KUNINGAN (MASS) – Hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) Ke-102 Hijriyah dan Ke-99 Masehi diselenggarakan di Aula Kuningan Islamic Center (KIC), pada Kamis (13/2/2025). Momentum tersebut menjadi ajang refleksi NU dalam merawat jagat dan membangun peradaban di Kabupaten Kuningan.
Kegiatan tersebut mendapat antusias kehadiran sekitar 100 peserta dari perwakilan guru sekolah dan guru ngaji. Kegiatan diisi dengan acara tahsin dan pelatihan metode efektif pembelajaran baca Al-Qur’an.
Ketua PC IPNU Kuningan, Hasan Ropiki, selaku penyelenggara kegiatan, dalam pembukaannya mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan merawat warisan Nabi Muhammad SAW, ia juga menyoroti menurunnya generasi muda dalam belajar Al-Quran.
“Pelatihan ini diselenggarakan untuk merawat warisan nabi Muhammad SAW, serta melihat potensi generasi muda yang kian hari semakin enggan untuk mengaji,” ujarnya.
Hasan berharap kegiatan tersebut menjadi sebuah terobosan baru untuk mempercepat proses pembelajaran baca Al Qur’an pada anak.
Hal serupa disampaikan oleh Ketua Panitia Harlah NU Kabupaten Kuningan, K. Emup Muplihudin, ia menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan kolaborasi antara panitia harlah NU dan Pondok Pesantren Phin Nur Almadany.
“Kegiatan ini akan dijadikan rujukan dan akan menjadi salah satu program unggulan PCNU kabupaten Kuningan dalam membangun ummat,” ujarnya.
Pelatihan tersebut dipandu langsung oleh pimpinan Pondok Pesantren Phin Nur Al-Madany, KH. Mujahid Lc. Ia menerapkan metode Tahassan karena metode tersebut dianggap paling efektif dan cepat dalam proses pembelajaran Al-Qur’an sesuai dengan keilmuannya.
“Metode ini merupakan hasil dari proses penelitian dan mengambil dari beberapa sumber metode yang masyhur,” ujarnya.
Filosofi metode Tahassan di ambil dari kata dalam bahasa Arab tahassana-yatahassanu yang berarti menjadi lebih baik. Metode ini menekankan pada kemampuan menjaga huruf per huruf dalam aya Al-Qur’an secara detail.
“Basic metode ini adalah mengeja dengan tata cara para pembelajar dituntut untuk bisa mengeja huruf per huruf dari kalimat-kalimat Al-Qur’an sehingga mendapatkan detail Tahsin dan menerapkan tajwid sesuai dengan standarnya,” tambahnya.
Kelebihan utama dari metode Tahassan antara lain:
- Relevan untuk segala usia
- Menyenangkan, karena melatih konsentrasi dan pemahaman terhadap tajwid.
- Efektif, menghasilkan kemampuan membaca Al-Qur’an dengan Tartil.
Selain itu, metode tersebut dirancang untuk menghafal Al-Qur’an, menggunakan sistem Tadrijiy yang terdiri dari 3 langkah:
- Menghafal per kata
- Membaca dengan intonasi sedang
- Mengulang ulang dengan cepat
PCNU Kabupaten Kuningan berharap kegiatan tersebut bisa menjadi langkah awal dalam membangun ummat sebagai generasi Al-Qur’an tidak hanya di Kuningan tetapi juga di Indonesia secara luas. (ddn/mgg)