KUNINGAN (MASS) – Warga Perum Korpri Cigintung Kecamatan Kuningan dibuat heboh. Pasalnya, ada kejadian yang tidak masuk akal.
Hal itu, karena motor milik Aeli warga Desa Bojong Kecamatan Kramatmulya tiba-tiba ada di sungai dekat makam Cigintung. Padahal untuk menuju ke lokasi itu tidak ada jalan motor.
Aeli sendiri tengah berkunjung ke teman karibanya Yoga di Blok C pada Rabu (20/1/2021) malam. Pemuda lajang itu, nongkrong bersama empat orang lainnya di salah satu saung.
Pada pukul 23.00 WIB Aeli pamit dan yang lainnya pun bubar. Ketika akan naik motor tiba-tiba di jalan tidak jauh dari lokasi nongkrong ada kakek-kakek.
Aeli sempat kaget dan bertanya kepada kakek tersebut. Mau kemana? Kakek itu menunjukan ke arah utara. Karena satu tujuaan ke arah Bojong, Aeli mengajaknya untuk naik motor.
Singkat cerita sepanjang jalan kakek itu tidak banyak bicara. Namun, tiba-tiba menepuk paha Aeli dan motornya pun langsung berhenti.
Si kakek menghilang entah kemana. Aeli sendiri berhenti di sebuah lokasi yang terlihat seperti ada pameran dan ada pertunjukan wayang.
Ia pun menonton dulu pergelaran wayang hingga larut malam. Karena melihat bentuk wayangnya bagus ia mendekat dan memegangnya.
Tapi, ketika dipegang berubah menjadi batu nisan makam . Ia kaget bukan kepalang karena berada di blok makam dan ia baru sadar.
Aeli pun berlari kencang karena ketakutan. Ia sempat ke kesasar ke arah selatan Blok Lombang Cigintung atau ke arah hutannya.
Ia pun balik arah lagi dan disepanjang jalan bertemu dengan dua sosok perempuan berwajah merah. Ternyata jalan ia pilih benar dan tiba di blok C.
Dengan napas terengah-engah ia pun langsung berlari ke rumah Yoga. Ia menggendor pintu dan teriak-teriak. Padahal pada saat itu jam sudah menunjukan pukul 01.30 WIB.
Ikin, ayah Yoga marah ketika ada orang bertamu malam-malam. Apalagi orangnya terlihat seperti linglung dengan baju kotor.
Ia mengaku, habis dikejar-kejar kuntilanak. Ikin tidak lantas percaya karena menduga Eli tengah mabuk, apalagi ia sekilas mencium bau alkohol.
Yoga, anak Ikin akhirnya bangun dan bertanya ke Aeli. Apa yang terjadi dan kemana motor yang dibawa Aeli.
Aeli mengatakan, motor ada di parit dan minta tolong dibantu. Ikin, Yoga dan Aeli pun bergegas ke lokasi.
Ikin kaget bukan kepalang karena motor ada di blok makam dan di sungai yang penuh batu. Karena tidak memungkinkan diangkut akhrinya disepakati pagi diangkut.
Karena masih tidak percaya dan curiga terhadap Eli, Ikin menyuruh ia pulang. Ternyata pada saat pulang jalan kaki oleh Security Perum Jananuraga (dekat Perum Cigintung) yang bernama Pandu, Aeli ditanya.
Kepada Pandu Eli mengaku, bahwa motornya ada di makam Cigintung. Pandu yang merupakan warga Cigintung membawa ke pos dan menyuruh Eli beristirahat di pos dan berjanji pagi hari motor diangkut.
Setelah pagi Pandu membawa Aeli ke rumah Ikin dan bertanya terkait Aeli. Ikin membenarkan bahwa pemuda itu datang pada dini hari dan ngaku di kejar-kejar kunti.
Namun, pada saat cerita yang kedua ia mengaku ketemu sama kakek-kakek dan sadar-sadar di makam.
“Saya baru percaya kalau dia tidak bohong karena memang bukti semalam motor di jurang dan juga diperkuat dengan pengakuan yang sama ketiap orang,” jelas Ikin.
Akhirnya Kamis pukul 08.00 WIB motor diangkut oleh Pandu. Karena merupakan jalan setapak maka motor digotong hingga blok C.
Aeli pun pulang ke rumah dengan perasaan masing bingung dengan kejadian semalam. Begitu juga warga Cigintung.
Kuninganmass.com sendiri mendapat informasi dari warga Blok C yakni Sudarsono. Mantan Kabid di Satpol PP Kuningan itu bercerita pada Rabu malam sekitar jam 12-an, ia melihat motor matik warna kuning berkeliling di blok C.
Kemudian melintas beberapa kali di depan rumahnya. Ia tidak curiga dan menyangka pemuda yang sering nongkrong di rumah Ikin.
“Memang knalpotnya bising, dan setelah itu tidak terdengar lagi,” ujar Ono.
Pengakuan Ono ini dibenarkan oleh Adi, Cece, Yoga. Warga Blok C ini mendengar motor knalpot bising mondar mandor.
“Saya lagi nonton TV, mendengar motor tersebut bolak-balik,” jelas Adi.
Dengan kejadian ini warga dibuat ketakutan. Terlebih pada tahun 2009 ada pengakuan warga yang ingin membeli Mie Tek-tek ternyata begitu mengambil piring ke dalam rumah tukang jualan menghilang. (agus)