KUNINGAN (MASS) – Mendekati Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kuningan, sudah banyak nama-nama tokoh yang beredar dan digadang-gadang akan maju mengikuti kontestasi Pilkada serentak yang akan dilaksanakan tepat tahun 2024 ini. Dari sosok yang terbilang muda, hingga berumur lebih tua. Dari murni politisi, pengusaha hingga birokrat. Bahkan tidak sedikit dari nama-nama yang bermunculan tersebut, banyak yang timbul dan tenggelam.
Sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang didalamnya terdapat para intelektual muda, pengusaha hingga pekerja profesional, Ormas Sarjana Urang Kuningan (Sarukun) menyampaikan sikap politiknya untuk masa depan Kabupaten Kuningan. Disampaikan oleh Ketua Umum Sarukun, Muhammad Diki Fauzan, meski diakuinya dalam setahun terakhir Sarukun jarang membuat kegiatan di Kuningan, namun organisasinya tetap memantau setiap perkembangan dan isu yang terjadi di tanah kelahirannya tersebut.
“Bagi kami para perantau yang terikat dengan pekerjaan dan tidak bisa intens untuk pulang ke kampung halaman, namun kami terus memantau Kuningan. Tidak jarang kami berkumpul hanya untuk membahas setiap isu yang ada di Kuningan. Dari isue disharmonisasi Bupati dan Wakilnya yang sempat santer hingga isu kegagalan perencanaan dan pelaksanaan program di APBD hingga menyebabkan gagal bayar,” tutur pria asal Desa Langseb yang saat ini bekerja di salah satu Bank Swasta besar di Jakarta.
Menyikapi terkait Pilkada 2024 di Kuningan, Fauzan menegaskan bahwa Sarukun hingga saat ini belum menentukan pilihan untuk memfokuskan dukungannya kepada siapa. Dalam beberapa pertemuan yang dilakukan, sejauh ini Sarukun masih menunggu kepastian dari setiap nama yang muncul hingga diputuskan dan ditetapkan oleh KPU sebagai nama calon, sehingga membuat organisasinya tidak ingin terburu-buru untuk menentukan sikap.
“Dulu ada Kang Toni Indra Gunawan yang santer, bahkan roadshow ke banyak parpol, namun tiba-tiba mengundurkan diri. Membuat kami berpikir, dari banyaknya nama yang beredar pasti akan banyak yang tenggelam. Dari setiap nama yang beredar, Sarukun sudah memiliki penilaian sendiri dari masing-masingnya, yang nantinya jika sosok yang menurut kami ideal sudah ditetapkan, baru kami akan menyatakan dukungannya,” ungkap pria yang pernah menjadi pengurus Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) itu.
Ditempat terpisah, meski tidak secara gamblang menyebutkan siapa yang akan didukung oleh salah satu ormas perantau Kuningan tersebut, Wawan, sekretaris Sarukun, menerangkan bahwa ideal yang dimaksud oleh ketuanya adalah Calon Bupati Kuningan harus memenuhi kriteria yang menjadi standar organisasinya.
“Sederhananya Kuningan memerlukan sosok calon yang paham masalah namun mampu mengatasi masalah, tahu solusi dan mampu menjalankan solusi, serta kita tidak mau kelak dipimpin oleh calon yang banyak dramanya, seperti merasa diasingkan, merasa didzolimi, hingga kelak akan perang dingin antar pasangan (bupati dan Wabupnya). Kami ingin, kandidat yang sudah siap kerja mengentaskan permasalahan,” tutur pria yang saat ini berkantor disalah satu perusahaan Oil and gas di Jakarta.
Wawan juga memprediksi dari beberapa nama yang beredar saat ini, tentunya maksimal hanya akan muncul 3 pasang salon. Menurutnya, jika dikerucutkan untuk kandidat Calon Bupati yang diperkirakan sudah aman hanyalah Dian Rachmat Yanuar dan M Ridho Suganda. Sisa nama yang tersisa akan berebut sebagai kandidat ketiga dan calon wakilnya.
Sarukun, masih kata Wawan akan memilih kandidat tidak berdasarkan partai politik, namun lebih kepada sosok pribadi dan kapabilitas yang dimiliki, dilihat dari rekam jejak intelektual, kontribusi nyata terhadap pembangunan Kuningan, pengalaman dalam memimpin hingga yang tidak kalah penting adalah sifat egaliter kepada masyarakat.
“Sosok Alm Pak Acep, cukup mencitrakan diri sebagai pemimpin yang ideal. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, namun sepeninggalnya beliau banyak masyarakat yang kehilangan dan berkabung. Sarukun memiliki standar minimal pemimpin Kuningan adalah Pak Acep, tidak mengandalkan nama besar keluarga, namun berbekal dengan kedekatan masyarakat dan pengalamannya memimpin di partai dan DPRD, menjadikannya sosok yang dikagumi saat menjadi Bupati,” tutup Wawan. (deden)