tidak akan berjalan maksimal.
“Penta itu 5 dan Helix jalinan. Lima elemen ini merupakan kekuatan pembangunan suatu wilayah. Diantaranya akademisi, businessment, komunitas, government dan media. Konsep ini harus dikedepankan agar penyelenggaraan pemerintahan maksimal,” tandasnya.
Ia berbicara itu usai ngazanan sekretariat baru PWI Kuningan di Jalan Raya Ancaran. Hadir kades dan perangkat Desa Ancaran serta masyarakat sekitar. Tampak hadir pula jajaran pengurus PWI yang diketuai Iyan Irwandi SIP dan mantan Ketua PWI yang kini menjabat Ketua Bawaslu, Ondin Sutarman SIP.
Dian mengapresiasi langkah yang dilakukan pengurus PWI termasuk penempatan sekretariat baru. Ditegaskan olehnya, jika PWI membaik maka dipastikan dapat lebih memberikan kontribusi positif bagi pemda selaku mitra. Itu selaras dengan konsep Pentahelix yang ia jabarkan.
“Saya berharap sekretariat ini jadi rumah ide, rumah gagasan. Fenomena sekarang, generasi kita semakin kritis. Jika dulu generasi produk kertas, papan tulis, kalau sekarang generasi komputer. Tentu dampaknya luar biasa terhadap nalar dan daya kritis mereka,” ungkapnya.
Kalau tidak dikejar, sambung Dian, maka akan tertinggal. Dengan perkembangan teknologi, aspirasi perkembangan luar mesti diserap. Sehingga pihaknya setuju apabila sekretariat PWI tersebut menjadi rumah pikir alias rumah ide.
Lebih jauh, Dian mengemukakan, setiap orang memiliki kecenderungan malas tak mau berinovasi. Ini bisa menimpa siapa saja. Padahal di luar, perkembangannya begitu cepat. Sehingga kepada para awak media yang tergabung dalam PWI, ia berpesan agar menepis kecenderungan malas tersebut.
“Kalau malas melakukan perubahan, melakukan terobosan, ya kita tergerus. Kita jangan terkungkung mindset lama. Jangan sampai terdengar ada wartawan gagap teknologi. Nah, saya berharap secretariat ini jadi kawah candra dimuka untuk melahirkan wartawan professional,” harapnya.
Untuk menuju itu, menurut Dian, tidak terlepas dari 3 hal penting yaitu knowledge, experience dan etics. Tanpa itu maka tidak akan jadi profesional. Kode etik jurnalistik perlu diperhatikan agar menjadi wartawan profesional.
Satu lagi yang dianggapnya penting, setiap orang harus mencintai pekerjaannya. “Mencintai pekerjaan akan membuat kita lebih bertanggungjawab, disiplin menulis berita dan berinovasi,” ucap Dian.
Dalam kesempatan itu, para wartawan senior pun memberikan wejangannya kepada para pengurus PWI. Salah satunya Ondin Sutarman, mantan ketua PWI tiga periode ini berpesan agar wartawan tidak boleh meminta demi menjaga marwah pers. Sedangkan H Wawan JR menegaskan, kemitraan bukan berarti tidak boleh menulis kritis. (deden)