KUNINGAN (MASS) – Identitas nasional merupakan fondasi yang kuat dalam membangun dan mempertahankan sebuah negara. Identitas tersebut mencakup nilai-nilai, budaya, sejarah. Dan keyakinan bersama suatu bangsa. Dalam era globalisasi yang semakin maju dan perubahan sosial yang cepat, menjaga dan mempertahankan identitas nasional menjadi tantangan yang semakin penting (Billah, H. U., et.al. 2023).
Identitas nasional merupakan karakteristik sangat penting dalam pembentukan kesatuan kesatuan, Identitas nasional merupakan jati diri yang khas dan unik yang dimiliki oleh bangsa yang menjadi pembeda dari bangsa lain. Indonesia, negeri khatulistiwa yang dikaruniai keindahan, kekayaan alam dan kekayaan dan budaya. Dalam era globalisasi dan modernisasi perubahan sosial dan budaya merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari. Di tengah arus perubahan yang cepat Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan identitas nasional. Keberadaan identitas sangat diperlukan dalam kehidupan suatu negara. Apabila suatu negara tidak memiliki suatu identitas, maka keberadaan negara tersebut tidak dianggap oleh dunia. Unsur-unsur yang membentuk identitas sendiri yaitu suku bangsa, komposisi etnis, agama, juga kebudayaan yang dimiliki oleh setiap daerah serta bahasa pemersatu bangsa (Nuha, M. U., et.al. 2024.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keberagaman tertinggi di dunia. Keberagaman tersebut tidak hanya menjadi ciri khas suatu bangsa, tetapi juga menjadi sumber kekuatan yang mampu mendorong kemajuan dan inovasi. Namun, di era modernisasi yang diwarnai oleh globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi, tantangan untuk melestarikan keberagaman tersebut menjadi semakin besar. Transformasi sosial budaya yang ditimbulkan oleh modernisasi sering kali mengancam nilai-nilai tradisional dan jati diri bangsa. Modernisasi menimbulkan berbagai perubahan dalam gaya hidup masyarakat. Munculnya budaya konsumerisme, masuknya budaya asing melalui media massa, serta bergesernya nilai-nilai sosial merupakan beberapa dampak nyata dari perubahan tersebut.
Namun, di tengah arus modernisasi yang terus berkembang, tantangan untuk mempertahankan identitas nasional dan keberagaman budaya semakin besar. Modernisasi, yang sering kali diidentikkan dengan kemajuan teknologi dan perubahan sosial, membawa dampak yang kompleks terhadap pola pikir, perilaku, dan interaksi sosial masyarakat. Dalam konteks tersebut, artikel ini akan membahas secara mendalam tentang perubahan sosial budaya, tantangan yang dihadapi dalam menjaga identitas nasional, serta strategi untuk mempertahankan keberagaman di Indonesia.
PEMBAHASAN
A. Modernisasi Dalam Perubahan Sosial
Modernisasi merupakan bagian dari perubahan sosial yang direncanakan. Pada dasarnya, setiap bangsa dan masyarakat di seluruh dunia terlibat dalam proses modernisasi, meskipun kecepatan dan arah perubahan yang terjadi bervariasi dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Proses modernisasi itu sendiri sangat luas dan hampir tidak dapat dibatasi, mencakup berbagai aspek, mulai dari sosial ekonomi, budaya, hingga politik. Salah satu wujud nyata dari perubahan sosial adalah modernisasi, yang merupakan transformasi sosial budaya yang direncanakan dengan tujuan tertentu. Proses modernisasi yang mencakup berbagai aspek yang luas menjadi tantangan bagi masyarakat, cakupan aspek yang luas termasuk disorganisasi, masalah sosial, konflik antar kelompok, dan berbagai hambatan terhadap perubahan.
Dalam konteks ilmu sosial, modernisasi diartikan sebagai transformasi dari keadaan yang kurang maju atau berkembang menuju kondisi yang lebih baik, dengan harapan untuk mencapai kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera. Modernisasi tidak hanya berkaitan dengan aspek material, tetapi juga melibatkan dimensi imaterial seperti pola pikir dan perilaku masyarakat. Sering kali, perubahan sosial dikaitkan dengan istilah lain yang menggambarkan proses serupa, seperti industrialisasi, modernisasi, dan pembangunan. Kata-kata ini sering digunakan secara bergantian dalam berbagai publikasi. Dengan kata lain, perubahan sosial yaitu perubahan perilaku masyarakat adalah manifestasi dari rekayasa sosial yang dilakukan melalui upaya pembangunan dan industrialisasi, yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat modern. Perubahan perilaku ini menjadi salah satu konsekuensi utama dari proses modernisasi yang dialami oleh masyarakat. Perubahan sosial mencakup modifikasi dalam struktur, sistem, dan organisasi sosial akibat perubahan pola kehidupan manusia, yang dipengaruhi oleh kebutuhan internal dan eksternal masyarakat itu sendiri. Proses ini berlangsung secara berkelanjutan, menjadikan perubahan sosial sebagai fenomena kompleks yang meliputi berbagai tahap dalam kehidupan sosial (Rosana,E. 2017).
B. Identitas Nasional dalam Konteks Keberagaman
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman budaya, suku, agama, dan bahasa. Dalam konteks multidimensional ini, proses integrasi nasional menjadi elemen yang sangat penting bagi Indonesia. Integrasi nasional dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan kesatuan, persatuan, dan kerjasama yang saling menguntungkan di antara berbagai kelompok masyarakat dalam suatu negara dengan keberagaman budaya, suku, agama, dan bahasa.
Integrasi nasional memiliki peranan krusial dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengurangi potensi konflik antar kelompok, serta membangun kesadaran kolektif sebagai warga negara Indonesia yang bangga terhadap kekayaan keragaman budaya yang dimiliki. Selain itu, identitas nasional juga merupakan aspek fundamental dalam proses integrasi nasional. Identitas nasional tersebut mencerminkan perpaduan nilai-nilai budaya, sejarah, dan cita-cita bangsa yang diterima dan diakui oleh seluruh rakyat Indonesia (De Gani, F. A., & Sembiring, M. Y. G.2023).
Identitas nasional Indonesia mencakup nilai-nilai seperti Pancasila sebagai dasar negara, Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan kebangsaan, serta semangat kebersamaan dan gotong royong dalam berinteraksi dalam masyarakat. Pemerintah Indonesia memainkan peranan yang signifikan dalam membangun integrasi nasional serta memperkuat identitas nasional. Berbagai kebijakan dapat diimplementasikan, seperti menyediakan akses pendidikan yang merata di seluruh pelosok negeri, membangun infrastruktur yang memadai, serta memberikan perlindungan dan pelayanan yang adil bagi seluruh warga negara, dan mempromosikan nilai-nilai kerjasama dan gotong royong dalam kehidupan sosial. Selanjutnya, masyarakat Indonesia juga memiliki peranan penting dalam membangun integrasi nasional dan memperkuat identitas nasional. Upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat antara lain meningkatkan kesadaran akan pentingnya toleransi dan kebersamaan, menghargai keberagaman budaya dan suku, serta membangun jaringan kerjasama antara berbagai kelompok masyarakat baik di dalam satu daerah maupun antar daerah.
Identitas nasional Indonesia mencerminkan karakteristik suatu bangsa yang menunjukkan keunikan tersendiri dari setiap warga negaranya. Identitas nasional tidak hanya ditentukan oleh ciri-ciri fisik, tetapi juga oleh unsur suku, ras, budaya, dan agama yang beragam serta peran sejarah dalam pembentukan jati diri bangsa. Oleh karena itu, pemahaman tentang identitas nasional Indonesia perlu dilakukan dalam konteks yang dinamis, mengingat bahwa suatu bangsa senantiasa dalam hubungan interaksi dengan bangsa-bangsa lain, baik di ranah nasional maupun internasional. Penting untuk dicatat bahwa bangsa Indonesia telah mewarisi berbagai potensi alam, kekayaan hayati, serta keragaman sosial budaya yang melimpah. Kekayaan tersebut merupakan modal dasar yang perlu dikelola untuk kepentingan rakyat. Diharapkan bahwa kearifan lokal dapat berkembang sebagai modal budaya Indonesia yang akan memperkuat jati diri bangsa, menjadi acuan dalam membangun kesadaran kebangsaan, meningkatkan kualitas manusia dan bangsa Indonesia, serta menghormati harkat dan martabat setiap individu, menyemai rasa kesopanan dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai representasi eksternal dalam diplomasi budaya antara bangsa-bangsa (De Gani, F. A., & Sembiring, M. Y. G.2023).
C. Perubahan Sosial Budaya dalam Konteks Modernisasi
Modernisasi merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi perubahan sosial dalam masyarakat. Dampak modernisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan sosial, baik di lingkungan pedesaan maupun perkotaan. Keberadaan modernisasi di tengah kehidupan masyarakat membawa perubahan yang substansial dalam berbagai aspek kehidupan. Modernisasi muncul sebagai hasil dari konsepsi masyarakat mengenai perubahan sosial. Manifestasi dari perubahan sosial dalam masyarakat dapat dilihat dalam bidang usaha, pemasaran, kualitas produk, pendidikan, adat istiadat (budaya), serta pemanfaatan teknologi komunikasi sebagai sarana pemasaran. Pengaruh modernisasi telah meluas ke seluruh sektor kehidupan sosial, baik di dalam lingkungan keluarga maupun dalam masyarakat luas.
Modernisasi tidak hanya terlihat melalui kemajuan teknologi, tetapi juga tercermin dalam perubahan pola pikir (ide atau gagasan). Kehadiran modernisasi dapat diamati dalam berbagai bentuk, baik yang disadari maupun yang tidak disadari, sehingga dapat dikatakan bahwa hampir tidak ada individu yang terlepas dari dampak modernisasi. Dampak dari modernisasi mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik di masyarakat urban maupun di masyarakat rural. Perubahan sosial budaya dalam masyarakat juga dipicu oleh perkembangan zaman. Sebuah revolusi dapat mengubah budaya dan struktur sosial yang telah ada sejak dahulu. Dampak modernisasi ini mengandung sisi positif dan negatif bagi sosial maupun budaya (Hatuwe, R. S. M., dkk. 2021).
Salah satu dampak yang paling signifikan dari modernisasi adalah pergeseran nilai-nilai tradisional. Banyak masyarakat yang mulai mengadopsi gaya hidup modern yang lebih mengedepankan individualisme, sementara nilai-nilai kolektivisme yang merupakan karakteristik masyarakat Indonesia mulai mengalami erosi. Dalam konteks ini, generasi muda sering kali lebih terpengaruh oleh budaya pop global dibandingkan dengan tradisi lokal mereka sendiri. Fenomena ini dapat berpotensi mengakibatkan hilangnya rasa identitas serta keterikatan terhadap warisan budaya. Globalisasi telah mempercepat proses pertukaran budaya di seluruh dunia.
Masyarakat Indonesia tidak lagi terisolasi dari pengaruh luar; mereka kini terpapar pada berbagai ide serta praktik dari seluruh dunia melalui media sosial, film, musik, dan produk-produk konsumerisme. Walaupun hal ini membuka peluang untuk pertukaran budaya yang positif, terdapat risiko bahwa budaya lokal akan terpinggirkan atau bahkan lenyap sepenuhnya. Homogenisasi budaya dapat mengancam keberagaman yang selama ini menjadi kekuatan bangsa.
Dalam konteks perubahan sosial dan budaya ini, penting untuk memahami bahwa setiap perubahan membawa konsekuensi yang dapat bersifat positif maupun negatif. Di satu sisi, modernisasi dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui akses yang lebih baik terhadap pendidikan, kesehatan, dan teknologi. Di sisi lain, modernisasi juga dapat menyebabkan disintegrasi sosial jika masyarakat tidak mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
D. Strategi Menjaga Keberagaman di Tengah Modernisasi
Menjaga keberagaman di era modernisasi membutuhkan strategi yang menyeluruh dan kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, media massa, dan individu. Salah satu langkah awal yang bisa diambil adalah meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keberagaman sebagai aset yang berharga bagi bangsa. Sistem Pendidikan merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran penting dalam membentuk pandangan dan sikap masyarakat terhadap multikulturalisme. Pendidikan berfungsi secara strategis dalam membangun nilai, persepsi, dan pengetahuan individu mengenai keberagaman budaya dan etnis. Oleh karena itu, kebijakan pendidikan yang bertujuan untuk mempromosikan kehidupan multikultural menjadi sangat krusial dalam upaya menciptakan masyarakat yang inklusif, adil, dan harmonis. Dengan demikian, pendidikan menjadi pilar utama dalam mewujudkan masyarakat yang menghargai keanekaragaman.
Salah satu pendekatan dalam upaya ini adalah melalui pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghasilkan lingkungan pendidikan yang memberikan kesetaraan bagi semua siswa. Pengembangan pendidikan multikultural mutlak diperlukan untuk masyarakat Indonesia, dengan tujuan agar masyarakat dapat lebih memahami pentingnya memelihara perdamaian dan harmoni antar sesama manusia. Salah satu aspek penting dalam kebijakan pendidikan multikultural adalah inklusi dan diversifikasi kurikulum. Kurikulum harus mencerminkan keberagaman budaya dan etnis yang ada di masyarakat, termasuk materi yang mencakup sejarah, budaya, serta kontribusi dari berbagai kelompok etnis dan budaya. Hal ini akan membantu siswa untuk memahami dan menghargai latar belakang yang beragam di sekitar mereka. Melalui proses pendidikan, individu diperkenalkan pada berbagai aspek kehidupan multikultural. Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan kemampuan sosial dan pertumbuhan individu secara optimal, sehingga dapat membentuk hubungan yang kuat antara individu dengan masyarakat dan lingkungan budaya di sekitarnya.
Lebih jauh, pendidikan bertujuan untuk “memanusiakan manusia”, di mana individu diharapkan memiliki pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri, orang lain, alam, dan lingkungan budayanya. Namun, kebijakan pendidikan multikultural tidak hanya terbatas pada pengembangan kurikulum. Diperlukan juga pelatihan bagi guru dan tenaga pendidik untuk memahami serta mengimplementasikan prinsip-prinsip multikultural dalam proses pengajaran mereka. Pelatihan ini harus mencakup strategi untuk mengatasi berbagai tantangan yang mungkin muncul dalam lingkungan kelas yang beragam. Para guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan aman bagi semua siswa, serta memfasilitasi dialog yang mendukung pemahaman dan diskusi terbuka mengenai keanekaragaman (Prasetyo, A. S., dkk (2024).
Dalam hal ini, Generasi muda perlu diberikan kesempatan untuk memahami bangsanya dengan lebih mendalam, agar mereka merasa bangga dan dapat menghayati nilai-nilai kebangsaannya dengan teguh. Hal ini juga diharapkan dapat mendorong mereka untuk berkontribusi dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Peran generasi muda sangat penting dalam membangun masa depan bangsa. Melalui keterlibatan aktif dan bertanggung jawab, mereka dapat memberikan pengaruh positif terhadap perubahan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tanggung jawab mereka dalam menjaga kedaulatan dan kepentingan bangsa mencakup pelaksanaan tugas-tugas sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Generasi muda juga memiliki kewajiban untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka diharapkan mampu mengatasi perbedaan dan konflik yang mungkin muncul, dan mempromosikan keragaman sebagai aset yang berharga bagi bangsa. Selain itu, penting untuk mendorong generasi muda agar menghargai dan mempromosikan persatuan serta kesatuan bangsa. Diharapkan mereka mampu mengatasi perbedaan dan konflik, serta memperjuangkan inklusi sosial, kesetaraan gender, dan menghargai keragaman budaya, agama, dan suku bangsa (Fahrezi, M. S., dkk. 2023).
Media massa memiliki peranan yang signifikan dalam membentuk opini publik. Oleh karena itu, media seharusnya berkontribusi secara aktif dalam mempromosikan keberagaman dengan menampilkan narasi-narasi positif mengenai kerukunan antarbudaya. Program-program televisi, film dokumenter, dan konten digital yang merefleksikan keindahan serta kekayaan budaya lokal dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian tradisi.
Pelestarian budaya lokal merupakan salah satu aspek krusial dalam mempertahankan keberagaman. Pemerintah dan masyarakat perlu berkolaborasi dalam upaya melestarikan tradisi-tradisi yang ada melalui pengembangan pariwisata yang berbasis pada kekayaan budaya. Ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mengedepankan penghargaan terhadap warisan budaya setempat. Seni dan kerajinan tangan merupakan elemen integral dari kebudayaan suatu daerah. Oleh karena itu, revitalisasi seni tradisional seperti tarian daerah, musik tradisional, serta kerajinan tangan perlu didorong melalui program pelatihan dan dukungan finansial bagi para seniman lokal. Dengan langkah ini, generasi muda diharapkan akan lebih termotivasi untuk melanjutkan warisan budaya mereka.
Kesadaran sosial menjadi fondasi yang sangat penting dalam membangun masyarakat yang toleran. Oleh karena itu, program-program sosial yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menghargai perbedaan perlu terus dikembangkan dan diimplementasikan.
PENUTUP
Identitas nasional Indonesia mencerminkan karakteristik suatu bangsa yang menunjukkan keunikan tersendiri dari setiap warga negaranya. Identitas nasional tidak hanya ditentukan oleh ciri-ciri fisik, tetapi juga oleh unsur suku, ras, budaya, dan agama yang beragam serta peran sejarah dalam pembentukan jati diri bangsa. Keberagaman merupakan unsur integral dari identitas suatu bangsa. Dengan merayakan dan melestarikan keberagaman tersebut, kita memperkuat rasa kebanggaan dan cinta terhadap tanah air. Selain itu, keberagaman mengajarkan kita untuk menjadi lebih terbuka dan menghargai karakter unik setiap individu, yang pada gilirannya berkontribusi pada peningkatan kemampuan bersosialisasi dan pembangunan hubungan yang lebih harmonis dengan orang lain. Menghargai keberagaman dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air, juga sangat penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah arus globalisasi.
Dalam menghadapi proses modernisasi yang terus berkembang dengan pesat, adalah tanggung jawab kolektif seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga keberagaman sebagai warisan berharga bangsa Indonesia, demi terciptanya harmoni sosial di tengah perubahan zaman yang cepat. Keberagaman tidak semestinya dianggap sebagai penghalang bagi kemajuan; sebaliknya, ia merupakan kekuatan yang dapat mendorong inovasi dan kreativitas. Dengan komitmen bersama dari semua elemen masyarakat termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, media massa, dan individu-saya yakin kita dapat menciptakan masa depan yang harmonis, di mana setiap individu merasa dihargai dan diterima tanpa memandang latar belakangnya. Melalui implementasi langkah-langkah konkret dalam pendidikan multikultural, promosi dialog antarbudaya, serta pelestarian seni dan kerajinan lokal, kita dapat memastikan bahwa keberagaman tetap menjadi bagian integral dari identitas nasional kita di tengah arus modernisasi global.
REFERENSI:
Fahrezi, M. S., Aulia, P. A., & Santoso, G. (2023). Membela Tanah Air dengan Segenap Jiwa: Peran dan Tanggung Jawab Generasi Muda dalam Menjaga Kedaulatan dan Kepentingan Bangsa. Jurnal Pendidikan Transformatif, 2(2), 391-404. https://jupetra.org/index.php/jpt/article/view/382
Prasetyo, A. S., Raharjo, A. A., & Hayati, K. R. (2024). MEMBANGUN KEHIDUPAN MULTIKULTURAL MELALUI PENDIDIKAN: ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH SMAN 9 SURABAYA. Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan, 4(7), 41-50. https://ejournal.warunayama.org/index.php/causa/article/view/3695
Hatuwe, R. S. M., Tuasalamony, K., Susiati, S., Masniati, A., & Yusuf, S. (2021). Modernisasi terhadap perubahan sosial masyarakat desa namlea kabupaten buru. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(1), 84-96.
De Gani, F. A., & Sembiring, M. Y. G. (2023). Mengenal Identitas dan Integrasi Nasional Indonesia. Indigenous Knowledge, 1(2), 166-178. https://pdfs.semanticscholar.org/2475/4181ce36653a5ebe3694918ce7e0bd5af568.pdf
Billah, H. U., Yunita, M. A., Pratama, M. A., & Kembara, M. D. (2023). Kesadaran berpancasila dalam mempertahankan identitas nasional. Jurnal Bintang Pendidikan Indonesia, 1(2), 113-121. https://ejurnal.stietrianandra.ac.id/index.php/JUBPI/article/view/1373
Nuha, M. U., Fauzia, S. I., Hibatullah, R. H., & Anbiya, B. F. (2024). MEMPERKOKOH IDENTITAS NASIONAL PADA GENERASI MUDA UNTUK MEMBANGUN PESATUAN DAN KESATUAN DI TENGAH GLOBALISASI. JISIPOL| Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 8(3). https://ejournal.unibba.ac.id/index.php/jisipol/article/view/1434
Rosana, E. (2017). Modernisasi Dalam Perspektif Perubahan Sosial. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 10(1), 67-82. https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/alAdyan/article/view/1423/0
Penulis: Navila Laela Herti – Mahasiswa UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon