KUNINGAN (MASS) – Puluhan petani mangga di Kabupaten Kuningan mendapatkan bimbingan teknis penerapan teknologi budidaya mangga, Rabu (22/5/ 2024) kemarin. Para petani mengikuti Bimtek yang digelar oleh Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan RI.
Bimtek bertujuan untuk meningkatkan produksi dengan kualitas ekspor. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Dr. Wahyu Hidayah, M.Si. Dalam sambutannya, Wahyu mengapresiasi kepada Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan RI yang telah memilih Kabupaten Kuningan untuk diberikan Bimtek tersebut. Desa Sukadana merupakan kampung mangga “Juara” di wilayah Kecamatan Ciawigebang.
Desa Sukadana sendiri salah satu dari beberapa kampung hortikultura yang sedang dikembangkan di Kabupaten Kuningan, yang sudah mendapat bantuan fasilitas bangsal pengolahan mangga. Dan saat ini sudah memproduksi olahan mangga berupa pure, juice dan dodol.
Wahyu mengatakan, wilayah Kabupaten Kuningan sampai dengan akhir tahun 2023, terdapat sekitar 689.251 batang pohon mangga (setara 6.892 ha) dan pohon yang menghasilkan berjumlah 335.807 pohon (setara 3.358 ha). Dengan jumlah produksi 293.017 kwintal (setara 23.901 ton), sehingga produktivitasnya sebanyak 87,24 Kg/pohon. Dari semua pohon tersebut terbagi pada varietas harum manis (40%), gedong gincu (15%) dan varietas lainnya (5%).
“Tahun 2024 ini, Pemerintah Jepang membuka peluang ekspor untuk mangga, khususnya varietas gedong gincu. Beberapa waktu lalu Pj. Bupati Sumedang berkunjung ke Kuningan menawarkan pemasaran gedong gincu untuk pasar Jepang. Ini tentunya merupakan peluang bagi petani mangga di Kuningan. Bagaimana caranya agar peluang ekspor mangga ke Jepang tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik. Peluang ini dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani mangga di Kabupaten Kuningan” jelas Wahyu.
Dikatakan Wahyu, Pemkab Kuningan melalui Diskatan akan membantu dalam fasilitasi pemenuhan peluang ekspor tersebut. Tentunya dengan mangga yang memiliki kualitas ekspor.
“Kesempatan bimtek ini, silahkan bapa/ibu ikuti dengan baik, manfaatkan kegiatan ini untuk mendapatkan ilmu dalam penerapan teknologi budidaya mangga untuk meningkatkan produksi dengan kualitas ekspor melalui pengendalian lalat buah, teknologi TOP Working dan pembungaan off season, sangatlah tepat dilaksankan di Kabupaten Kuningan,” terangnya.
Wahyu berharap, melalui Bimtek tersebut dapat membantu petani di Kabupaten Kuningan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di budidaya pohon mangga. Sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pohon mangga di Kabupaten Kuningan.
Sementara, Direktur Buah dan Florikurtura yang diwakili oleh Deni Satriaman SP menekankan kepada para petani mangga menerapkan teknologi pengendalian lalat buah. Karena untuk ekspor ke Jepang diperlukan pengendalian lalat buah. Dan saat ini Pemerintah Indonesia dalam ekspor mangga telah melakukan ekspor ke Arab, Dubai, dan lainnya, dan untuk Jepang belum dilakukan.
Deni berharap dengan bimtek dan penerapan teknologi ini, agar produksi semakin meningkat dan kualitas semakin meningkat sehingga dapat meningkatkan penghasilan para petani mangga di Kabupaten Kuningan khususnya Desa Sukadana. (eki/rl)