KUNINGAN (MASS) – Suasana Gedung Serbaguna Pondok Pesantren Husnul Khotimah Sabtu (23/8/2025) terasa berbeda. Ribuan pelaku usaha kecil menengah dari Kuningan, Cirebon dan Majalengka, tokoh masyarakat, hingga jajaran pejabat daerah berkumpul dalam sebuah seminar bertajuk pemberdayaan UMKM.
Acara yang digagas oleh Nusantara Gilang Gemilang (NGG) ini menghadirkan sejumlah tokoh penting, mulai dari Presiden NGG Dr. Puguh Wiji Pamungkas, MM, Ketua Yayasan Husnul Khotimah, Bupati Kuningan, serta pejabat daerah diantaranya Dandim 0615/Kuningan, Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan, S.Sos., Kabag SDM Polres Kuningan Kompol Herbudiman, S.Sos., M.Ap., para Camat, Kepala Desa setempat, dan sejumlah tokoh masyarakat. Selain itu, empat narasumber nasional turut dihadirkan yaitu Coach Dr. Fahmi, Coach Dr. Armala, Coach Rizky Mahendra, dan Coach Suryadin Laoddang.
Dalam sambutannya, Dr. Puguh Wiji Pamungkas menekankan pentingnya kemandirian UMKM. Ia mengajak para pelaku usaha agar tidak hanya berdaya, tetapi juga memiliki keberanian untuk melangkah lebih jauh. Baginya, UMKM adalah tulang punggung ekonomi bangsa yang harus diperkuat dengan semangat pantang menyerah.
Senada dengan itu, Ketua Umum Yayasan Husnul Khotimah Kuningan, K.H. Mu’tamad, Lc., M.Pd. Al Hafidz menyampaikan rasa bangga karena pesantren dapat menjadi tuan rumah bagi kegiatan besar yang mempertemukan dunia pendidikan dengan dunia usaha. Ia menegaskan bahwa santri tidak hanya ditempa untuk menjadi pribadi yang saleh dan berakhlak mulia, tetapi juga dituntut untuk siap menghadapi tantangan ekonomi dengan jiwa kewirausahaan.
Bupati Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi saat sambutan pembuka Seminar Pemberdayaan UMKM, Rabu (23/8/2025). (foto: Dok. HK)
Sementara itu, Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si dalam sambutannya menekankan pentingnya peran UMKM sebagai penggerak ekonomi daerah. Ia menyampaikan apresiasi kepada NGG dan UMKM yang telah menghadirkan program pemberdayaan usaha kecil menengah di Kuningan. Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah untuk memperkuat daya saing ekonomi masyarakat serta membuka peluang usaha baru.
Mengisi sesi materi, Coach Dr. Fahmi tampil dengan gaya penuh semangat. Ia mengingatkan bahwa semua perusahaan besar berawal dari usaha kecil. “Bisnis boleh kecil, tapi pikirannya harus besar,” tegasnya. Menurutnya, ada empat sikap penting yang perlu dijaga oleh pelaku usaha yakni gigih berjuang, berpikir besar, membangun narasi kontribusi yang luas, serta mengabaikan rasa sakit dari kegagalan. Ia berpesan agar pelaku UMKM tidak mudah bergantung pada orang lain, karena tanggung jawab terbesar justru berada pada pundak pengusaha itu sendiri.
Giliran Coach Dr. Armala kemudian mengambil alih panggung. Ia membuka dengan gurauan khas Sunda sebelum akhirnya bercerita panjang tentang perjalanan kariernya. Dari seorang manajer di perusahaan Jepang, ia bertransformasi menjadi pengusaha setelah mendapat tantangan langsung dari bosnya. “Awalnya saya tidak punya mimpi besar, hanya sekadar menjalankan perintah. Tapi saya belajar, bisnis tanpa impian yang kuat tidak akan bertahan,” ujarnya.
Armala berkisah bagaimana ia sempat pontang-panting ketika merintis usaha sendiri. Pengalamannya membuatnya yakin bahwa banyak UMKM di Kuningan menghadapi tantangan serupa. Dari situlah ia mendirikan Human Plus Institute, lembaga yang fokus pada peningkatan kualitas SDM. Sejak 2022, training center lembaga itu dipindahkan ke Kuningan dengan harapan membawa arus kunjungan baru ke daerah. “Alhamdulillah, 80 persen peserta pelatihan kami berasal dari luar Kuningan, bahkan banyak yang baru mendengar nama Kuningan. Ini bukti bahwa SDM bisa menjadi generator traffic untuk daerah,” jelasnya.
Materi kemudian dilanjutkan oleh Coach Rizky Mahendra yang menghadirkan suasana berbeda. Ia mengajak peserta belajar sambil bergerak, berteriak, dan merasakan, agar ilmu yang diterima lebih mudah diingat hingga pulang. Dengan mengangkat tangan kanan, Rizky menjelaskan bahwa itu melambangkan nilai lebih yang ditawarkan bisnis. Lalu ia angkat tangan kiri sebagai simbol penderitaan konsumen. Saat kedua tangannya disatukan, ia menunjukkan kecocokan antara produk dengan kebutuhan pasar. “Kalau omzet belum naik, maka naikkan jumlah pelanggan,” ujarnya sambil mengepalkan tangan kanan penuh energi, membuat peserta ikut bersemangat.
Sebagai penutup sesi utama, Coach Suryadin Laoddang, yang akrab dijuluki dosen jualan, menyampaikan materi seputar digital marketing. Ia mengawali dengan sebuah kisah nyata tentang seorang bapak yang menjual sabun cuci piring. Saat ditanya strategi marketing yang dilakukan, sang bapak menjawab sudah beriklan digital dengan budget tiga juta rupiah per bulan selama tujuh bulan. “Saya katakan, berhenti. Tidak semua produk harus diiklankan lewat digital marketing,” ungkap Coach Suryadin.
Menurutnya, strategi pemasaran harus sesuai dengan produk dan target konsumen. Untuk sabun cuci piring yang menyasar ibu rumah tangga, pendekatannya harus kreatif. Ia mencontohkan: alih-alih habis di iklan digital, dana satu juta bisa dipakai membeli crayon, satu juta lagi untuk menggelar lomba cuci piring di sekolah. Anak-anak TK ikut lomba, sementara para orang tua mencoba produk sabun cuci piring itu. Setelah sukses di satu lokasi, kegiatan serupa bisa diperluas ke kecamatan lain. “Itu lebih efektif, langsung kena ke target pasarnya,” tegasnya.
Di tengah sesi, hadir pula H. Rohmat Ardian, pengusaha sukses sekaligus Anggota DPR RI, yang ikut berbagi kisah inspiratif. Ia menekankan bahwa kunci keberhasilan dalam bisnis adalah semangat pantang menyerah, membangun relasi, serta menjaga kepercayaan. Menurutnya, seorang pengusaha harus meneladani empat sifat agung Nabi Muhammad SAW: Shiddiq, Fathanah, Tabligh, dan Amanah. “Kalau empat sifat ini tertanam dalam sanubari kita, insyaAllah bisnis kita akan kokoh dan berkah,” ujarnya penuh keyakinan.
Seminar yang berlangsung dari pagi hingga sore itu ditutup dengan penuh optimisme. Dari sambutan hingga materi yang disampaikan, semua narasumber seakan bersepakat bahwa UMKM bukan hanya urusan dagang kecil-kecilan, tetapi jalan besar menuju kemandirian ekonomi bangsa. Kuningan, dengan segala potensinya, diyakini mampu melahirkan pengusaha-pengusaha tangguh dan berbuah di kancah nasional, bahkan global. (didin)