KUNINGAN (MASS) – Pada FGD “Kok Bisa Kuningan Dikatakan Miskin Dua Kali” yang digelar DPK GMNI FH Uniku, Sabtu (30/10/2021) pagi kemarin, sempat disentil juga soal pokir.
Diskusi sendiri dibuka Bupati H Acep Purnama SH MH di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Cigugur.
Adapun, pokir disentil setelah sebelnya dilakukan pembahasan soal Pertanian dan Perternakan yang harusnya bisa jadi solusi kemiskinan di Kuningan.
Lebih detail, konsep Pokir dikatakan Dani Toleng senior GMNI yang juga peserta diskusi.
Dani menyebut, selama ini pokir dewan yang dalam setahun 7-10 Milyar kurang tepat.
“Setahun pokir 7-10 Milyar kambing dan sapi. Kenapa beli ke luar terus ?” ujarnya mempertanyakan.
Seharusnya, masih kaya Dani, Jangan hanya mengemborkan petani millenial, tapi garansi juga marketnya, salah satunya dengan dibeli hasil ternaknya.
Dani mencontohkan, pokir kambing yang ternyata pengadaanya banyak beli dari luar Kuningan. Begitu juga dengan sapi.
“Sapi yang mana ? Yang hilang ?” celetuk salah satu pemateri, Rana disambut riuh tawa peserta.
Dalam pernyataanya itu, Dani juga mempertanyakan kenapa, saat Kuningan disematkan miskin kegiatan banyak SKPD juga malah dilakukan di luar Kuningan.
“Hari ini, beberapa SKPD pelatihan, peningkatan kapasitas, dilakukan luar Kuningan semua. Kenapa gak di Kuningan ?Ratusan juta uang Kuningan, malah keluar,” ujarnya sembari mencontohkan, pelatihan kepala desa.
Dalam diskusi itu, selain dibuka Bupati juga hadir Ir Usep Sumirat (Kepala Bappeda), Dr Deni Hamdani (Kadis Pertanian).
Selanjutnya, Drs H Uca Somantri M Si (Kadisdik), Anggota DPRD Rana Suparman, Beni Prihayatno S Sos M Si (Plt Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan) lalu Warek 3 Dr Haris Budiman SH MH, perwakilan Diskopdagrin, dan Kepala Seksi BPS Tuti Juhaeti S St M Si.
Hadir pula sebagai peserta diskusi, organisasi mahasiswa dan kepemudaan seperti PMII, HMI, HMKI, Bem Unisa, BEM Stikes dan Karang Taruna. (eki)