KUNINGAN (MASS) – Wacana pembentukan Koalisi Besar yang digagas PAN, Golkar dan Gerindra guna wewujudkan lawan tangguh bagi petahana dalam Pilbup Kuningan 2018 akan sulit terwujud jika setiap parpol telah menyodorkan ‘jagonya’.
“Kepentingan parpol untuk memuluskan jagonya guna diusung oleh koalisi besar, dikhawatirkan akan menjadi ‘ganjalan’ untuk menciptakan head to head dengan petahana,” kata Ketua F-Tekkad, Soejarwo, Rabu (13/12/2017).
Terlebih jika bercermin pada kehadiran Koalisi Umat, yang saat itu didalamnya juga ada PAN dan Gerindra. Kenyataannya, imbuh Jarwo, saat ini Koalisi Umat semakin tidak jelas keberadaannya pasca keluarnya surat kesepakatan antara PKS dengan Partai Demokrat yang digadang-gadang akan mengusung duet Yosa Octora-Agus Budiman.
Kalaupun akhirnya koalisi PAN, Golkar dan Gerindra terwujud dan berhasil ‘melahirkan’ paslon, menurutnya, belum dapat dipastikan akan berhasil menarik gerbong PKS dan Demokrat ke dalam koalisi tersebut.
“Begitu pula dengan PKB, Nasdem dan PPP yang hingga saat ini terkesan masih bersikap ‘menunggu’, disangsikan akan bergabung pada Koalisi Besar,” prediksinya.
Yang cukup mengherankan bagi Jarwo, peran PAN dan Golkar yang tergolong parpol 3 besar dalam perolehan kursi di DPRD Kuningan terkesan ‘dikendalikan’ oleh parpol yang perolehan kursinya jauh di bawah kedua parpol tersebut.
“Padahal lebih elok, jika PAN dan Golkar yang memegang ‘kendali’ dan bertindak sebagai inisiator untuk membentuk koalisi parpol di luar PDIP,” tukasnya. (deden)