KUNINGAN (MASS) – Munculnya grup media sosial yang memuat konten tak pantas dan diduga menjadi wadah penyimpangan moral di Kabupaten Kuningan memicu keprihatinan mendalam di kalangan mahasiswa, khususnya Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI).
Salah satu Ketua KOPRI PMII Kuningan, Diah Rahmawati, dalam pernyataan menegaskan bahwa keberadaan grup beranggotakan ribuan pengguna dengan percakapan intim tersebut tidak hanya meresahkan masyarakat, tetapi juga mengancam nilai-nilai moral, agama, dan budaya luhur yang selama ini dijunjung tinggi di Kuningan.
“Fenomena ini harus menjadi alarm bersama. Kebebasan di ruang digital tidak boleh diiringi dengan kebebasan tanpa tanggung jawab moral. Tanpa arah, kebebasan justru akan menghancurkan akhlak generasi muda,” tegasnya, Senin (28/7/2025).
Dalam sikapnya, KOPRI PMII menolak keras segala bentuk perilaku yang mengarah pada penyimpangan moral, pornografi, dan penyalahgunaan media sosial. Ia mendesak pemerintah daerah, kepolisian, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk segera menindaklanjuti kasus tersebut dengan langkah nyata, mulai dari pelacakan admin, penutupan grup, hingga penegakan hukum bagi para pelaku penyebaran konten asusila.
Selain penindakan hukum, KOPRI PMII juga mendorong pengawasan yang lebih ketat di level keluarga, sekolah, dan masyarakat. Menurut Diah, literasi digital harus sejalan dengan penguatan nilai agama, budaya, dan etika di lingkungan terdekat anak-anak dan remaja.
Sebagai organisasi kaderisasi perempuan, KOPRI PMII menyatakan siap membuka ruang edukasi, dialog sehat, hingga kampanye literasi digital untuk membentengi generasi muda dari arus kebebasan yang tak bertanggung jawab.
“Kami juga mengajak semua pihak pemerintah, akademisi, tokoh agama, adat, media, hingga organisasi kemasyarakatan untuk membangun gerakan moral kolektif. Ini bukan sekadar penindakan, tetapi juga penyusunan langkah preventif jangka panjang,” tandasnya.
Sebagai penutup, Diah menekankan peran penting perempuan dalam menjaga moral keluarga, masyarakat, dan bangsa. Dengan peran aktif perempuan, ia optimistis generasi muda Kuningan akan lebih bijak dalam bermedia sosial, bertanggung jawab, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur daerah.
“Mari kita jaga moral, jaga generasi muda, dan jaga Kabupaten Kuningan,” pungkasnya. (rizal)
