KUNINGAN (MASS) – Tulisan ini dipersembahkan kepada beliau yang hari ini secara resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Peradaban Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Nama lengkap beliau adalah Prof. H. Didin Nurul Rosyidin, S.Pd, MA, P.hD. ia merupakan salah satu putera dari Drs. KH Nunung Abdullah Dunun Sesepuh Pondok Pesantren Al-Mutawally.
Pertemuan pertama dengan beliau adalah tahun 2009 ketika saya secara resmi menjadi santri baru di Pondok Pesantren Al-Mutawally. Gaya pidatonya yang khas dalam memberikan pengalaman ketika ia menempuh pendidikan di negeri Kincir Angin Belanda menyuntik semangat kepada kami para santri baru untuk mantap dan teguh dalam menuntut ilmu di pesantren itu.
Sejak saat itu kami mengenal beliau sebagai Direktur KMA yang mengadopsi sistem pendidikan ala Pesantren Gontor dimana beliau pernah menimba ilmu disana. Jika di Pesantren Gontor dikenal sistem Kulliyatil Mualimin Islamiyyah (KMI) di Pesantren Al-Mutawally membuat sistem Kulliyatul Mualimin Al-Mutawally atau KMA.
Sistem KMA mencoba untuk memadukan sistem pesantren tradisional yang mempelajari kitab-kitab Kuning tentang ilmu-ilmu keislaman dengan sistem pendidikan pesantren modern dengan metode-metode nya seperti penguatan bahasa. Bahkan pengajaran kitab kuning diajarkan ketika jam sekolah. Selain itu juga beliau menganjurkan belajar dengan sistem 6 tahun. Mulai dari tingkat Madrasah Tsanawiyah sampai Madrasah Aliyah.
Selain sebagai pimpinan pesantren Al-Mutawally, Prof Didin juga mengajar mengajarkan para santri dengan metode yang bagus dan mencerahkan contohnya ketika Pengajian Tafsir Jalalain yang biasa diajarkan setelah sholat shubuh, dijabarkan dengan detail, mulai dari Asbabul Nuzul, Kisah yang terdapat dalam ayat tersebut bahkan mengaitkan dengan kehidupan yang terjadi pada masa sekarang. Pola pengajaran tersebut menjadikan para santri yang mendengarkan pengajian tafsir banyak menyerap ilmu-ilmu baru yang terkadang tidak diketahui.
Penguasaan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris yang dimiliki juga telah menghantarkan beliau mendapatkan beasiswa S2 dan S3 di Universitas Leiden Belanda yang merupakan salah satu rujukan dalam Bidang Ilmu Sejarah. Hal ini juga yang menjadikan sandaran beliau menetapkan kegiatan Pesantren Al-Mutawally seperti Muhadatsah di hari Rabu untuk belajar bahasa arab dan kegiatan English Conversation di hari minggu. Dua hari itu dijadikan full untuk para santri berkomunikasi menggunakan bahasa arab dan Inggris ketika beraktifitas di Pesantren.
Bahkan kecakapan dalam berbahasa asing sering mendapatkan kesempatan melakukan penelitian, seminar, konferensi di luar negeri seperti Amerika, Spanyol, Belanda dan negara-negara lainnya. Ketika beliau pulang melakukan penelitian tersebut selalu berbagi pengalamannya dengan menghadirkan aktifitasnya ketika melakukan interaksi dengan orang-orang bule yang mengunggah minat para santri untuk mengikuti jejaknya.
Kepemimpinan beliau sebagai sebagai pimpinan pesantren juga banyak mengubah kebijakan-kebijakan seperti membentuk OSPAMA (Organisasi Santri pelajar Al-Mutawally). Organisasi santri ini diberikan kewenangan kepada para santri untuk ikut terlibat dalam setiap kegiatan-kegiatan pesantren mulai dari bangun tidur, sholat berjamaah, sampai kegiatan-kegiatan santri lainnya. Kebijakan tersebut telah banyak melahirkan alumni-alumni Pesantren Al-Mutawally yang cakap dan mumpuni menjadi leader atau pemimpin ketika terjun di masyarakat, organisasi kampus, dunia pekerjaan.
Kekaguman kami juga kepada Prof Didin adalah selain sebagai pimpinan pesantren aktifitas beliau adalah menjadi dosen tetap di IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan kualifikasi Ilmu Sejarah Peradaban Islam. Beliau mengajar Sejarah Islam Kawasan, Sejarah Sosial Intelektual Indonesia, Sejarah Pergerakan Muslim Kontemporer, Sejarah Indonesia Post Kolonial, Serta Mata Kuliah lainnya yang berhubungan dengan Sejarah Islam bahkan Bahasa Belanda.
Pengajaran Mata Kuliah yang diberikan selama kuliah selalu dinantikan oleh para mahasiswa bahkan ketika saya di ruang kelas tahun 2013 beliau sudah disebut dengan Profesor. Karena setiap pembahasan yang diajarkan selalu komprehensif dan mendalam serta selalu memberikan paradigma baru kepada para mahasiswa.
Dalam bidang akademik banyak sekali karya-karya yang sudah ditulis, mulai dari artikel jurnal, penelitian, buku yang berkaitan dengan sejarah mulai dari tema pendidikan, pesantren, tokoh sunan gunung jati, sejarah Cirebon, dan jaringan ulama Kuningan dan Cirebon. Karya-karya nya menjadi rujukan setiap mahasiswa yang sedang melakukan penelitian.
Tesis beliau di Universitas Leiden Belanda menjelaskan tentang tentang kebatinan, Islam dan Negara: Studi Tentang Madrais di Kuningan tahun 1964. Beliau memberikan gambaran yang komprehensif tentang sosok Madrais dari sisi kebatinan, Islam dan negara.
Ketika menulis Disertasi tahun 2007, Prof Didin menulis tentang Organisasi Mathla’ul Anwar di Banten. Dalam pembahasan disertasinya dijelaskan secara detail dan menyeluruh proses pendirian Mathla’ul Anwar sampai Masa Orde Baru.
Banyak sekali karya-karya yang sudah ditulis, mulai dari artikel jurnal, penelitian, buku yang berkaitan dengan sejarah mulai dari tema pendidikan, pesantren, tokoh sunan gunung jati, sejarah Cirebon, dan jaringan ulama Kuningan dan Cirebon. Karya-karyanya menjadi rujukan setiap mahasiswa yang sedang melakukan penelitian.
Oleh karena itu sudah sepantasnya beliau hari ini mendapatkan pengakuan sebagai Profesor dalam bidang Sejarah. Kami sebagai murid mengucapkan selamat dan sukses. Semoga pencapaian gelar ini menjadi penyemangat bagi kami para muridnya untuk selalu belajar dalam bidang akademik dan mengabdi untuk ummat.
Jakarta, 30 Agustus 2023
Penulis : Agus Kusman, S.Hum, M.A
Ketua Alumni Pondok Pesantren Al-Mutawally