KUNINGAN (MASS) – Salah seorang warga Lembur Sukun Purwawinangun Kecamatan Kuningan, Raden Asep Berliana, angkat bicara soal lelang jabatan sekda (sekretaris daerah) yang mulai berproses. Ia merindukan sosok sekda lulusan APDN (Akademi Pemerintahan Dalam Negeri).
“Saya ini warga Lembur Sukun Purwawinangun (Kecamatan Kuningan), deket pemda. Termasuk pusat pemerintahan Kabupaten Kuningan. Boleh kan menyuarakan aspirasi seperti ini demi Kuningian lebih baik,” ujar Asep, Rabu (16/10/2024).
Harapan second line (sekda) dari APDN, menurutnya sangat beralasan. Sekolah tersebut sudah jelas institusi pendidikan yang didirikan Bung Karno untuk mencetak pamong praja-pamong praja yang melayani masyarakat.
“Judulnya sudah jelas. APDN itu kan awalnya didirikan di Malang Jatim. Sekarang IPDN yang dipusatkan di Bandung. Nah tau gak berapa persen birokrat lulusan APDN di Pemkab Kuningan? Kalau sedikit, ada apa sih sebenarnya?,” kata Asep.
Menurutnya, birokrat itu terlebih sekda harus memiliki knowledge yang sesuai. Begitu juga pengalaman dan pendidikan lainnya seperti pendidikan Lemhanas atau diklatpim. Selaku warga yang dekat pusat pemerintahan, ia merindukan yang seperti itu.
“Kalo top manager semisal bupati itu kan jabatan politik, siapapun bisa. Kalo sekda kan birokrat murni. Sekali lagi saya merindukan lulusan APDN. Jelas akan terjadi perbedaan kalau sekda oleh lulusan APDN,” tandasnya.
Tragedi gagal bayar yang menimpa Kuningan, menurut pemerhati kebijakan ini, seharusnya tidak terjadi. APBD Kuningan itu 3 triliun, angka yang begitu besar. Jika dimanaj oleh lulusan APDN, pernah ikut pendidikan Lemhanas apalagi diklatpim 1 maka menurutnya dapat selesai dengan mudah.
“Saya sebutkan saja nama, Deni Hamdani (sekarang sekwan) yang layak. Gak ada nama lain. Beliau sudah Diklatpim 1. Pertimbangan lain, gak neko-neko lah, orang Kuningan asli. Maaf, bukan primordialis yah,” ucap Asep.
Jika sekarang belum daftar Open Bidding, Asep meminta agar Deni Hamdani segera mendaftarkan diri.
“Dimohon pak Deni segera daftar dan didukung oleh para senior APDN, serta diijinin diridhoi oleh gusti Allah, selesai,” tandasnya.
Apakah jika tidak daftar tergolong pengecut? Asep geleng-geleng kepala. “Gak juga. Mungkin beliau punya pertimbangan lain. Atau pusat juga pasti membidiknya untuk jabatan yang lebih dari ini. Tapi kan Kuningan lagi membutuhkan,” ungkapnya.
Diakhir, Asep juga berharap agar Open Bidding yang sekarang mulai berproses bukan hanya sekadar formalitas. Tapi betul-betul upaya menjaring orang-orang yang kualified. (deden)