Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Perubahan Pasca Retret Ramadhan

KUNINGAN (MASS) – Ramadhan yang merupakan bulan retret spiritual bagi pembentukan kepribadian Muslim yang bertakwa (QS Al-Baqarah [2]: 183) telah meninggalkan kita. Tentu banyak kenangan yang telah ditorehkan selama Ramadhan tersebut. Pertanyaannya, apa indikator keberhasilan seseorang dalam mengikuti retret selama Ramadhan?

Keberhasilan seseorang mengikuti retret selama Ramadhan tidak dilihat dari aktifitasnya selama bulan Ramadhan, tetapi sejauhmana ia mampu mengimplementasikan nilai-nilai Ramadhan itu pada sebelas bulan berikutnya.

Ramadhan menjadi start menuju perubahan ke arah yang lebih baik, baik dalam skala individu, keluarga, masyarakat maupun bangsa. Perubahan secara vertikal maupun horizontal. Sekali lagi, perubahan menuju perbaikan dalam pelbagai dimensi kehidupan adalah keniscayaan.

Saat berpuasa, kita dilarang melakukan hal-hal yang pada hakikatnya halal jika dilakukan pada siang hari selain bulan Ramadhan, seperti makan dan minum. Maka usai mengikuti retret Ramadhan kita mesti semakin komitmen untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang jelas asal usulnya.

Allah SWT berfirman, ”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah [2]: 168).

Advertisement. Scroll to continue reading.

Dalam skala keluarga, seorang kepala keluarga mesti memastikan makanan dan minuman serta segala fasilitas keluarga bersumber dari harta halal. Demikian pula dalam skala bangsa, para pengelola negara mesti memastikan agar masyarakat terjamin sumber konsumsinya sehat, bergizi dan halal. Serta segala fasilitas yang tersedia bersumber dari anggaran yang jelas asal usulnya.

Saat berpuasa dianjurkan untuk menghindari setiap perkataan kotor. Maka usai retret Ramadhan kita mesti komitmen dengan ucapan yang baik dan berusaha menjauhi segala bentuk permusuhan dan menyakiti orang lain.

Rasulullah SAW bersabda: ”Bisa jadi seseorang mengatakan satu kalimat yang dimurkai Allah, suatu kalimat yang menurutnya tidak apa-apa. Akan tetapi, dengan sebab kalimat itu dia jatuh ke neraka selama tujuh puluh tahun.” (HR Ahmad).

Dalam skala keluarga, maka kepala keluarga mesti memastikan anggota keluarga mampu menjaga lisan dari perkataan buruk. Dalam skala bangsa, pemimpin negara mesti memastikan seluruh kepemimpinan di semua tingkatan mampu mengendalikan lisan dari statement (pernyataan) yang memperkeruh suasana kehidupan berbangsa.

Saat berpuasa dilatih untuk gemar berinfak. Maka usai retret Ramadhan kita mesti komitmen untuk peduli terhadap mereka yang membutuhkan pertolongan. Rasul SAW bersabda, “Wahai Aisyah, halangilah dirimu dari neraka meskipun dengan sebiji kurma, karena hal itu bisa menutupi orang lapar dari kelaparan. (HR Thabrani).

Advertisement. Scroll to continue reading.

Dalam skala keluarga, kepala keluarga mesti mampu menjaga kebiasaan berbagi kepada sesama keluarga untuk saling membantu dan tolong menolong. Pun, dalam skala bangsa, para pemimpin di semua tingkatan mesti memastikan kehidupan bangsa yang saling asah, saling asih, dan saling asuh.

Saat berpuasa dilatih untuk disiplin dengan makan sahur dan berbuka pada waktu yang telah ditentukan. Maka usai retret Ramadhan kita mesti komitmen untuk senantiasa disiplin waktu.

Jafar bin Sulaiman berkata bahwa dia mendengar Robiah menasehati Sufyan Ats-Tsauri, “Sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari. Jika satu hari berlalu, maka sebagian dirimu juga akan hilang. Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, lalu hilanglah seluruh dirimu (baca: mati) sedangkan engkau mengetahuinya. Oleh karena itu, beramallah. (Shifatush Shofwah).

Dalam skala keluarga, kepala keluarga mampu memastikan kedisiplinan dalam kehidupan keluarga dalam semua pernak perniknya sehingga terbangun kehidupan yang teratur dan rapi. Pun, dalam kehidupan bangsa, para pemimpin di semua tingkatan mesti memastikan kedisiplinan dalam pengelolaan anggaran se-efektif dan se-efisien mungkin sehingga tidak terjadi kebocoran.

Begitu seterusnya, retret Ramadhan berpotensi memberikan warna perubahan ke arah yang lebih baik. Seseorang baik dalam skala individu, keluarga maupun bangsa yang berhasil dalam mengikuti retret selama Ramadhan akan menjadi manusia yang mampu memberikan manfaat seluas-luasnya bagi kehidupan keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim.” (HR Muslim).

Semoga Allah membimbing kita agar menjadi manusia yang selalu memberikan manfaat serta kebaikan dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan bangsa. Amin.

Imam Nur Suharno
Pembina Korps Mubaligh HK, serta Kepala Divisi Humas dan Dakwah Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Ramadhan yang merupakan bulan pelatihan pembentukan kepribadian Muslim yang bertakwa (QS Al-Baqarah [2]: 183) telah meninggalkan kita. Banyak kenangan yang ditorehkan...

Advertisement