KUNINGAN (MASS) – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nuzul Rachdy SE, menyesalkan terjadinya kekerasan fisik yang berlatar belakang kritik ke Bupati.
Hal itu diucapkan Nuzul Rachdy, sesaat setelah menghadiri kegiatan di GOR Ewangga Kuningan, Rabu (24/9/2025) kemarin. Zul menghadiri kegiatan bersama Bupati.
“Aduh saya sangat disesalkan kalo itu terjadi (sampai ada kekerasan karena kritik),” ujarnya.
Soal kritik si kusir sendiri, memang digunakan kata-kata yang cukup keras. Bahkan sampai menggunakan diksi laknat, serta frasa sia (kamu dalam bahasa sunda kasar).
Namun begitu, secara umum kusir itu keberatan karena Bupati Kuningan lebih mementingkan even sepeda, TdL, malah menghilangkan saptonan (tradisi yang melibatkan kuda) di Hari Jadi Kuningan.
Merespon soal esensi kritikan itu, Nuzul menjelaskan bahwa dihilangkannya beberapa kegiatan di Hari Jadi Kuningan ini juga karena menyerap aspirasi di masyarakat terhadap situasi saat itu.
“Jangan kita menilai satu sudut pandang, saat menghilangkan band KOTAK asirasi, menunda hari jadi juga aspirasi,” bela Zul, soal kebijakan Bupati sembari tetap menyesalkan jika memang sampai terjadi kekerasan fisik. (eki)