KUNINGAN (MASS) – Konsistensi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) dalam perwujudan Kabupaten Angklung diperlihatkan. Seperti yang baru saja dilaksanakan, dinas tersebut menggelar Festival Angklung Pelajar se Kuningan.
Ratusan pelajar mengikutinya. Mereka perwakilan 22 kecamatan pelajar SD dan 9 SMP. Selama 2 hari, Kamis-Jumat (15-16/2/2018) di Gedung Kesenian, tiap kelompok saling beradu kebolehan dalam memainkan alat musik dari bambu itu.
“Festival ini sebagai tindak lanjut dari Kuningan sebagai Kabupaten Angklung dan bentuk komitmen Pemkab Kuningan untuk terus melestarikan dan mengembangkan seni tradisional angklung,” tutur Kepala Disdikbud, Dr H Dian Rachmat Yanuar.
Dia mengatakan, Kuningan tidak lepas dari sejarah perkembangan angklung. Di Kuningan lah, sambungnya, nada angklung dirubah dari pentatonis menjadi diatonis.
Sekarang, angklung telah ditetapkan menjadi WARISAN BUDAYA DUNIA TAK BENDA Atau INTANGIBLE CULTURAL HERITAGE OF HUMANITY oleh UNESCO pada 16 November 2010 lalu.
“Ini menjadi spirit bagi kita, kalau kita serius mengembangkannya maka ini akan jadi nilai tambah bagi Kuningan, karena potensi dan sejarah kita punya,” tandasnya.
Melalui Festival Angklung di kalangan pelajar, dia berharap ada regenerasi dan pewarisan kesenian tradisional di kalangan generasi muda/pelajar di Kuningan sebagai warisan budaya agar tetap terpelihara.
Untuk membangkitkan kembali angklung di Kuningan pihaknya telah merancang bagaimana festival tersebut akan terus ditradisikan. Disamping itu, nanti direncanakan pula untuk mengadakan diklat bagi guru kesenian tentang angklung, workshop untuk seniman, budayawan dan pengrajin angklung.
“Malah kita telah buat surat edaran ke sekolah-sekolah bahwa seni angklung dijadikan kegiatan ekstrakurikuler wajib,” pungkasnya. (deden)