KUNINGAN (MASS) – Suasana serba Sunda sangat terasa saat memasuki area Saung Kopi Hawwu. Sebuah tempat makan dengan konsep tradisional Sunda, di Jalan Ir Soekarno, Jalan Baru Pruwawinangun-Cirendang atau tepat di sebelah timur SMK Bhakti Husada Kuningan.
Selain suasana yang terbangun karena bangunannya yang antik, serba bambu dan kayu, sensasi serba sunda terasa dari hal-hal kecil yang ada disana.
Pernak-pernik, galeri kerajinan, perabotan, penggunaan ‘hawwu’ atau tungku untuk masak, seragam pegawai yang tradisional. Semua sangat terasa tradisional.
Ditambah dengan makanannya, lengkap sudah, berasa berada di pedesaan yang masih kental budayanya.
Pengelola Saung Kopi Hawwu, Iwa menyebut tempatnya memang sengaja didesign dengan konspe tradisional. Meski begitu, tempat yang dikelolanya ini, tiap spotnya, tetap dibuat menarik untuk berfoto.
“Sekarang tamu undangan (yang hadir, red). Sounding kalo besok kita grand opening,” ujarnya pada kuninganmass.com Rabu (23/9/2020) siang
Kuninganmass.com berkesempatan berkeliling disana. Selain merasakan langsung tiap detail suasana dan kesan sunda, kuninganmass.com juga berkesempatan melihat langsung proses memasak menggunakan hawwu, serta mencoba makananya. Sangat enak dan cocok di lidah
Di bagian belakang, ada pula rumah hijau yang menjajakan berbagai sayuran hidroponik dan tanaman hias, yang memperkental suasana khas pedesaan. Meski sarananya belum rampung sempurna, suasana yang terbangun memang sangat terasa.
“Kita punya paket makan sawaregna. Hanya 10 ribu. Mau nambah berapa kalipun tetep segitu,” tuturnya sembari menjelaskan lauk paket tersebut yang meliputi sayur lodeh, sambel, krupuk dan lainnya.
Swung Kopi Hawwu buka setiap pukul 06.30 WIB hingga pukul 20.00 WIB malam. Bukan hanya bisa datangbke tempat, bagi yang ingin melakukan reservasi juga bisa.
Foto-foto dan jenis makanan, dipajang juga di Akun Instagram @kopihawwu.
“Saung Kopi Hawwu mendukung program ramah lingkungan. Jadi kita memanfaatkan semua limbah yang dihasilkan dari mulai produksi sampai dengan sisa makanan semua diolah kembali,” jelasnya.
Untuk limbah air, misalnya. Dirinya menyebut limbah, baik dari limbah cuci dan aliran air hujan semuanya masuk ke kolam pengolahan IPAL dengan 3 kali penyaringan. Sehingga, air yang dihasilkan akan bersih dan bisa dipergunakan untuk menyiram tanaman hidroponik organik.
“Untuk limbah minyak pun, kami gunakan untuk bahan bakar obor penerangan,” pungkasnya. (eki)