KUNINGAN (MASS) – Pasca adanya audiensi Aliansi Wartawan Kuningan Bersatu (Anarkis) dengan Bupati Acep Purnama pada pada 9 Juni 2020 terkait transfaransi anggran covid-19.
Tenyata hal itu diikuti oleh berbagai pihak yang merasa ingin mengetahui masalah angaran. Pasalnya, mereka juga menilai anggaran yang besar itu harus diketahui oleh publik karena menggunakan uang rakyat.
Bupati sendiri pada saat audiensi mengaku, anggaran untuk covid-19 Rp77,3 miliar. Anggara itu memang beberapa kali mengalami perubahan.
“Yang benar adalah Rp77,3 miliar karena ada alokasi tambahan Rp5 miliar untuk bencana alam,” ujar Acep kala itu.
Saat itu para wartawan mempertanyakan anggaran covid tidak jelas karena ada yang menyebutkan Rp75 dan Rp77 miliar.
Terpisah, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kuningan Dr A Taufik Rahman MSi menerangkan, hingga 16 Juni dari anggarab sebesar itu terserap Rp28,8 miliar.
Opik merinci dari dana tersebut RSU 45 mendapatkan alokasi Rp6 miliar dan saat ini sudah terserap Rp3 miliar sehingga tinggal Rp3 miliar untuk insentif tenaga medis.
Kemudian, RSUD Linggarjati Rp3 miliar sudah cair Rp3 miliar. Lalu, pencegahan dan pengendalian covid-19 Dinkes Rp4 miliar, sudah cair Rp1 miliar dan sisa Rp3 miliar.
Setelah itu pengadaan RS darurat Rp7,5 miliar sudah cair melalui Dinkes. Sedangkan untuk biaya renovasi Rp2.250.000.000 sudah cair Dinkes.
Sementara stok sembako bagian ekonomi Rp500 juta sudah cair Lalu, stok pangan Dinas pertanian Rp2,5 miliar cair Rp500 juta sisa Rp2 miliar.
“Untuk Crisis Center Rp11,6 miliar baru cair Rp6,8 milir atau ada sisa Rp4,7 miliar,” jelasnya.
Diterangkan, pemerintah juga mengalokasikan dana Rp9 miliar untuk sektor pertanian, peternakan dan KUK. Dana sebesar itu belum cair.
Untuk jaring pengaman sosial Dinsos Rp26 miliar dan sudah cair Rp4,2 miliar sisa ada Rp21,7 miliar, sehingga dana covid-19 Rp72,3 miliar realisasi Rp28,8 miliar dan sisa Rp43,4 miliar lebih. (agus)