JAKARTA (MASS) – Pendidikan anak usia dini bukan sekadar pintu pertama menuju sekolah, tetapi fondasi utama lahirnya generasi cerdas, berkarakter, dan tangguh. Menyadari pentingnya fase emas tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus memperkuat langkah strategis untuk menghadirkan layanan PAUD yang merata dan berkualitas di seluruh penjuru negeri.
Sejalan dengan visi Asta Cita Presiden RI, Kemendikdasmen melalui Ditjen PAUD Dasmen menggerakkan percepatan program wajib belajar 1 tahun pra-sekolah. Sejak awal 2025, kolaborasi besar-besaran dibangun bersama berbagai mitra pendidikan, mulai dari ormas keagamaan, lembaga internasional, hingga komunitas pendidikan lokal. Dukungan datang dari LP Ma’arif NU, PP Muhammadiyah, PP Aisyiyah, MPKI, MNPK, Badan Koordinasi Pendidikan Buddhis Indonesia, hingga UNICEF, INOVASI, dan Save the Children.
Menurut Dirjen PAUD Dasmen, Gogot Suharwoto yang dikutip dari laman infopublik pada Selasa (19/8/2025), kunci keberhasilan program itu terletak pada gotong royong.
“Ditjen PAUD Dasmen terbuka untuk setiap kolaborasi. Hanya dengan kerja sama lintas pihak, percepatan pendidikan bermutu untuk semua anak Indonesia bisa benar-benar tercapai,” tegasnya.
Komitmen tersebut diwujudkan dalam Rencana Tindak Lanjut (RTL) bersama yang lahir Juni 2025. Salah satu langkah besarnya adalah program Wajib Belajar 1 Tahun PAUD, sebagai bagian dari RPJMN 2025–2029 yang menargetkan wajib belajar 13 tahun. Selain itu, inisiatif lain juga digulirkan, seperti transisi menyenangkan dari PAUD ke SD, pelatihan kecerdasan buatan untuk sekolah penerima BOSP Kinerja, hingga pengembangan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan ramah anak.
Sebagai tindak lanjut, Kemendikdasmen akan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan para mitra untuk memastikan implementasi berjalan efektif. Dengan pendekatan berkelanjutan, diharapkan lahir ekosistem pendidikan inklusif dan modern yang mampu mencetak generasi emas Indonesia siap menghadapi tantangan global. (argi)
