KUNINGAN (Mass) – Terbengkalainya proyek pembangunan gedung setda yang berlokasi di kompleks KIC (Kuningan Islamic Center) menuai tanggapan dari beberapa kalangan. Salah satunya meminta agar Bupati H Acep Purnama MH segera mendatangi mantan bupati H Aang Hamid Suganda SSos.
“Pak Acep harus berani menghilangkan ego untuk bertanya ke pak Aang selaku mantan bupati, yang dulu mampu mendatangkan anggaran dari pusat, non APBD Kuningan,” kata Ketua Forum Telaah Kebijakan dan Kinerja Daerah (F-Tekkad), Soejarwo kala sowan ke kantor kuninganmass.com, Jumat (17/2/2017).
Dulu, proyek yang menelan anggaran besar tersebut berasal dari dana pusat. Sebab ia menganggap mustahil jika pengerjaan menggunakan APBD Kuningan yang dinilainya terbatas. Sekarang ini, dirinya tidak melihat adanya komunikasi yang terbangun antara Pemkab Kuningan dengan Pempus.
“Enggak mungkin kan Pempus, dalam hal ini Depdagri dan Departemen PUPR yang nyosor-nyosor ke Kuningan,” ujarnya.
Ilmu komunikasi yang dimiliki kepemimpinan terdahulu, menurut Jarwo, tidak diadopsi oleh kepemimpinan Acep. Untuk itu, dia meminta agar Acep tidak perlu gengsi untuk mengadopsinya.
“saya kira kepemimpinan pak Aang itu tidak semuanya negatif. Banyak juga yang positifnya. Nah yang baiknya itu, adopsi saja,” pinta dia.
Soejarwo meyakini, Acep sebetulnya tahu proses pembangunan tersebut. Sebab waktu itu, orang yang kini menjadi orang nomor satu di kota kuda tersebut menjabat sebagai ketua DPRD. Dalam perencanaan mega proyek seperti itu, Jarwo yakin Acep pasti dilibatkan.
“Tak perlu menyalahkan rezim lama. Apalagi pak Acep juga menjadi bagian dari rezim lama, baik sebagai ketua DPRD maupun wakil bupati. Nah sekarang kebijakannya ada di tangan pak Acep sebagai bupati,” tandasnya.
Terpisah, salah seorang wakil rakyat yang kebetulan mantan kepala DTRCK, H Rusliadi MSi menuturkan pernyataan senada. Dikatakan, untuk melanjutkan pembangunan gedung setda itu sulit jika mengandalkan APBD Kuningan. Sehingga perlu membuka komunikasi dengan pusat.
“Yang jelas pemkab sebaiknya melanjutkan pembangunan gedung setda tersebut. Jangan dihentikan. Pengamatan saya sih, secara fisik pembangunannya belum sampai 10 persen,” harap politisi PDIP itu. (deden)