KUNINGAN (MASS) – Pada aksi yang dilakukan DPC GMNI Kuningan di Dinsos Kuningan, Kamis (12/8/2021) kemarin, sempat terjadi perusuhan oleh orang berjas merah.
Bahkan ketua GMNI, Bung Wowo, yang menuding Dinsos melakukan pemborosan sesuai temuan BPK itu, sempat kena pukul.
Merespon hal tersebut, DPP GMNI mengeluarkan pernyataan sikap yang juga disebar melalui akun resminya di Instagram.
Dalam pernyataan itu disebutkan, bahwa pelaku pemukulan itu ternyata alumni, lebih tepatnya anggota PA (Persatuan Alumni) GMNI sendiri.
Dituliskan, bahkan sebelum terjadi pemukulan itu sempat ada intervensi dan intimidasi terlebih dahulu oleh 3 orang pada korlap Zio Rahaden Rene. Ketiganya masih ‘kakak’ seperjuangan, alumni GMNI itu sendiri.
Selain diceritakan kronologisnya, disebutkan juga dugaan adu domba satu almamater ini di-setting sebagai strategi ampuh untuk mengaburkan pokok masalah.
Karena alasan yang dituliskan dengan gamblang, DPP GMNI dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan Imanuel Cahyadi dan Sujahri Somar sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal menyatakan beberapa poin.
1.Mengutuk strategi Pemerintah yang selalu membenturkan kelompok masyarakat kritis dengan kelompok masyarakat lain untuk menimbulkan kesan pemerintah tidak anti kritik dan tidak represif, padahal nyatanya pemerintah anti kritik.
2.Menuntut PA GMNI Kuningan bertindak kooperatif dalam penyelesaian permasalahan ini jika benar adanya PA GMNI Kuningan tidak mengeluarkan instruksi secara kelembagaan dan tidak terlibat dengan tindakan kekerasan dan intimidasi yang dilakukan oleh tiga orang beratribut PA GMNI Kuningan;
3.Menghimbau aksi solidaritas dari berbagai kalangan yang menganggap tindakan pembungkaman kritik merupakan tindakan tidak etis dengan bagaimanapun caranya pembungkaman tersebut;
Sedangkan, dari pihak DPC GMNI Kuningan Zio Rahaden Rene, korlap aksi, saat dipintai keterangan hanya memberikan jawaban normatif, tidak gamblang disebutkan siapa ketiga orang tersebut. Zio bilang bahwa saat ini persoalan itu sudah masuk ke ranah hukum.
“Kami dari pihak DPC GMNI Kuningan sudah melayangkan surat kepada kepolisian guna menindaklanjuti terkait persoalan kemarin, dan kami berharap agar persoalan ini segera ditindaklanjuti dan diproses oleh kepolisian,” sebut Zio.
Adapun soal dana bansos, pihaknya mengaku akan terus mengawal isu tersebut.
Apalagi, Bansos ini merupakan isu yang menyangkut kepentingan banyak orang. Hajat hidup orang banyak.
Pihaknya, masih kata Zio, akan kembali melakukan aksi pada Kamis (19/8/2021) mendatang dengan isu yang sama setelah sebelumnya tertunda. Rencana awal, Senin (16/8/2021).
“Kami mengkonfirmasi kepada masyarakat Kuningan bahwa kami adalah petarung dan pejuang, sesuai asas kami pemikir-pejuang. Tetapi perlu digaris bawahi, bahwa kami akan bertarung dengan intelektualitas,” tegasnya.
Zio kembali meyakinkan, jika ada lagi yang mengganggu aksi, itu bukan bagian dari pihaknya.
Ia memastikan, jika ada suatu kelompok yang melakukan tindakan refresif maupun mengganggu jalannya kondusiftas aksi nanti, itu bukan bagian dari mereka.
“Dan kami megindikasi bahwa itu merupakan strategi pihak lain untuk membunuh nalar-nalar kritis mahasiswa,” tudingnya. (eki)