JAKARTA (MASS) – Ketidakpastian ekonomi global terus memberikan dampak terhadap stabilitas nilai tukar dan aliran modal di Indonesia. Faktor eksternal seperti kebijakan moneter Amerika Serikat serta dinamika pasar keuangan global turut mempengaruhi pergerakan Rupiah terhadap dolar AS. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter terus mencermati perkembangan tersebut dan mengambil langkah-langkah strategis guna menjaga stabilitas pasar keuangan nasional.
Dalam laporan terbaru yang dirilis pada Kamis (27/3/2025), Bank Indonesia mengungkapkan perkembangan indikator utama terkait nilai tukar Rupiah, pergerakan Surat Berharga Negara (SBN), serta aliran modal asing dalam negeri. Laporan itu memberikan ambaran menyeluruh mengenai kondisi pasar keuangan Indonesia, termasuk respons investor terhadap kebijakan moneter serta dinamika global yang tengah berlangsung.
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah
Pada transaksi pasar keuangan sepanjang (24-27/3/2025), Rupiah mengalami pergerakan sebagai berikut:
- Rabu, (26/3/2025): Rupiah ditutup pada level bid Rp16.575 per dolar AS.
- Kamis, (27/3/2025): Rupiah dibuka melemah pada level bid Rp16.590 per dolar AS.
Selain itu, indikator pasar keuangan lainnya juga mengalami perubahan:
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun mengalami penurunan dari 7,13% pada (26/3/2025) menjadi 7,09% pada (27/3/2025).
- Indeks Dolar AS (DXY) menguat ke level 104,55.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 4,352%.
Aliran Modal Asing
Bank Indonesia juga melaporkan perkembangan aliran modal asing di pasar keuangan Indonesia:
- Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun tercatat naik menjadi 90,84 basis poin (bps) per (26//3/2025), dibandingkan 90,41 bps pada (21/3/2025).
- Berdasarkan data transaksi (24-26/3/2025), investor nonresiden tercatat melakukan beli neto sebesar Rp1,93 triliun, terdiri dari:
- Beli neto sebesar Rp2,63 triliun di pasar saham.
- Jual neto sebesar Rp0,51 triliun di pasar SBN.
- Jual neto sebesar Rp0,19 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
- Sepanjang tahun 2025 hingga (26/3/2025), nonresiden tercatat melakukan jual neto sebesar Rp32,02 triliun di pasar saham, sementara itu mencatat beli neto sebesar Rp16,08 triliun di pasar SBN dan Rp10,98 triliun di SRBI.
Dengan terus berkembangnya dinamika ekonomi global, stabilitas Rupiah tetap menjadi perhatian utama bagi Bank Indonesia. Komitmen yang kuat dalam menjaga keseimbangan nilai tukar serta kebijakan strategis yang diambil menjadi kunci dalam menghadapi tantangan yang ada. Kolaborasi erat antara pemerintah, regulator, dan pelaku pasar diharapkan dapat semakin memperkokoh daya tahan ekonomi nasional, memastikan pasar keuangan yang sehat, dan menjaga kepercayaan investor di tengah tantangan global yang terus berkembang. (argi)
