Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Ratu Selawati, Utje Choeriah, dan Tuti Andriani; Simbol Perjuangan Perempuan Kuningan

KUNINGAN (MASS) – Kuningan punya cerita tentang perempuan-perempuan hebat. Meski jumlahnya tak banyak, keberadaan mereka selalu istimewa. Dalam sejarah kepemimpinan Kabupaten Kuningan, nama perempuan memang jarang terdengar. Namun, setiap kali nuncul, mereka mampu menarik perhatian dan menjadi sorotan. Dari masa lalu hingga era modern, perempuan Kuningan punya jalan cerita yang menarik untuk diulas.

Di masa lalu, ada sosok Ratu Selawati, seorang pemimpin yang punya nama besar di sejarah Kuningan. Ia bukan sekadar pemimpin biasa, melainkan seorang ratu yang membawa perubahan besar. Meski kisahnya terhalang oleh kabut waktu, jejaknya tetap terasa hingga kini. Dalam berbagai catatan lokal, Ratu Selawati sering disebut sebagai simbol keberanian dan kekuatan seorang perempuan.

Ketika zaman beranjak ke era modern, nama perempuan kembali muncul dalam panggung kepemimpinan. Kali ini, bukan sebagai ratu, melainkan sebagai bupati. Hj. Utje Choeriah Hamid Suganda menjadi perempuan pertama yang memimpin Kuningan sebagai bupati. Kehadirannya menjadi bukti bahwa perempuan punya kapasitas besar untuk duduk di kursi kepemimpinan.

Kini, tahun 2024 membawa cerita baru. Sosok Tuti Andriani muncul sebagai kandidat kuat untuk posisi wakil bupati. Kehadirannya seakan menghidupkan kembali ingatan tentang perempuan-perempuan tangguh sebelumnya. Ia datang dengan segudang pengalaman dan kepribadian yang kuat. Sebagai putri asli Kuningan, Tuti membawa harapan baru yang terasa segar di mata masyarakat.

Kendati jejaknya samar dalam sejarah, Ratu Selawati tetap menjadi bagian penting dari cerita kepemimpinan Kuningan. Ia memimpin di masa sulit, ketika ancaman dari luar begitu nyata. Orang-orang tua di Kuningan sering menceritakan kisah tentang dirinya. Mereka berkata, Ratu Selawati adalah sosok perempuan pemberani yang tak gentar menghadapi ancaman. Sayangnya, referensi ilmiah tentang dirinya memang sangat minim. Hanya sedikit tulisan yang menyebutkan namanya sebagai penguasa sebuah kerajaan kecil di Kuningan.

Lain halnya dengan Hj. Utje Suganda, yang hadir dengan warna berbeda di era modern. Ia memimpin di tengah arus perkembangan zaman yang semakin cepat. Sebagai bupati perempuan pertama di Kuningan, Utje membuat banyak gebrakan. Saya masih ingat betapa masyarakat memujinya karena gaya kepemimpinannya. Ia tak hanya menjadi pemimpin, tapi juga figur ibu yang selalu berusaha mengayomi rakyatnya.

Tentu, perjalanan Utje sebagai pemimpin tidak selalu mudah. Sebagai perempuan, ia kerap menghadapi stereotip negatif yang meragukan kemampuannya. Banyak yang meremehkannya hanya karena ia seorang perempuan. Namun, Utje membuktikan bahwa gender tak pernah jadi penghalang. Dalam sebuah wawancara, ia pernah berkata, jelasnya begini, “Saya ingin perempuan di Kuningan punya keberanian untuk bermimpi.” Kalimat itu terdengar sederhana, tapi penuh makna, dan masih membekas di benak saya hingga hari ini.

Kini, perhatian masyarakat Kuningan tertuju pada Tuti Andriani. Ia membawa angin segar bagi perempuan di daerah ini. Sebagai kandidat wakil bupati, rekam jejaknya benar-benar mengesankan. Ketika membaca tentang perjalanan hidupnya, saya merasa kagum. Tuti memiliki pendidikan tinggi, pengalaman organisasi, dan berbagai penghargaan yang membuktikan kapasitasnya.

Tuti tidak hanya berteori; ia bergerak nyata. Kiprahnya di berbagai organisasi menjadi bukti kemampuan dan dedikasinya. Ia aktif di Ikatan Notaris Indonesia serta Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Lewat perannya, ia membawa inovasi yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kuningan.

Meski begitu, Tuti tetap terlihat rendah hati. Dalam sebuah acara, ia pernah berkata, “Pemimpin itu tugasnya melayani, bukan dilayani.” Kata-kata itu sederhana, tapi memiliki makna yang mendalam. Ia ingin mengajarkan bahwa menjadi pemimpin adalah tentang pengabdian, bukan soal kekuasaan.

Bagi perempuan, menjadi pemimpin di daerah seperti Kuningan jelas bukan hal mudah. Stigma dan stereotip negatif masih menjadi tantangan besar. Saya sering mendengar orang berkata, “Perempuan itu lebih emosional, bagaimana bisa memimpin?” Kalimat-kalimat seperti ini terasa menyakitkan, apalagi di era modern seperti sekarang.

Namun, tiga sosok perempuan ini—Tuti, Utje, dan Ratu Selawati—adalah bukti nyata bahwa perempuan mampu memimpin. Mereka membuktikan bahwa perempuan punya kelebihan yang tak kalah dari laki-laki. Dalam beberapa hal, mereka bahkan lebih unggul. Kepekaan, empati, dan keteguhan mereka adalah modal besar dalam menjalankan kepemimpinan.

Tentu saja, perjalanan mereka tidak selalu mulus. Ratu Selawati harus menghadapi ancaman perang dan intrik politik di zamannya. Hj. Utje Suganda harus membuktikan diri di tengah pandangan masyarakat yang skeptis. Kini, Tuti Andriani juga harus menghadapi persaingan politik yang tidak mudah.

Ketika saya melihat perjalanan ketiga perempuan ini, saya merasa ada benang merah yang menghubungkan mereka. Ketiganya adalah simbol perjuangan perempuan Kuningan. Mereka mengajarkan bahwa keberanian dan tekad adalah kunci keberhasilan.

Saya pernah membaca buku berjudul “Pemimpin Perempuan di Indonesia” karya Niken Saptarini. Buku ini membahas bagaimana perempuan sering menghadapi tantangan ganda dalam memimpin. Selain memikul tanggung jawab sebagai pemimpin, mereka juga harus melawan stereotip gender yang mengakar. Buku ini mengingatkan saya pada perjuangan Ratu Selawati, Hj. Utje, dan Tuti Andriani.

Penelitian dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) juga pernah menyoroti kelebihan pemimpin perempuan. Mereka cenderung lebih transparan dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Hal ini terlihat jelas dari program-program yang dijalankan oleh Hj. Utje Suganda selama masa jabatannya.

Saya berharap besar pada Tuti Andriani. Jika terpilih, ia memiliki peluang besar untuk melanjutkan tradisi perempuan hebat di Kuningan. Saya membayangkan, di bawah kepemimpinannya, Kuningan bisa menjadi daerah yang lebih inklusif dan progresif.

Namun, harapan ini tidak hanya bisa disandarkan pada Tuti. Sebagai masyarakat, kita juga harus berperan aktif. Kita harus mendukung dan memberi ruang bagi perempuan untuk menunjukkan kemampuan mereka.

Seperti yang pernah dikatakan oleh R. A. Kartini, “Habis gelap terbitlah terang.” Perempuan seperti Tuti adalah cahaya yang sangat dibutuhkan oleh Kuningan saat ini.

Penulis : Aditia Fahrul Fauzi – Mahasiswa PBSD UMK

Advertisement
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement

You May Also Like

Wisata

KUNINGAN (MASS) – Salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi pada momen Natal dan Tahun Baru kali ini adalah Waduk Darma. Di tempat ini,...

Wisata

KUNINGAN (MASS) – Kawasan wisata di kaki Gunung Ciremai masih jadi magnet pengunjung selama libur Natal dan tahun baru ini. Bahkan, satu tempat wisata...

Pemerintahan

KUNINGAN (MASS) – Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kuningan yang baru-baru ini ditetapkan menjadi sorotan dan hal ini mendapat perhatian dari aktivis mahasiswa asal Kuningan,...

Pemerintahan

KUNINGAN (MASS) – Polres Kuningan bersama TNI dan Pemerintah Daerah mengerahkan sebanyak 584 personel gabungan dalam rangka pengamanan Operasi Natal dan Tahun Baru (Nataru)...

Religi

KUNINGAN (MASS) – Perayaan Natal 2025 juga dirayakan oleh Warga Binaan Kristen dan Katolik yang berada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kuningan, Kamis...

Ekonomi

KUNINGAN (MASS) – Aas Siti Nurasyah salah satu kader KAMMI Kuningan mengapresiasi tingginya antusiasme masyarakat dalam mencari pekerjaan. Namun, kondisi ini juga memperlihatkan ketimpangan...

Headline

Ketua Satgas P3MBG Kabupaten Kuningan, U Kusmana MSi, menekankan pentingnya kelengkapan dan ketepatan data administrasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) guna mendukung kelancaran pelaksanaan...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Pengamat kebijakan publik sekaligus warga lereng Gunung Ciremai, H Abidin SE menyayangkan terjadinya banjir besar di Cirebon, yang ditenggarai kiriman dari...

Bisnis

KUNINGAN (MASS) – Kritik Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kuningan H Ujang Kosasih soal operasional PAM Tirta Kamuning yang tinggi, diamini beberapa pihak. Dalam laporan...

Pemerintahan

KUNINGAN (MASS) – Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kuningan menggelar kegiatan Kick Off Meeting Perencanaan Pembangunan Tahun 2027, Rabu...

Desa

KUNINGAN (MASS) – Terkait pemotongan dana desa yang berhubungan dengan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), Bupati Kuningan Dr Dian Rachmat Yanuar, mengungkapkan pihaknya telah...

Inspirasi

KUNINGAN (MASS) – Momen unik sekaligus haru, terjadi saat pembagian raport siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kuningan, Rabu (24/12/2025) pagi ini....

Religi

KUNINGAN (MASS) – Lazismu Kuningan semakin memperkuat kerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Kuningan. Kerja sama ini bertujuan untuk memaksimalkan penghimpunan...

Pemerintahan

KUNINGAN (MASS) – Kader Partai Solidaritas Indonesia ( PSI) Kabupaten Kuningan menyampaikan keberatan atas instruksi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI agar struktur DPW dan...

Olahraga

KUNINGAN (MASS) — Prestasi membanggakan kembali ditorehkan MTs Husnul Khotimah 2 Kuningan. Dalam ajang Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) 2025 Tingkat Kabupaten Kuningan yang...

Ragam

KUNINGAN (MASS) – Perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) semakin dekat, hal tersebut menjadi  perhatian pihak Kodim 0615/Kuningan guna memastikan keamanan dan...

Olahraga

KUNINGAN (MASS) – Persib Bandung meraih kemenangan penting dalam pertandingan melawan Bhayangkara FC dengan skor 2-0. Kemenangan ini terjadi pada pekan ke-14 BRI Super...

Pendidikan

KUNINGAN (MASS) – Paduan Suara Swarakencana Universitas Muhammadiyah Kuningan mendapat kepercayaan untuk mengiringi rangkaian acara inti pada Puncak Peringatan Hari Ibu ke-97 Tingkat Kabupaten...

Desa

KUNINGAN (MASS) – Ribuan perangkat desa se-Kabupaten Kuningan, sekitar 1.500 hingga 2.000 orang, mengikuti kegiatan Apel Akbar di Lapangan Desa Ancaran Kecamatan Kuningan, Selasa...

Pendidikan

KUNINGAN (MASS) – Dalam upaya meningkatkan minat baca dan budaya literasi di tengah masyarakat, khususnya generasi muda, Universitas Muhammadiyah Kuningan (UM Kuningan) bekerja sama...

Pendidikan

CIREBON (MASS) – Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) Chapter Cirebon baru-baru ini menggelar program literasi dengan tema “Ruang Karya Anak Ceria” (RKAC) di wilayah pesisir...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Beredar foto menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diduga tercemar busa rokok. Peristiwa tersebut terjadi di Desa Balong, Kecamatan Sindangagung, Kabupaten...

Pemerintahan

KUNINGAN (MASS) – Ondin Sutarman SIP dan dan Dede Hamidin ST beberapa waktu lalu dikukuhkan menjadi Dewan Direksi Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Kabupaten...

Pendidikan

KUNINGAN (MASS) – Di tengah riuh rendah transformasi digital dunia pendidikan, Forum Komunikasi Diniyyah Takmiliyah (FKDT) Kuningan terus berupaya menjaga akar spiritualitas generasinya. Hal...

Politik

KUNINGAN (MASS) – H Udin Kusnedi terpilih kembali untuk memimpin Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Kuningan selama periode 2026-2030. Keputusan...

Politik

KUNINGAN (MASS) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kuningan melakukan sidak ke kawasan wisata Arunika, tepatnya di kawasan yang dicanangkan sebagai arboretum....