Connect with us

Hi, what are you looking for?

Netizen Mass

Perubahan Besar Dimulai dari Merasa Kekurangan Bukan Merasa Bersih

KUNINGAN (MASS) – “Pernyataan bahwa ‘untuk membersihkan lantai yang kotor tidak boleh menggunakan sapu yang kotor” sepertinya dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa hanya orang yang dianggap bersih yang bisa memimpin.

Namun, pernyataan ini juga mengandung ironi yang mendalam. Sebuah sapu, sebersih apa pun ketika baru, akan menjadi kotor setelah dipakai. Artinya, siapa pun yang terjun untuk melayani masyarakat pasti akan menghadapi tantangan dan kesulitan yang bisa membuatnya tampak ‘kotor’ di mata orang lain.

Kita juga perlu mengingat bahwa sapu yang kotor tidak selamanya tidak berguna. Justru, sapu tersebut telah bekerja keras membersihkan lantai, menghadapi debu dan kotoran demi menjaga rumah tetap bersih. Maka, lebih baik kita fokus pada seberapa efektif sapu itu bekerja, bukan seberapa bersih tampilannya.

Lebih jauh lagi, mari kita ibaratkan proses kepemimpinan seperti seorang petani yang bekerja di ladang. Seorang petani sejati tidak takut tangannya menjadi kotor oleh tanah karena ia tahu, dari tanah yang subur inilah tanaman bisa tumbuh dan hasil panen bisa dinikmati oleh banyak orang. Demikian juga dengan seorang pemimpin, yang tidak takut terjun langsung mengatasi masalah rakyatnya, meskipun harus ‘mengotori tangan’ demi memastikan kesejahteraan mereka.

Sejarah juga mengajarkan kita bahwa perubahan besar sering kali dimulai dari keberanian untuk mengakui kekurangan, bukan dari menganggap diri paling suci dan benar. Alih-alih mencemooh orang lain atau menganggap diri sebagai satu-satunya yang layak, marilah kita bersama-sama saling introspeksi, saling belajar, dan saling mendukung untuk membangun Kuningan yang lebih baik.

Jika memang ingin membersihkan lantai yang kotor, mari kita lakukan bersama-sama dengan niat tulus, bukan dengan sekadar menyalahkan ‘sapu yang kotor’. Karena pada akhirnya, bukan sapu yang menjadi masalah, melainkan bagaimana kita menggunakannya. Sapu baru atau lama, yang penting adalah kemauan untuk bekerja dan membersihkan kotoran, bukan sekadar mencari kesalahan orang lain untuk dijadikan kambing hitam.

Ini semata untuk menekankan pentingnya ketulusan dan kerja nyata dalam kepemimpinan, bukan sekadar klaim kebersihan atau tudingan terhadap orang lain.

Penulis : KH Ubaidilah (Rois Syuriah PC NU Kuningan)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Headline

KUNINGAN (MASS) – Hari-hari paska pendaftaran Calon Bupati/Wakil Bupati Kuningan, media massa ramai memberitakan statement salah satu pasangan terkait perlunya “sapu bersih untuk membersihkan...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Analogi “sapu kotor” rupanya terus jadi polemik. Setelah direspon kyai NU yang ditimpali politisi PKB, kini giliran Yaya, seorang politisi PKS...

Advertisement
Exit mobile version