KUNINGAN (MASS) – Kaitan dengan pelayanan air bersih, Komisi 2 DPRD Kuningan melakukan kunjungan kerja (kunker) ke kantor Perumda Air Minum Tirta Kamuning, Senin (16/12/2019). Mereka menanyakan berbagai kendala yang dihadapi perusahaan daerah yang sebelumnya berstatus PDAM tersebut.
Selain masalah kurangnya debit air dari sumber mata air, terungkap pula panjangnya pipa air yang sudah tua. Perkiraannya mencapai 25 kilometer pipa yang perlu segera diganti. Pipa Darma misalnya, sekitar 12 kilomter, sedangkan pipa Cibulan 1 sepanjang 13 kilometer.
“Sudah sangat lama pipanya belum diganti. Masih pakai pipa jenis PVC atau paralon. Sedangkan yang bagus itu jenis PE atau stainless. Kalau tidak diganti, konsekuensinya akan menambah persentase tingkat kebocoran,” jelas Direktur Perumda Air Minum, H Deni Erlanda SE MSi kepada para wakil rakyat.
Ia menyebutkan, saat ini Perumda Air Minum baru memiliki 14 sumber mata air dan 2 Instalasi Pengolahan (IPA). Debit air yang diperoleh hanya 600 liter perdetik untuk mencukupi kebutuhan 50.400 konsumen.
“Nah seiring dengan terus bertambahnya konsumen baru, maka upaya yang harus kami lakukan itu diantaranya mencari sumber mata air baru, memaksimalkan yang ada dengan konservasi dan menurunkan tingkat kebocoran dengan pergantian pipa,” terangnya.
Kepada para anggota dewan, ia berharap ikut membantu bagaimana mengatasi masalah infrastruktur yang sudah uzur tersebut. Sebab pergantian pipa ke jenis PE membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
“Ya kalau diestimasikan, bisa mencapai Rp15 miliar kebutuhannya. Kami berharap, kalaupun tidak dari APBD (Kuningan, red), ada peluang dari APBD provinsi atau APBN,” kata Deni.
Pihaknya bersyukur, H Dede Ismail SIP (wakil ketua DPRD dari Gerindra) selaku koordinator Komisi 2 DPRD memberikan peluang baik. Dede Ismail akan berupaya memperjuangkan bantuan dari provinsi.
“Semoga itu peluang baik demi pelayanan yang lebih baik lagi kepada konsumen,” harap Deni.
Deni: Kemarau Tahun Depan, Insya Allah Pasokan Air Lancar
Selaku pucuk pimpinan Perumda Air Minum, Deni Erlanda merasa bersyukur saat ini sudah mendapatkan sumber mata air baru di daerah Cipari Cigugur. Untuk mencukupi kebutuhan konsumen di wilayah utara, seperti warga perumahan, bakal tertutupi oleh debit air dari mata air Cibangir.
“Mata air Cibangir ini setelah diukur debitnya antara 25-30 liter perdetik. Perkiraan antara 2000 sampai 3000 konsumen terkover. Jadi nanti kita tidak hanya mengandalkan mata air Batu nganjut dan Kopi bojong saja. Mulai 2020 kita akan coba dialirkan ke sebelah utara,” pungkasnya. (deden)